Pendapatan Nelayan Analisis Kebijakan Penghapusan Retribusi Pelelangan Ikan di PPN Pekalogan

2.7 Pendapatan Nelayan

Pendapatan nelayan berasal dari dua sumber yaitu usaha penangkapan ikan di laut dan usaha non perikanan laut. Penangkapan ikan di laut dapat dikatakan sebagai mata pencaharian utama masyarakat nelayan, oleh sebab itu peningkatan pendapatan nelayan sangat terkait dengan peningkatan jumlah hasil tangkapan. Jumlah hasil tangkapan ikan tergantung pada potensi sumberdaya perikanan juga tergantung pada faktor-faktor: 1 Biaya tetap sebagai modal investasi pengadaan perahu dan alat tangkap lain; 2 Biaya bahan dan lain-lain biaya perawatan, bahan bakar dan lain-lain; 3 Penggunaan tenaga kerja; 4 Jenis alat tangkap yang digunakan; 5 Angin; 6 Musim; 7 Perilaku dari masing-masing nelayan; 8 Pengalaman nelayan; dan 9 Inisiatif dalam menangkap ikan oleh nelayan. Tingkat pendapatan nelayan juga dipengaruhi oleh sosial budaya nelayan. Sosial budaya khususnya kelembagaan adalah dalam bentuk sistem hubungan kerja, sistem bagi hasil, dan ikatan sosial ekonomi antara nelayan dengan lembaga tataniaga pemberi modal. Kelembagaan yang berlaku akan berbeda antara nelayan tradisional dengan nelayan modern, begitu pula keterikatan nelayan dengan lembaga pemberi kredit akan berbeda antara nelayan tradisional dengan nelayan modern Pangemanan, 1994. Selanjutnya menurut Sahami 2006, pendapatan nelayan bergantung pada pemasaran hasil tangkapan. Damanhuri 1997 vide Sahami 2006 menyatakan bahwa data potensi, jumlah armada penangkapan, jumlah nelayan, dan jumlah produksi hasil tangkapan merupakan faktor yang sangat penting untuk mewujudkan kenaikan tingkat pendapatan masyarakat nelayan. Analisis pendapatan bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen input dan output yang digunakan dalam usaha, serta besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha. Keuntungan usaha diperoleh dari selisih antara total penerimaan total revenue dan total biaya total cost. Bila penerimaan total lebih besar dibandingkan dengan biaya total maka usaha tersebut dikatakan untung, jika sebaliknya usaha tersebut dikatakan merugi Djamin, 1984 vide Lee, 2010. Formula yang digunakan untuk menghitung keuntungan usaha menurut Djamin 1984 adalah: µ= TR-TC Keterangan: µ : Keuntungan Rupiah TR : Total Penerimaan Rupiah TC : Total Biaya Rupiah Kriteria: TRTC : usaha menguntungkan TRTC : usaha mengalami kerugian TR=TC : usaha impas Menurut Nugroho 1996 vide Lee 2010, nelayan sebagai pelaku kegiatan perikanan memiliki nilai pendapatan yang berbeda tergantung pada hasil tangkapan produksi dan harga komuditas hasil tangkapan tersebut. Lebih lanjut Hermanto 1996 vide Lee 2010 menyatakan bahwa keberhasilan produksi dan harga hasil tangkapan sangat tergantung pada tingkat penggunaan teknologi perlengkapan, motorisasi unit penangkapan, dan mekanisme alat tangkapan dan penguasaan teknologi. Melalui mekanisasi dan motorisasi, kegiatan usaha penangkapan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dengan kecenderungan demikian diharapkan tingkat pendapatan yang diperoleh rumah tangga akan semakin baik dan meningkat. 2.8 Proses Hirarki Analitik PHA 2.8.1 Definisi PHA