Pajak daerah sebagai salah satu komponen PAD merupakan pajak yang dikenakan oleh pemerintah daerah kepada penduduk yang mendiami wilayah
yurisdiksinya tanpa langsung memperoleh kontra prestasi yang diberikan oleh pemerintah daerah yang memungut pajak daerah yang dibayarkannya. Retribusi
daerah yang merupakan komponen lain dalam PAD merupakan penerimaan yang diterima oleh pemerintah daerah setelah memberikan pelayanan tertentu kepada
penduduk yang mendiami wilayah yurisdiksinya. Perbedaan yang tegas antara pajak daerah dan retribusi daerah terletak pada kontra prestasi yang diberikan oleh
pemerintah daerah. Jika pada pajak daerah, kontra prestasi tidak diberikan secara langsung, maka pada retribusi daerah, kontra prestasi diberikan secara langsung
oleh pemerintah daerah kepada penduduk yang membayar retribusi tersebut Riduansyah, 2003.
Selanjutnya dalam penjelasan atas Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
yang dimaksud dengan PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. .
2.2 Pelabuhan Perikanan
Menurut Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, definisi pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
perikanan bersandar, berlabuh, dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.
Menurut Keputusan Menteri Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pelabuhan Perikanan, menyebutkan bahwa pelabuhan perikanan dibagi ke dalam empat tipe
yaitu: 1 Pelabuhan Perikanan Samudera Pelabuhan Perikanan Klas A yaitu pelabuhan
yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah laut teritorial, Zona Ekonomi Eksklisif Indonesia, dan
wilayah perairan Indonesia;
2 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Klas B yaitu pelabuhan yang skala layanannya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah laut
teritorial dan wilayah Zona Eksklusif Indonesia; 3 Pelabuhan Perikanan Pantai Pelabuhan Perikanan Klas C yaitu pelabuhan
yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, dan Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia; dan 4 Pangkalan Pendaratan Ikan, untuk selanjutnya disebut PPI Pelabuhan
Perikanan Klas D, yaitu pelabuhan yang skala pelayanannya sekurang- kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman
dan perairan kepulauan. Menurut Lubis 2010, fasilitas pelabuhan digolongkan menjadi tiga yaitu:
1 Fasilitas pokok Fasilitas pokok atau yang juga disebut dengan fasilitas infrastrukur
adalah fasilitas dasar atau pokok yang diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran
kapal baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan. Fasilitas-fasilitas pokok tersebut antara lain adalah
dermaga, kolam pelabuhan, alat bantu navigasi, dan breakwater atau pemecah gelombang.
2 Fasilitas fungsional Fasilitas fungsional dikatakan juga suprastruktur adalah fasilitas yang
berfungsi untuk meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok sehingga dapat menunjang aktivitas di pelabuhan. Fasilitas-fasilitas fungsional ini
dikelompokkan antara lain: a. Penanganan hasil tangkapan dan pemasarannya: Tempat Pelelangan Ikan
TPI, fasilitas pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan ikan seperti gedung pengolahan dan tempat penjemuran ikan, pabrik es, gudang es,
refrigerasi atau fasilitas pendinginan seperti cool room dan cold storage, serta gedung-gedung pemasaran;
b. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkap ikan: lapangan perbaikan alat penangkapan ikan, ruangan mesin, tempat
penjemuran alat penangkap ikan, bengkel, slipway, gudang jaring, dan vassel lift alat mengangkat kapal dari kolam pelabuhan ke lapangan
perbaikan; c. Fasilitas perbekalan: tangki dan instalasi air minum, tangki bahan bakar; dan
d. Fasilitas komunikasi: stasiun jaringan telepon dan radio SSB. 3 Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan peranan pelabuhan atau para pengguna mendapatkan
kenyamanan dalam melakukan aktivitas di pelabuhan. Fasilitas ini dapat berupa fasilitas kesejahteraan MCK, poliklinik, mess, kantin, musholla dan
fasilitas administrasi kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syahbandar, dan kantor bea cukai.
2.3 Tempat Pelelangan Ikan