Analisis Dampak Penghapusan Retribusi terhadap Perawatan Fasilitas TPI Analisis Kebijakan Retribusi Pelelangan Ikan dengan Metode PHA

dengan jumlah trip maksimal yang dilakukan untuk setiap musim dalam satu tahun. 2 Mengetahui besarnya retribusi pelelangan ikan yang harus dibayarkan oleh nelayan dan hak-hak nelayan dari alokasi retribusi tersebut; 3 Mengetahui fasilitas atau jasa apa saja yang diterima oleh nelayan dengan adanya penarikan retribusi pelelangan ikan; 4 Menganalisis resiko penghapusan retribusi pelelangan ikan terhadap pendapatan nelayan secara deskriptif.

3.5.3 Analisis Dampak Penghapusan Retribusi terhadap Perawatan Fasilitas TPI

Tahap-tahap yang dilakukan untuk mengetahui dampak penghapusan retribusi pelelangan ikan terhadap penyediaan fasilitas dan perawatan fasilitas di TPI PPN Pekalongan adalah: 1 Mengetahui fasilitas-fasilitas apa saja yang tersedia di TPI PPN Pekalongan untuk menunjang pelaksanaan proses pelelangan ikan; 2 Mengetahui alokasi dana retribusi bagi pembiayaan perawatan fasilitas tersebut; dan 3 Menganalisis sumber pembiayaan bagi perawatan fasilitas jika tidak ada pemungutan retribusi pelelangan ikan.

3.5.4 Analisis Kebijakan Retribusi Pelelangan Ikan dengan Metode PHA

Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan PHA yaitu: 1 Menyusun hirarki Menyelesaikan permasalahan yang kompleks seperti pengambilan suatu keputusan, diperlukan pemecahan masalah tersebut ke dalam elemen-elemen pokok, kemudian elemen tersebut dibagi lagi ke dalam sub-sub elemennya, dan seterusnya sampai membentuk suatu hirarki. Dalam menyusun hirarki tersebut diperlukan penyusunan suatu rincian relevan yang cukup untuk menggambarkan persoalan dengan sebaik mungkin. Ada empat tingkatan dalam penelitian ini untuk menyusun hirarki melalui rincian yang relevan, yaitu: 1 Tingkat pertama adalah adanya fokus yang akan diidentifikasi yaitu kebijakan penghapusan retribusi tempat pelelangan ikan di PPN Pekalongan; 2 Tingkat kedua adalah pihak yang berkepentingan, dalam hal ini adalah nelayan, pengelola TPI, bakul, dan Pemerintah Daerah Kota Pekalogan; 3 Tingkat ketiga adalah kriteria yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan pihak-pihak terkait dengan pengambilan suatu kebijakan. Kriteria-kriteria ini diambil berdasarkan tujuan alokasi dana retribusi pelelangan ikan tersebut antara lain adalah: a Tersalurkannya dana retribusi kepada nelayan; b Tersedianya fasilitas TPI yang baik; c Terpeliharanya organisasi nelayan; d Lancarnya pemasukan untuk kas daerah; e Terpeliharanya kesejahteraan bakul ikan; dan f Kesadaran nelayan dan bakul ikan untuk membayar retribusi; 4 Tingkat keempat adalah alternatif tindakan yang diusulkan. Tujuan dari penentuan alternatif ini adalah untuk memberi pandangan menyeluruh terhadap berbagai hubungan yang kompleks yang melekat pada situasi dan memungkinkan dalam pengambilan keputusan sebagai dasar penilaian. Alternatif yang diusulkan dalam penelitian ini adalah adanya penghapusan retribusi pelelangan ikan dan tidak dihapuskannya retribusi pelelangan ikan. 2 Menetapkan prioritas Menurut Nurani 2002 tujuan dari penetapn prioritas adalah untuk dapat membandingkan tingkat kepentingan dari berbagai pertimbangan yang ada. Perbandingan dilakukan dengan membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkatan tertentu dalam kaitannya dengan elemen pada satu tingkatan di atasnya. Penilaian disajikan dalam bentuk matriks berbanding berpasangan Pairwise Comparison dan dibuat untuk setiap tingkat hirarki. Prioritas setiap elemen diperoleh dengan cara menyatukan atau mensintesis pertimbangan yang telah dibuat. Langkah-langkah dalam menetapkan prioritas yaitu: a. Membuat matriks banding berpasangan Matriks banding berpasangan sebagai langkah pertama dalam menetapkan prioritas dibuat dari puncak hirarki, kemudian satu tingkat di bawahnya dan seterusnya dibuat untuk keseluruhan tingkat hirarki. Matriks banding berpasangan dapat berdasarkan pendapat perseorangan matrik individu, dapat pula berdasarkan pendapat dari beberapa orang matrik gabungan. Matriks banding berpasangan diisi dengan suatu bilangan yang menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen atas elemen yang lain, berkenaan dengan sifat yang dibandingkan. Bilangan yang digunakan adalah suatu skala nilai dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 1. Penggunaan skala 1 sampai 9 dianggap mampu untuk membedakan intensitas tata hubungan antar elemen. Matriks untuk pembandingan berpasangan: Tabel 2 Matriks pembanding berpasangan C A1 A2 A3 A4 ... An A1 1 a 12 a 13 a 14 … a 1n A2 1 a 12 1 a 23 a 24 … a 2n A3 1 a13 1 a23 1 a 34 … a 3n A4 1 a14 1 a24 1 a34 1 … a 4n … … … … … … … … … … … … … … An 1 a1n 1 a2n 1 a3n 1 a4n … 1 Keterangan : C : Kriteria atau sifat yang digunakan untuk pembanding A1, A2,…Cn : Set elemen yang akan dibandingkan, satu tingkat di bawah C a12, a13....1 : Kuantifikasi pendapat dari hasil komparasi yang mencerminkan nilai kepentingan Ai terhadap Aj Penilaian tingkat kepentingan diperiksa dari suatu elemen yang berada di sebelah kiri dibandingkan dengan suatu elemen yang berada di baris atas matriks. Penilaian perbandingan berdasarkan pada pertanyaan seberapa kuat suatu elemen berkontribusi, mendominasi, mempengaruhi, dan memenuhi atau menguntungkan pada suatu pertimbangan sifat yang dibandingkan dibandingkan dengan elemen lain. Susunan pertanyaan harus mencerminkan tata hubungan yang tepat antara elemen-elemen di suatu tingkat dengan sifat yang ada setingkat diatasnya. b. Mensintesis berbagai pertimbangan Prioritas menyeluruh dari berbagai pertimbangan dalam permasalahan pengambilan keputusan diperoleh dengan cara mensintesis terhadap keseluruhan pertimbangan. Sintesis dilakukan dengan pembobotan dan penjumlahan untuk menghasilkan bilangan tunggal yang menunjukkan prioritas setiap elemen. Pembobotan dapat dilakukan dengan menggunakan rata-rata aritmatik atau dapat pula dilakukan dengan menggunakan rata-rata geometrik. Formulasi untuk menentukan vektor prioritas dari elemen-elemen pada setiap matriks adalah sebagai berikut: 1 Formulasi dengan menggunakan rata-rata aritmatik  Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom Nkj Nkj = aij k Keterangan: Nkj : Nilai kolom kej aij : Nilai setiap entri dalam matriks pada baris I dan kolom j n : Jumlah elemen  Membagi setiap entri dalam setiap kolom dengan jumlah pada kolom untuk memperoleh matriks yang dinormalisasi Ndij = aij Nkj Keterangan: Ndij : Nilai setiap entri dalam matriks yang dinormalisasi pada baris i dan kolom j aij : Nilai setiap entri dalam matriks pada baris i dan kolom j Nkj : Nilai kolom j  Vektor prioritas dari setiap elemen, diperoleh dengan merata-ratakan nilai sepanjang baris Vpi = Ndi j ∑ Ndij Keterangan: Vpi : Vektor prioritas dari elemen i Ndij : Nilai dari setiap entri dalam matriks yang dinormalisasi pada baris i dan kolom j 2 Formulasi dengan menggunakan rata-rata geometrik  Perkalian baris Zi dengan menggunakan rumus = Keterangan: Zi : Perkalian baris n : Jumlah elemen aij : Nilai entri setiap matriks pada baris i dan kolom j k : Kolom pertama  Perhitungan vektor prioritaas atau vektor cirri eigen vector = ∑ Keterangan: Vpi : Vektor prioritas elemen i Zi : Perkallian baris 1 Jika pengambilan keputusan melibatkan banyak orang, dapat dibuat matriks gabungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: = Keterangan: M : Jumlah responden aij : Pendapat individu 3 Konsistensi Rasio konsistensi dihitung dengan rumus sebagai berikut:  Perhitungan akar ciri atau nilai eigen maksimum λ maks dengan rumus: = = Dimana VA adalah Vektor Antara = = Dimana VB adalah nilai eigen = ∑  Perhitungan Indeks Konsistensi CI, dengan rumus: = − − 1  Perhitungan Rasio Konsistensi CR, dengan rumus: = Nilai indeks acak RI dari matriks berordo 1 sampai 10 yang digunakan untuk menentukan Rasio Konsistensi CR tercantum pada tabel 3. Tabel 3 Nilai random consistency index RI untuk jumlah elemen n 1 sampai 10 N RI n RI 1 0,00 6 1,24 2 0,00 7 1,32 3 0,58 8 1,41 4 0,90 9 1,45 5 1,12 10 1,49 Keterangan : n : Ordo RI : Nilai Indeks Acak Data yang didapat dari hasil wawancara pada penelitian ini diolah dengan program komputer Proses Hirarki Analitik, dengan menggunakan alat analisis Expert Choice 9.5 sehingga didapatkan hasil masing-masing kriteria dan sub kriteria. Kerangka pendekatan studi Gambar 2 Kerangka pendekatan studi. Analisis Kebijakan Penghapusan Retribusi Pelelangan Ikan di TPI PPN Pekalongan Pendekatan Kualitatif Pendekatan Kuantitatif Kajian Alokasi Dana Retribusi Dampak Penghapusan Retribusi Pelelangan Ikan Analisis Kebijakan Penghapusan Retribusi Pelelangan Ikan Perda Terkait Dana Retribusi Realisasi Alokasi Dana Retribusi Terkait Pendapatan Nelayan dan Pengelolaan Fasilitas TPI Metode PHA 1 Melakukan kajian terhadap pengalokasian dana retribusi pelelangan ikan di PPN Pekalongan. 2 Menganalisis dampak penghapusan retribusi pelelangan ikan terhadap pendapatan nelayan di PPN Pekalongan dan pengelolaan fasilitas di TPI PPN Pekalongan. 3 Melakukan analisis kebijakan retribusi pelelangan ikan di PPN Pekalongan dengan metode Proses Hirarki Analitik PHA. 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kota Pekalongan 4.1.1 Keadaan Geografi dan Demografi