nelayan. Salah satu dari retribusi perikanan yang dihapuskan adalah retribusi pelelangan ikan. Sampai saat ini ada 4 Provinsi dan 7 Kabupaten atau Kota yang
telah melaksanakan kebijakan penghapusan retribusi pelelangan ikan. Empat Provinsi yang telah melaksanakan penghapusan retribusi yaitu Gorontalo,
Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Sulawesi Utara, sedangkan Kabupaten atau Kota yang telah melaksanakan kebijakan penghapusan retribusi pelelangan ikan
yaitu Cilacap, Luwu Utara, Kota Langsa, Bireun, Buleleng, Kota Tidore dan Kaur Dirjen Perikanan Tangkap, 2011.
PPN Pekalongan merupakan salah satu pelabuhan di Jawa Tengah yang belum melaksanakan kebijakan penghapusan retribusi pelelangan ikan tersebut
dan di PPN Pekalongan khususnya di TPI PPN Pekalongan, retribusi pelelangan ikan secara rutin dipungut setelah kegiatan pelelangan ikan dan selama ini
terdapat manfaat yang didapatkan oleh nelayan di PPN Pekalongan dengan adanya retribusi pelelangan ikan tersebut. Atas dasar tersebut, peneliti ingin
melakukan analisis terhadap kebijakan retribusi pelelangan ikan serta dampak yang mungkin muncul bagi nelayan PPN Pekalongan jika kebijakan penghapusan
retribusi perikanan khususnya pada pelelangan ikan memang dilakukan. Penelitian ini juga penting dilakukan untuk mengkaji bagaimana respon pengguna
TPI atau pelaku retribusi terhadap kebijakan penghapusan retribusi tanpa mengabaikan kepentingan Pemerintah Daerah serta menganalisis tingkat prioritas
kebijakan penghapusan retribusi pelelangan ikan.
1.2 Perumusan Masalah
Adanya retribusi pelelangan ikan yang masih dilaksanakan di TPI PPN Pekalongan dihadapkan dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2002 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 yang telah menetapkan pungutan perikanan yang diperbolehkan dalam Kementerian Kelautan dan
Perikanan serta adanya kebijakan penghapusan retribusi perikanan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2009, menimbulkan pertanyaan apakah dampak
yang akan muncul jika retribusi pelelangan ikan dihapuskan di TPI PPN Pekalongan dimana selama ini retribusi pelelangan ikan memberi manfaat bagi
nelayan di PPN Pekalongan dan apakah kebijakan untuk menghapuskan retribusi
perikanan khususnya retribusi pelelangan ikan merupakan prioritas terbaik atau bukan.
1.3 Tujuan
1 Mengkaji pengalokasian dana retribusi pelelangan ikan di PPN Pekalongan; 2 Menganalisis dampak penghapusan retribusi pelelangan ikan terhadap
pendapatan nelayan di PPN Pekalongan dan pengelolaan fasilitas di TPI PPN Pekalongan; dan
3 Menganalisis kebijakan retribusi pelelangan ikan di PPN Pekalongan dengan metode Proses Hirarki Analitik PHA.
1.4 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dan bahan
pertimbangan bagi pengelola PPN Pekalongan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan serta pemerintah daerah Kota Pekalongan terhadap penerapan
SK Menteri Nomor B.636MEN-KPXI09 tentang penghapusan retribusi dan pungutan hasil perikanan dalam rangka usaha nelayan dan sebagai bahan
pertimbangan bagi penerapan kebijakan di massa yang akan datang.
1.5 Batasan Penelitian
Tujuan dari pembatasan penelitian adalah agar penelitian dapat terfokus, tidak meluas, dan dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai, untuk itu maka
batasan dalam penelitian mengenai penghapusan retribusi pelelangan ikan adalah: 1 Retribusi pelelangan ikan
Mencakup pengertian pelelangan ikan, retribusi, retribusi pelelangan ikan, objek dan subjek retribusi pelelangan ikan, struktur dan besarnya tarif
retribusi pelelangan ikan, serta pengalokasian retribusi pelelangan ikan di PPN Pekalongan tahun 2005 sampai dengan 2010.
2 Penghapusan retribusi pelelangan ikan Acuan yang digunakan adalah surat keputusan menteri perikanan dan
kelautan No. B.636MEN-KPXI09 tentang penghapusan retribusi dan
pungutan hasil perikanan dalam rangka usaha nelayan.
3 Pendapatan Nelayan Perhitungan pendapatan nelayan diperoleh dari selisih antara pendapatan
kotor yang didapat dari hasil pelelangan ikan dengan biaya operasional serta retribusi pelelangan ikan. Biaya operasional yang digunakan dalam
perhitungan terdiri dari biaya bahan bakar, es, air tawar, konsumsi ABK, SIB, pas masuk, bongkar muat, biaya perawatan mesin, kapal, dan alat tangkap.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Otonomi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah