Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Kemampuan Pemahaman konsep matematika Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari gambar 4.3 menunjukkan adanya perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan
grafik tersebut terlihat bahwa kurva kelas eksperimen lebih bergeser ke kanan. Nilai tertinggi pada kelas kontrol masih lebih rendah dibandingkan nilai tertinggi pada
kelas eksperimen. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen sebesar 92, sedangkan kelas kontrol hanya 83. Pada kelas eksperimen nilai terendah juga lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 46 sedangkan nilai terendah pada kelas kontrol adalah 42. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model collaborative problem solving lebih tinggi
daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Nilai Kemampuan Pemahaman konsep matematika Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Penelitian ini mengukur kemampuan pemahaman konsep berdasarkan tiga indikator diantaranya translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Ditinjau dari indikator
pemahaman konsep matematika tersebut, skor persentase rata-rata indikator
1 2
3 4
5 6
7 8
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
F re
k uens
i
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
pemahaman konsep matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Nilai Rata-Rata Indikator Kemampuan Pemahaman konsep matematika
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No.
Indikator Skor
Ideal Eksperimen
Kontrol ̅
skor ̅
skor
1 Translasi
8 7,16
90,25 6,83
85,38 2
Interpretasi 12
9,39 78,25
8,06 67,17
3 Ekstrapolasi
4 2.33
58,25 1,72
43
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat kemiripan pola nilai rata-rata antara kelas ekperimen dan kontrol. Nilai rata-rata pada indikator translasi mendapatkan
persentase skor tinggi, indikator interpretasi mendapatkan persentase skor sedang, sedangkan indikator ekstrapolasi mendapatkan skor rendah. Namun jika dilihat setiap
indikator terdapat perbedaan antara skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika dilihat dari masing-masing indikator
kemampuan pemahaman konsep siswa pada indikator translasi kelas eksperimen mendapatkan persentase skor sebesar 90,25, sedangkan kemampuan pemahaman
konsep siswa pada kelas kontrol sebesar 85,38. Hal ini menunjukan bahwa, siswa pada kelas eksperimen memiliki kemampuan translasi lebih besar dibandingkan kelas
kontrol. Persentase skor rata-rata pada indikator interpretasi siswa pada kelas
eksperimen sebesar 78,25, sedangkan siswa pada kelas kontrol sebesar 67,17. Artinya, siswa pada kelas eksperimen juga memiliki kemampuan interpretasi lebih
baik dibandingkan kelas kontrol, karena persentase rata-rata skor siswa kelas eksperimen pada indikator interpretasi lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Pada Tabel 4.4 terlihat untuk indikator yang ketiga yaitu ekstrapolasi siswa pada kelas eksperimen mendapatkan persentase skor lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan persentase skor sebesar 58,25, sedangkan kelas kontrol sebesar 43. Artinya, siswa pada kelas eksperimen juga memiliki
kemampuan ekstrapolasi lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, karena persentase
skor rata-rata skor siswa kelas eksperimen pada indikator tersebut lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Berdasarkan uraian di atas dari ketiga indikator kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diukur pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yaitu
indikator translasi, interpretasi dan ekstrapolasi, persentase skor rata-rata tertinggi diperoleh pada indikator translasi. Hal ini berarti, kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa paling baik ada pada indikator translasi. Secara visual skor persentase indikator pemahaman konsep matematika siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram berikut ini:
Gambar 4.4 Nilai Indikator Kemampuan Pemahaman konsep Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan Gambar 4.4 terlihat bahwa ketercapaian indikator kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada kelas eksperimen selalu lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Artinya, siswa pada kelas eksperimen memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika yang lebih baik dari pada kelas kontrol.
Dari grafik tersebut juga terlihat bahwa kedua kelas baik eksperimen maupun kontrol memiliki nilai terendah pada indikator ekstrapolasi dibandingkan indikator lainnya.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Translasi Interpretasi
Ekstrapolasi Eksperimen
Kontrol
Artinya, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol kurang mampu dalam indicator tersebut.
B. Analisis data
Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai perbedaan dua rata-rata dua kelompok. Uji yang digunakan adalah uji-t. Pengujian uji-t untuk
mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu: 1.
Uji Prasyarat
Dalam penelitian ini, uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji lilliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak, dengan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Jika
α
0,05, maka terima dan tolak
Jika
α
≤ 0,05, maka maka tolak dan terima
Dari hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok eksperimen dengan menggunakan SPSS lihat lampiran 20, diperoleh harga l
= 0,143 dengan nilai
α
= 0,200. karena nilai signifikansi
α
lebih besar dari 0,05 atau
α
0,05, maka H diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang terdapat pada kelompok
eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok kontrol dengan menggunakan
SPSS, diperoleh harga l = 0,184 dengan nilai
α
= 0,062. Karena nilai signifikansi
α
lebih besar dari 0,05 atau
α
0,05, maka H diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa data yang terdapat pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.