Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Seiring berkembangnya model-model atau metode-metode pembelajaran dalam dunia pendidikan. Guru harus pandai merancang pembelajaran dengan memilih model atau metode untuk menciptakan suasana belajar yang mengaktifkan siswa dan menyenangkan. Salah satu alternatif untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif yaitu dengan model pembelajaran collaborative problem solving. Model pembelajaran collaborative problem solving adalah pembelajaran dimana siswa berpartisipasi dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah secara bersama-sama. collaborative problem solving merupakan gabungan antara aspek yang ditemukan dalam pemecahan masalah individu disamping aspek kolaboratif. Pembelajaran ini juga melibatkan anggota kelompok lainnya dalam proses belajar sehingga membutuhkan keterampilan kognitif dan sosial untuk memungkinkan penyampaian pemahaman, pengetahuan, saling berbagi informasi, membuat dan memahami organisasi kelompok yang sesuai, dan untuk melakukan tindakan terkoordinasi untuk memecahkan masalah. Menurut Hesse dalam tulisannya menjelaskan bahwa collaborative problem solving memiliki keunggulan yang sangat berguna ketika berhadapan dengan masalah yang kompleks. Salah satu keunggulannya adalah siswa dapat melakukan pertukaran pengetahuan atau pendapat untuk mengoptimalkan pemahaman. 7 Penerapan model pembelajaran collaborative problem solving diharapkan dapat meningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa”. 7 Hesse Friedrich, A Framework for Teachable Collaborative Problem Solving Skill, Melbourne, Assessment Teaching of 21st-Century Skills, 2012, h. 2-3.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat didentifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut: 1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah. 2. Pemahaman konsep matematika siswa masih rendah. 3. Pembelajaran cenderung masih menggunakan pembelajaran konvensional. 4. Siswa kurang tertarik dan lebih bersikap pasif dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya meneliti kelas VII SMP Islam Madinatul ’Ilmi. 2. Model pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model collaborative problem solving. 3. Pemahaman konsep yang dimaksud yaitu pemahaman translasi, interpretasi dan eksplorasi. Untuk pemahaman ekstrapolasi tidak dikembangkan indikatornya di RPP tetapi tetap diujikan pada posttest.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model collaborative problem solving? 2. Bagaimana pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model konvensional? 3. Apakah terdapat pengaruh model collaborative problem solving terhadap pemahaman konsep matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian eksperimen ini adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model collaborative problem solving 2. Untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model konvensional. 3. Untuk mengetahui pengaruh model collaborative problem solving terhadap pemahaman konsep matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru a. Memperoleh pengetahuan tentang pembelajaran dengan model collaborative problem solving. b. Dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas dengan baik. 2. Bagi peneliti a. Memperoleh pengalaman langsung dalam praktet pembelajaran dengan model collaborative problem solving. b. Memperoleh bekal tambahan sebagai calon guru matematika sehingga diharapkan dapat bermanfaat kelak ketika terjun di lapangan. 3. Bagi pembaca a. Memperoleh pengetahuan tentang Pengaruh Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa. 7

BAB II LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teoritik

1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

a. Pengertian Pemahaman Konsep

Pemahaman berasal dari kata understanding. Suatu pemahaman ditentukan oleh hubungan suatu gagasan, prosedur atau fakta matematika yang dipahami secara menyeluruh jika hal-hal tersebut membentuk jaringan dengan keterkaitan yang tinggi. 1 Sedangkan menurut Longworth, Pemahaman merupakan landasan bagi peserta didik atau siswa untuk membangun wawasan dan kebijaksanaan. 2 Konsep dapat diartikan sebuah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Konsep dasar dapat dipelajari melalui definisi atau penggunaan secara langsung. Dengan kata lain konsep dapat dipelajari dengan cara melihat, mendengar, mendiskusikan, dan memikirkannya. Chaplin menyebutkan pengertian konsep meliputi: 1 Suatu ide atau pengertian umum, berupa kata, simbol, tanda. 2 Suatu ide yang menggabungkan beberapa unsur ke dalam satu gagasan tunggal. 3 Namun menurut Ratna, belum ada suatau definisi yang tepat mengenai konsep. Pengertian konsep yang diberikan dalam kamus, seperti “sesuatu yang diterima dalam pikiran” atau “suatu ide yang umum dan abstrak” menurutnya masih terlalu luas untuk digunakan. 4 Sehingga dari pendapat beberapa ahli dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa konsep adalah suatu 1 Nila Kesumawati, “Pemahaman konsep dan Pembelajaran Matematika”, Makalah disampaikan pada Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008, h. 230. 2 Ibid. 3 Mulyati, Pengantar Psikologi Belajar, Jogjakarta: Quality Publishing, 2007, h. 53. 4 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011, h. 62. ide atau gagasan yang memungkinkan kita untuk dapat mengelompokkan benda ke dalam atu kelompok yang sama. Menurut Duffin Simpson, pemahaman konsep sebagai kemampuan siswa untuk menjelaskan konsep, siswa mampu untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan atau diajarkan kepadanya kedalam bahasa sendiri. 5 Penggunaan suatu konsep biasanya digunakan secara terus menerus untuk menjelaskan satu konsep dengan konsep yang lain. Oleh karena itu siswa harus benar-benar dapat mengklasifikasikan suatu konsep dengan masalah, dan memahami relasinya. Konsep yang salah diterima oleh siswa berakibat fatal untuk mempelajari konsep berikutnya yang saling berkaitan dengan konsep sebelumnya.

b. Pemahaman Konsep dalam Matematika

Terdapat beberapa pengertian matematika menurut para ahli, James dan James menjelaskan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. 6 Sedangkan pendapat yang lain dikemukakan oleh Dindin, menurutnya matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, keterkaitan antar konsep-konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas karena disebabkan kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran yang telah dibuktikan sebelumnya . 7 Depdiknas mengungkapkan bahwa pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar 5 Ibid. 6 Hakikat Matematika, dari http:file.upi.eduDirektoriDUAL- MODESMODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKAHAKIKAT_MATEMATIKA.pdf , h. 4, diakses Sabtu, 4 Januari 2014, pukul: 10.00. 7 Dindin Abdul Muiz Lidinillah, “Strategi Pembelajaran Matematika di Sekoah Dasar”, makalah disampaikan pada Kegiatan Pembinaan Profesionalisme Guru SD Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, Maret 2006, h. 1.