Pembelajaran Kolaboratif Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving
didasarkan pada proses kolaboratif alami mereka masing-masing. Hal ini yang membedakan anatara pembelajaran collaborative problem solving
dengan pembelajaran kolaboratif saja atau pembelejaran problem solving saja.
Djamilah berpendapat bahwa dengan memperhatikan keunggulan model
kolaboratif dan
pendekatan berbasis
masalah, maka
menggabungkan keduanya tentulah dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Gabungan model kolaboratif yang menekankan timbulanya
kolaborasi dan pendekatan berbasis masalah sebagai titik awal dan jangkar yang memandu proses pembelajaran inilah yang disebut pembelajaran
berbasis masalah.
24
Green menjelaskan bahwa collaborative problem solving adalah suatu pendekatan yang berpegang pada dua hal utama. Pertama, bahwa
tantangan sosial, emosional, dan perilaku pada anak sebaiknya dipahami sebagai hasil sampingan dari perkembangan keterampilan kognitif. Kedua,
bahwa tantangan sebaiknya ditangani dengan problem solving yang menjadikan masalah sebagai fokus perhatian, untuk menantang perilaku
secara bersama.
25
Hannebaur menjelaskan bahwa collaborative problem solving menunjukan proses dimana suatu agen cerdas bekerja bersama-sama untuk
mencari sulosi dari suatu masalah umum.
26
Sedangkan menurut Willihnganz menjelaskan bahwa dalam collaborative problem solving,
individu-individu bergabung bersama untuk menemukan solusi yang dapat diterima keduanya. Pendapat berbeda disamapaikan oleh PISA,
collaborative croblem solving merupakan keterampilan kritis dan dibutuhkan dalam pendidikan di dalam kelompok. Di dalam kelompok
24
Djamilah Bondan Widjajan ti, “Strategi Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Masalah”,
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Yogyakarta: FMIPA UNY, 2008, h. 7, Tersedia online:
http:eprints.uny.ac.id105011P13-Djamilah.pdf , diakses pada 30
Desember 2014, jam 12.59 WIB
25
Rose W. Green, The Explosive Child: New York, Guilford Press, 2006 h. 1.
26
Markus Hannebaur, Improving the Quality and Efficiency of Collaborative Problem Solving, Berlin Heiderberg, Spinger-Verlag, 2002 h. 18.
tersebut, siswa menggabungkan pemahamannya dan bekerja sama dalam upaya memecahkan masalah.
27
Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa collaborative problem solving adalah pembelajaran dimana siswa
berpartisipasi dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah secara bersama-sama. Collaborative problem solving merupakan gabungan antara
aspek yang ditemukan dalam pemecahan masalah individu disamping aspek kolaboratif. Pembelajaran ini juga melibatkan anggota kelompok
lainnya dalam proses belajar sehingga membutuhkan keterampilan kognitif dan sosial untuk memungkinkan penyampaian pemahaman, pengetahuan,
saling berbagi informasi, membuat dan memahami organisasi kelompok yang sesuai, dan untuk melakukan tindakan terkoordinasi untuk
memecahkan masalah. Pada model pembelajaran collaborative problem solving siswa
diberikan soal secara individu dengan tujuan agar siswa lebih mandiri. Selanjutnya dibentuk kelompok agar siswa aktif menyampaikan pendapat
atau konsep yang telah diketahuinya. Setelah hasil diskusi didapatkan salah siswa dalam kelompok menjelaskan hasil diskusinya kepada
kelompok lain. Pada tahap yang terakhir ini terjadi koreksi dari kelompok lain sehingga jika ada konsep yang belum benar siswa dari kelompok lain
ini akan meluruskannya. Hesse menjelaskan bahwa collaborative problem solving memiliki
keunggulan yang sangat berguna ketika berhadapan dengan masalah yang kompleks:
1 pertama siswa dapat melakukan pertukaran pengetahuan atau pendapat untuk mengoptimalkan pemahaman, 2 kedua adalah
kerjasama, yaitu terutama disepakati pembagian kerja, melibatkan kontribusi responsif terhadap perencanaan dan analisis masalah, 3 ketiga
adalah sikap tanggap, aktif dan partisipasi secara mendalam.
28
27
PISA 2015, Draft Collaborative Problem Solving Framework, Maret 2013, h. 3.
28
Hesse Friedrich, A Framework for Teachable Collaborative Problem Solving Skill, Melbourne, Assessment Teaching of 21st-Century Skills, 2012, h. 2-3.
Selain kelebihan yang terdapat pada model pembelajaran collaborative problem solving, terdapat juga kelemahan. Kelemahan
tersebut hampir serupa dengan pembelajaran kolaboratif, diantaranya: pendapat dan pertanyaan siswa dapat melebar dari pokok bahasan yang
dipelajari, membutuhkan waktu yang tidak sedikit.