Pengelolaan Situ KONDISI UMUM SITU

Tabel 14. Situ Eksisting dan Potensi Situ Berdasarkan Ukuran Data Satelit 1 ha 1 – 2 ha 2 – 5 ha 5 – 10 ha 10 –30 ha 30 ha Total Jumlah Kota Eks ist Pot Eks ist Pot Eks ist Pot Eks ist Pot Eks ist Pot Eks ist Pot Eks ist Pot DKI Jakarta 73 8 22 4 21 3 13 3 2 134 15 Eksisting : kondisi yang ada Potensi situ : daratan yang dapat dikembangkan sebagai situ Tabel 15. Perbandingan Situ Data Satelit dan Database Proyek Database Proyek Data Satelit KabupatenKota District City Jumlah Luas ha Jumlah Luas ha DKI Jakarta 18 203.86 134 374.8 Data-data dari Departemen Pekerjaan Umum 2005 Tabel 16. Pengelompokan Situ Berdasarkan Ukuran dari Data Base Proyek dan Pemetaan Situ Eksisting dengan Citra Satelit Kota 1 ha 1 – 2 ha 2 – 5 ha 5– 10 ha 10 – 30 ha 30 ha Total number DBP Eksist PDB Eksist PDB Eksist PDB Eksist PDB Eksist PDB Eksist PDB DKI Jakarta 73 2 22 3 21 3 13 3 3 5 2 2 134 18 Eksisting : versi Citra Satelit DBP : Database Proyek Catatan : Hal ini mengisyaratkan bahwa masih diperlukan pendataan yang lebih akurat tentang situ tersebut.

4.6. Manajemen Situ dan Manfaatnya

Mirip dengan manajemen drainase maka manajemen situ-situ harus didefinisikan kembali berdasarkan undang-undang SDA yang baru. Ketidakjelasan siapa yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan situ sudah berlangsung lama. Pada undang-undang baru, siapa yang akan bertanggung jawab atas situ-situ dapat ditentukan berdasarkan lokasi situ dalam Daerah Aliran Sungai. Pengelolaan situ-situ tidak dapat dipisahkan dari daerah tangkapan airnya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka kondisi pengelolaan situ di wilayah DKI Jakarta adalah sebagai berikut: Aspek Kondisi Situ 1. Sebagian besar situ kondisinya kurang baik, bahkan beberapa telah menjadi daratan 2. Sebagian kecil situ dalam kondisi terawat 3. Situ-situ yang kondisinya kurang bagus biasanya berada di wilayah yang tidak tertata. Aspek Masyarakat Bagi masyarakat yang belum menyadari peran dan fungsi situ maka ada kecenderungan memperlakukan situ sebagai daerah belakang yang tidak perlu dirawat dan justru diperparah kondisinya dengan menjadikannya sebagai tempat pembuangan sampah dan sebagainya. Aspek Institusi 1. Walaupun kewenangan pengelolaan situ sebelum diterbitkannya Undang- Undang Sumber Daya Air semestinya ada di pemerintah pusat, namun karena berbagai keterbatasan maka dalam pelaksanaannya pengelolaan situ menjadi sangat terlantar. 2. Situ-situ yang terawat baik biasanya jelas pengelolanya, misal: Situ Lembang oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Situ Taman Pahlawan oleh Sekretariat Negara dan sebagainya. Aspek Luar Dengan diterbitkannya Undang-Undang Sumber Daya Air, Undang-Undang Penataan Ruang, dan Undang-Undang Mitigasi Bencana maka diharapkan menimbulkan implikasi positif bagi pengelolaan situ. Aspek Hak Kepemilikan Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 maka kepemilikan situ sebenarnya berada di pemerintah pusat. Namun situ cenderung menjadi common property karena tidak adanya aturan main yang jelas contoh: terkait dengan aspek legalitas, tidak ada situ yang telah memiliki sertifikat.

4.7. Perubahan Tata Guna Lahan

Lingkungan hijau merupakan jantung kota untuk udara yang bersih, terutama pada daerah pendudukpemukiman yang padat. Dalam perencanaan dan pengembangan kota, khususnya untuk hutan kota seperti Jakarta diperlukan data dan informasi yang lengkap dan akurat. Polusi dari asap mobil dan industri meningkat karena daerah ruang terbuka hijau berkurang. Lingkungan hijau