BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengantar Kerangka
Teoritis
Kajian pengelolaan situ dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kelembagaan. Pendekatan ini akan menekankan pada “fakta”
mengenai apa yang terjadi dalam pengelolaan situ, yaitu terkait dengan faktor- faktor yang mempengaruhi sehingga kondisi aktual terjadi. Kegiatan yang akan
diamati merupakan interaksi yang beroperasi pada dua level, yaitu pengembangan dan spesifikasi kelembagaan atau aturan main rule of the game dan kegiatan
yang mencakup interaksi manusia di dalam kelembagaan yang tersedia the game. Aoki 2001 dalam Rachbini 2006 melengkapi konstelasi tersebut
dengan perlunya pengamatan terhadap unsur penting yang ketiga yaitu pelaku players of the game. Selain itu berdasarkan kajian Ostrom 1990 maka faktor
karakteristik fisik sumber daya dan faktor luar teknologi dan politik juga mempengaruhi kondisi aktual yang ada. Selain itu karena subyek penelitian tidak
terlepas dari aturan hukum mengenai substansi penelitian maka akan dikaji juga peraturan perundangan yang terkait. Meskipun dalam pendekatan kelembagaan
ada berbagai teori namun yang akan dibahas lebih lanjut selain konsep dan teori kelembagaan adalah teori yang mempunyai relevansi erat dengan subyek
penelitian ini, yaitu konsep sumberdaya bersama.
2.2. Konsep Rezim Sumberdaya dan Hak Kepemilikan
Pengelolaan sumberdaya resource merupakan landasan penting dalam pembangunan suatu negara karena efektivitas pengelolaan sumberdaya
sangat menentukan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Di berbagai belahan dunia banyak terjadi kecenderungan pemanfaatan sumberdaya
yang semakin tidak terkendali, baik itu sumberdaya alam maupun sumberdaya buatan, terutama pada sumberdaya-sumberdaya yang karena karakterisitiknya
tidak dapat dimiliki secara individual. Kurang tertatanya aturan mengenai pemanfaatan berbagai bentuk “sumberdaya bersama” mengakibatkan terjadinya
degradasi pada sumberdaya yang dimanfaatkan. Terjadinya degradasi terhadap sumberdaya ini sangat dipengaruhi oleh sistem manajemen yang dipergunakan
dalam memanfaatkannya. Dibawah ini Rustiadi, et.al., 2009 memberikan contoh bagaimana
mendefinisikan barang menurut tingkat persaingan dan eksklusivitasnya. Barang privat adalah barang yang memperlihatkan kepemilikan pribadi serta memiliki ciri
1 excludable, artinya tidak bisa dikonsumsi semua orang, karena bila sudah dikonsumsi oleh seseorang akan mengurangi pihak lain untuk mengkonsumsinya,
dan 2 terbatas karena adanaya persaingan. Contoh barang privat adalah barang yang dimiliki sehari-hari, seperti roti, beras yang dikonsumsi seseorang.
Sedangkan barang publik seperti common goods mencakup sumberdaya milik bersama common property resources CPR’s, barang klub clubs group, dan
barang publik public groups.
Tabel 2. Klasifikasi Barang Benda Berdasarkan Sifat Persaingan dan Sifat Eksklusivitasnya
Excludability Kemampuan Melarang Akses Pihak Luar
Pembagian Cara Klasik Barang Ekonomi
Ya Tidak
Ya Barang milik pribadi
Private good Sumber daya bersama
common poll resource Rivalness
Persaingan Tidak
Barang Klub Club good
Barang publik Public good
Sumber: Ostrom 2000 dalam Ernan Rustiadi et.al,. 2009
Ciri yang paling bisa dikenali dari sumberdaya milik bersama adalah sebagai berikut:
1. Terlampau besarnya biaya untuk menghambat secara fisik maupun dengan menggunakan instrumen hukum positif dan menggunakan sumberdaya
excludabilities. 2. Manfaat yang dipetik oleh seseorang diperoleh berdampak mengurangi
manfaat yang tersedia untuk orang lain rivallness.