produksinya disebut free rider problem. Oleh karenanya, fenomena public goods selalu memunculkan free rider. Ketika suatu barang menjadi sumber daya
bersama, maka setiap orang cenderung menggunakannya secara berlebihan over used. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus maka terjadilah “the tragedy of
the commons”.
2.2.2. Dari ” Tragedy of The Commons” ke “The Drama of The Commons”
Penduduk dunia semakin bertambah sehingga kebutuhannya juga bertambah. Hal ini menimbulkan beberapa masalah karena lahan tidak
bertambah. Kondisi ini menyebabkan wilayah-wilayah dan sumberdaya- sumberdaya yang tadinya dianggap tidak terbatas dan tidak terpikir untuk diatur,
maka sekarang harus mulai dicarikan solusinya. Tragedy of the commons merupakan fenomena penting yang mendasari konsep-konsep dalam ekologi
manusia dan studi lingkungan. Mayoritas isu lingkungan memiliki aspek-aspek the commons di dalamnya. Inti dari semua teori sosial adalah perbedaan antara
manusia yang dimotivasi oleh kepentingannya yang sempit dan manusia yang dimotivasi oleh pandangan terhadap orang lain atau untuk masyarakat secara
keseluruhan. Sebenarnya tragedy of the commons dapat dihindari melalui suatu mekanisme yang dapat menyebabkan individu memandang barang-barang atau
sumberdaya sebagai milik bersama serta adanya kelembagaan yang mengaturnya. Salah satu masalah utama yang terkait dengan penggunaan
sumberdaya common-pool
recources CPRs adalah biaya untuk membatasimencegah akses pengguna potensial. Penunggang gelap free rider
dapat menyebabkan munculnya biaya tinggi dari sumberdaya common-pool dan barang-publik. Masalah penunggang gelap dapat terselesaikan apabila aturan-
aturan diadopsi dan diterima dalam mengatur kegiatan-kegiatan individu dan biaya transaksi pengendalian social cost masih bisa lebih rendah dari manfaat
social benefit. Kelembagaan adalah aturan-aturan yang dibangun masyarakat untuk
menentukan “yang dilakukan dan yang tidak dilakukan” berkaitan dengan situasi tertentu. Banyak tipe pengaturan kelembagaan telah dikembangkan untuk
mencoba mengurangi permasalahan penggunaan yang berlebihan dan penunggang
gelap, misalnya distribusi konflik. Karakteristik khusus bagi common-pool resources dan penggunanya mempengaruhi institusi dalam mengatur penggunaan
sumberdaya tersebut. Semakin seragam, sederhana dan semakin kecil skala sumberdaya maka akan semakin mudah untuk merancang institusi dan untuk
mencegahnya dari over-use serta perusakan. Begitu pula sumberdaya yang rumit dengan penggunaan interaktif dan externalitas negatif akan sulit untuk
dikendalikan. Karakteristik individu pengguna, seperti preferensi, aset, dan karakteristik kelompok keeratan, tingkat kepercayaan, homogenitas dan ukuran
akan mempengaruhi institusi. Penggunaan common-pool resources dipengaruhi juga oleh institusi yang mengatur dan keberadaan teknologi.
2.2.3. Jenis Rejim Penguasaan Sumberdaya Bersama
Rejim penguasaanpemilikan ownership sumberdaya dapat digolongkan atas empat kelompok rejim, yakni: kepemilikan privat, kepemilikan
oleh negara state ownership, kepemilikan bersamaumum common property dan kepemilikan tanpa aturan open access. Bukti-bukti empirik menunjukkan
bahwa tidak ada fakta konsisten yang menunjukkan bahwa satu rejim merupakan pilihan yang terbaik untuk pengelolaan semua tipe sumberdaya bersama. Ostrom
1990 mengamati sejumlah sumberdaya bersama, common-pool recources CPRs yang dikelola oleh masyarakat lokal dengan self management tertentu
justru menjadi lebih baik dan bertentangan dengan ramalan tragedy of the commons menurut Garret Hardin, yang menyatakan pengelolaan oleh masyarakat
akan mendorong ke arah over used dari suatu sumberdaya bersama. Permasalahan pengelolaan CPRs terus berkembang dan menghasilkan
tantangan-tantangan baru. Pemilihan bentuksistem kelembagaan rejim pengelolaan CPRs yang terbaik sangat tergantung dari berbagai hal yang bersifat
kompleks, yaitu: