Nilai Guna Langsung Holcim Educational Forest

Variabel Pendapatan PDPT memiliki nilai koefisien 0,006 yang berarti jika jumlah pendapatan responden bertambah satu rupiah maka nilai WTP akan naik sebesar Rp 0,006. Hal ini dikarenakan semakin tinggi pendapatan responden keinginan untuk membayar jasa lingkungan air bersih akan semakin tinggi. Tingkat pendapatan berpengaruh nyata dengan Sig. 0,008 pada taraf nyata 1. Variebel Pengeluaran PENG memiliki nilai koefisien -0,008 yang berarti jika jumlah pengeluaran responden bertambah satu rupah maka nilai WTP akan turun sebesar Rp. 0,008. Pengeluaran responden yang semakin bertambah akan megurangi kesediaan membayar responden. Variabel ini memiliki sig. sebesar 0,011 yang berpengaruh nyata pada taraf 15 . Variabel Biaya Pengeluaran Air Bersih BPAB memiliki nilai koefisein sebesar 0,268 yang memiliki arti jika biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk biaya air bersih bertambah sebesar satu rupiah maka nilai responden terkait fungsi hidrologis akan naik sebesar Rp. 0,268. Nilai pembelian air bersih ini memliki sig sebesar 0,000 yang berarti berpengaruh nyata pada taraf nyata 1. Variabel pendidikan, jenis kelamin, kependudukan, pekerjaan tambahan dan usia dalam model ini tidak berpengaruh nyata. Nilai P value masing -masing tersebut lebih besar dari taraf α = 0,05 5. Variabel–variabel tersebut hanya menyebabkan perubahan yang kecil dibandingkan variabel lainnya yang signifikan.

2. Nilai Ekonomi Penyimpanan Karbon

Pada ekosistem daratan, cadangan karbon disimpan dalam tiga komponen pokok, yaitu: 1 Bagian hidup biomasa: masa dari bagian vegetasi yang masih hidup yaitu batang, ranting dan tajuk pohon berikut akar atau estimasinya, tumbuhan bawah atau gulma dan tanaman semusim, 2 Bagian mati nekromasa: masa dari bagian pohon yang telah mati jika yang masih tegak di lahan batang atau tunggul pohon, kayu tumbangtergeletak di permukaan tanah, tonggak atau ranting dan daun-daun gugur seresah yang belum terlapuk, 3 Tanah bahan organik tanah: sisa makhluk hidup tanaman, hewan dan manusia yang telah mengalami pelapukan baik sebagian maupun seluruhnya dan telah menjadi bagian dari tanah. Ukuran partikel biasanya lebih kecil dari 2mm Hairiah et al 2011. Biomasa adalah total berat kering tanur vegetasi BSN 2011. Biomassa terdiri atas permukaan dan biomassa bawah permukaan Supriadi dan Adiansyah 2013. Adanya ketiga komponen tersebut membuat adanya dua kelompok keberadaan karbon Hairiah et al 2011: a. Karbon di atas permukaan tanah yang meliputi: biomasa pohon, biomasa tumbuhan bawah seperti semak belukar, tumbuhan menjalar, rumput-rumputan atau gulma, nekromasa berupa batang pohon mati baik yang masih tegak atau telah tumbang dan tergeletak di permukaan tanah dan serasah berupa bagian tanaman yang telah gugur berupa daun dan ranting-ranting yang terletak di permukaan tanah. b. Karbon di dalam tanah yang meliputi: biomasa akar dan bahan organik tanah berupa sisa tanaman, hewan dan manusia yang ada di permukaan dan di dalam tanah yang sebagian atau seluruhnya dirombak oleh organisme tanah sehingga melapuk dan menyatu dengan tanah. Perhitungan nilai ekonomi potensi dari penyimpanan karbon menggunakan transfer nilai dari Rochmayanto et al 2014 yaitu nilai minimum cadangan karbon hutan tanaman adalah 42,172 tonha. Hutan tanaman adalah tegakan hutan yang dibangun dengan cara penanaman dan atau penyemaian dalam proses afforestasi atau reforestasi FAO 2001 dalam Puspitoadji 2011. Harga karbon diasumsikan adalah US 9,12Tc Asmani et al 2010 dalam Iqbal et al 2014 dan nilai kurs US 1 bernilai Rp. 12.880 kurs dalam 13 April 2015. Luas yang digunakan adalah areal pertambangan HOLCIM yaitu 80 ha. Perhitungan nilai ekonomi potensi penyimpan karbon dapat dilihat di bawah ini: NSK = SKB X HK X LA NSK = 42,172 x Rp. 117.466 x 80 NSK = Rp. 396.300.743tahun Keterangan: NSK = Nilai stok karbon Rptahun SKB = Stok karbon tonha HK = Harga karbon US per ton L = Luas HEF Hektar

6.4 Total Manfaat Ekonomi HEF

Total nilai ekonomi didapatkan dari nilai total guna langsung dan nilai total guna tidak langsung. Nilai total guna langsung dan merupakan manfaat tangible dalam Holcim Educational Forest adalah adanya nilai kayu bakar sebesar Rp. 21.000.000 per tahun dan nilai kayu log sebesar Rp. 236.413.800 per tahun. Sedangkan, nilai total guna tidak langsung yang berupa manfaat tidak langsung adalah fungsi hidrologis dengan nilai sebesar Rp. 75.840.000 dan potensi penyimpanan karbon sebesar Rp. 396.300.743. Perhitungan total nilai ekonomi tersebut dapat dilihat melalui Tabel 12: Tabel 12 Nilai Ekonomi Total Manfaat Ekonomi Nilai Ekonomi Rptahun Kayu bakar Rp. 21.000.000 Kayu Log Rp. 236.413.800 Fungsi hidrologis Rp. 75.840.000 Potensi penyimpanan karbon Rp. 396.300.743 Total Rp. 729.554.543 Berdasarkan Tabel 12 dapat kita ketahui jika manfaat dari adanya reklamasi tambang yang dilakukan dengan program hutan pendidikan memiliki manfaat yang besar. Manfaat tersebut adalah manfaat yang dapat didapatkan oleh masyarakat. Manfaat lain dari adanya hutan pendidikan tersebut masih banyak yang belum di eksplorasi dikarenakan masa penanaman yang relatif masih singkat. Manfaat ekonomi tangible yaitu adanya pemanfaatan kayu bakar yang dapat dimanfaatkan masyarakat di buffer zone. Masyarakat dapat memanfaatkan kayu bakar yang bisa digunakan sehari –hari dengan konsekuensi pengambilan kayu bakar yang tidak berlebihan dan tidak mengambil yang usianya relatif masih muda. Kayu bakar tersebut dapat digunakan dan dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membeli gas LPG tabung dan juga membantu mengurangi biaya produksi usaha gula aren. Masyarakat yang mengalami pendapatan rendah diharapkan menjadi sasaran dari potensi kayu bakar ini. Manfaat ekonomi intangible yang didapatkan masyarakat yang seolah – seolah tidak tampak seperti fungsi pohon sebagai fungsi hidrologis dan karbon. Kekurangan air yang terjadi sekarang dapat dihilangkan dengan adanya pohon yang semakin banyak tertanam sehingga akan muncul banyak aliran mata air. Manfaat ini mungkin tidak akan terasa oleh masyarakat dikarenakan tidak terlihat tetapi ini dapat menunjukan bahwa pohon –pohon tersebut ternyata memiliki nilai yang tinggi sehingga perlu dijaga kelestariannya.

6.5 Implikasi dan Rekomendasi

Pertambangan yang merupakan sektor penting untuk pembangunan negeri menimbulkan banyak eksternalitas bagi masyarakat sekitarnya yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas negatif yang dihasilkan adalah pencemaran, perubahan fungsi lingkungan dan berkurangnya biodiversitas. Eksternalitas yang didapatkan oleh masyarakat akan terhenti seiring dengan ditutupnya lokasi tambang oleh perusahaan tetapi jika tidak ada reklamasi maka beberapa fungsi dari jasa lingkungan yang sebelumnya ada tidak akan kembali seperti semula. Eksternalitas negatif yang didapatkan oleh masyarakat desa Sekarwangi dan sampai sekarang masih didapatkan adalah permasalahan air bersih. Masyarakat masih mengeluarkan biaya untuk mendapatkan air bersih dan kekurangan air bersih masih berpotensi menimbulkan konflik. Kekurangan air bersih yang terjadi dapat disebabkan karena penanaman yang dilakukan masih relatif baru sehingga perubahan dalam debit air bersih yang terjadi belum terlalu signifikan. Permasalahan lain yang akan timbul adalah adanya pengangguran yang terjadi disebabkan ditutupnya areal tambang bagi para pekerja. Atas kondisi tersebut pemerintah sendiri telah mengatur reklamasi melalui regulasi yang menyertakan prinsip tentang pemberdayaan masyarakat dan pendekatan sosial ekonomi. Diharapkan setelah selesainya pertambangan masyarakat akan dapat meraih kesejahteraannya. Oleh krena itu, manajemen HEF telah melakukan beberapa program ekonomi alternatif untuk memberikan berbagai macam pelatihan kepada masyarakat agar masyarakat mandiri. Sayangnya, program ini belum memiliki dampak terhadap masyarakat sehingga perlu diperhatikan mengenai keberlanjutan dan analisis kebutuhan masyarakat sehingga program tersebut dapat tepat sasaran. Reklamasi dan revegatasi yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat untuk masyarakat. Manfaat yang didapat akan berbanding lurus dengan kelestariannya. Pemerintah daerah atau pemda terkait pun memiliki peran yang sangat besar dalam pelestarian suatu sumberdaya dikarenakan Pemda adalah pemegang kebijakan tertinggi dalam menentukan izin suatu fungsi lahan Perhitungan nilai ekonomi total dengan menggunakan berbagai macam teknik valuasi pada penelitian ini dilakukan untuk memberikan nilai ekonomi sumberdaya yang menjadi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Sumberdaya dalam hal ini adalah hutan yang merupakan tujuan dari reklamasi ini. Perubahan alih fungsi hutan untuk mendukung pembangunan perlu diperhitungkan dengan cermat sehingga masyarakat alih-alih mendapatkan keuntungan tetapi mengalami kerugian. Nilai ekonomi suatu sumberdaya akan terus bertambah bila terus dikelola dan dijaga sehingga perlu adanya kesatuan dalam menjaga kelestarian hutan tersebut. Pemerintah dapat melihat potensi mana yang dapat dikembangkan dari suatu sumberdaya sehingga kedepannya dapat menjadi cara untuk mensejahterakan masyarakat. Masyarakat dapat beralih dari yang awalnya berprofesi kebanyakan sebagai buruh yang memiliki upah yang rendah atau merantau ke daerah lain menjadi masyarakat mandiri yang dapat hidup dari hasil hutan. Adanya insentif yang jelas didapatkan dapat menjadi motivasi yang tinggi bagi masyarakat untuk melestarikan hutan. Selain itu, reklamasi yang memberikan banyak manfaat ini dapat menjadi acuan kepada perusahaan lain untuk tidak selalu mementingkan profit dan mengesampingan kelestarian. Perusahaan perlu lebih taat dalam mengikuti aturan pertambangan terutama reklamasi. Adanya persepsi positif masyarakat jika suatu perusahaan melakukan reklamasi akan memberikan manfaat positif bagi perusahan di masa depan.