yang mengidentifikasi pengeluaran untuk perbaikan lingkungan hingga mencapai atau mendekati keadaan semula PerMen LH no 15 tahun 2012
tentang Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan. Biaya ini menggambarkan dari jasa lingkungan yang hilang karena adanya pertambangan. Biaya rata-rata
yang dikeluarkan responden dihitung dengan membagi total jumlah uang yang dikeluarkan per bulan dengan jumlah responden yang mengeluarkan biaya
tersebut.
4.4.2 Identifikasi Langkah-Langkah Reklamasi Holcim Educational Forest
Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi proses reklamasi yang dilakukan oleh PT Holcim dengan menggunakan program Holcim
Educational Forest. Data informasi tersebut didapatkan dengan cara melakukan olah data melalui data sekunder yang didapat dari Holcim Educational Forest
seperti data keuangan, laporan tahunan dan data lainnya yang berkaitan. Data tersebut kemudian diolah melalui analisis deskriptif dan diolah melalui
Microsoft word dan excel. Hasil data dari pengolahan data sekunder akan ditampilkan menjadi tabel, grafik dan narasi. Wawancara juga dilakukan kepada
key person dari manajemen Holcim Educational Forest dan tokoh masyarakat untuk mengetahui langkah-langkah tersebut lebih dalam.
4.4.3 Estimasi Manfaat Ekonomi Holcim Educational Forest
Manfaat ekonomi dapat berupa manfaat tangible atau manfaat yang berwujud dan manfaat intangible yaitu manfaat yang tidak berwujud. Manfaat
tersebut dapat berupa nilai guna langsung manupun nilai guna tidak langsung yang kemudian tergabung menjadi nilai total ekonomi Pearce dan Moran 1994.
Perhitungan nilai tersebut dapat menggunakan rumus:
TEV = DUV + NDV + NP + NW +NK.............................................................4
Keterangan: TEV = Total Economic Value
NP = Nilai Pilihan DUV = Direct Use Value
NW = Nilai Warisan NDV = Non Direct Use Value
NK = Nilai Keberadaan
Oleh karena dalam penelitian ini hanya menghitung nilai total guna yaitu nilai guna langsung dan nilai guna tidak langsung sehinga terdapat perubahan
persamaan. Nilai total ekonomi yang didapatkan dalam penelitian ini adalah:
TEV = DUV + NDV...........................................................................................5
Keterangan: TEV = Total Economic Value
DUV = Direct Use Value NDV = Non Direct Use Value
4.4.3.1 Estimasi Nilai Guna Langsung Holcim Educational Forest HEF Nilai guna langsung dan manfaat tangible dari adanya program HEF
terdapat dua macam. Nilai ekonomi dari manfaat kayu bakar dikarenakan ada penanaman pohon kaliandra dan nilai ekonomi kayu log.
A. Nilai Ekonomi Potensi Kayu Bakar
Kayu bakar adalah hasil penanaman dari pohon Kaliandra. Pohon ini ditanam di daerah buffer zone yaitu area yang berbatasan langsung dengan
masyarakat. Manfaat ini secara khusus untuk pelaku usaha gula aren meskipun tidak menutup kemungkinan masyarakat secara luas dapat mendapatkan
manfaatnya. Pelaku usaha gula aren adalah salah satu dari usaha yang dijalankan sebagian RW warga 17 yang memiliki pohon aren. Penjualan gula tersebut
masih seputar desa dan terkadang dibantu oleh pedagang pengumpul untuk jaringan yang lebih luas. Pelaku usaha gula aren menggunakan kayu bakar
dalam proses produksinya dan membutuhkan kayu bakar dalam jumlah yang banyak.
Perhitungan dalam menghitung nilai ekonomi kayu bakar menggunakan pendekatan pasar sebagai berikut, harga kayu bakar yang digunakan adalah
harga kayu bakar di pasar di sukabumi lalu dikalikan dengan pengguna kayu bakar dalam hal ini adalah masyarakat yang menjadi pelaku usaha gula aren.
Hasil yang didapatkan dikali dengan jumlah yang di ambil dan frekuensi pengambilan dalam satu tahun. Perhitungan nilai ekonomi kayu bakar dalam
satu tahun menggunakan persamaan dari Permen LH no 15 tahun 2012:
N
i
= P x J x Q x F.............................................................................................6
Keterangan Ni
= Nilai ekonomi dari kayu bakar Rpkubik Pi
= Harga kayu yang diambil Rpkubik J
= Jumlah pengambil kayu bakar pelaku usaha Qi
= Jumlah kayu yang diambil kubiktahun F
= Frekuensi pengambilan kayu bakar dalam satu tahun kali
B. Nilai Ekonomi Kayu Log
Luas areal HEF dibagi kedalam sepuluh bagian dimana terdapat satu jenis pohon yang dapat dihitung nilai ekonomi kayu log. Jenis kayu tersebut adalah
Pinus yang berada di blok IV, blok VI, blok VIII dan blok IX Perhitungan nilai ekonomi tersebut menggunakan pendekatan berdasarkan harga pasar. Nilai kayu
NKL dihitung berdasarkan harga kayu log jenis kayu Rpm3 dikali dengan potensi areal keseluruhan. Persamaan tersebut didapatkan dari Adirianto 2012
yang meneliti potensi kayu di Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW. HPGW merupakan suatu hutan pendidikan yang juga dikelola oleh Fakultas
Kehutanan IPB yang memiliki lokasi cukup dekat dengan HEF dan dijadikan model dalam mengembangkan HEF. HPGW dan HEF memiliki kebijakan untuk
tidak menebang pohon. Persamaan tersebut lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
NKL= PKL x HKL........................................................................................7 PKL = PKH x LA..........................................................................................8
Keterangan:
NKL = Nilai total kayu log Rp
PKL = Potensi kayu log di areal HEF m
3
HKL = Harga kayu log per kubik di lokasi HEF Rpm
3
PKH = Potensi kayu log per hektar di areal HEF m
3
ha L
= Luas areal HEF ha
4.4.3.2 Estimasi Nilai Guna Tidak Langsung Holcim Educational Forest
Setelah dilakukannya pra –survey penelitian ini didapatkan bahwa manfaat
intangible dari adanya Holcim Educational Forest tersebut adalah adanya nilai
hidrologis dan nilai penyimpanan karbon. Perhitungan manfaat intangible atau
manfaat yang tidak terwujud dalam penelitian ini menggunakan dua metode yang terpisah. Pendekatan metode nilai WTP digunakan untuk mengestimasi
fungsi jasa hidrologis sedangkan nilai penyimpanan karbon adalah benefit transfer.
A. Nilai Ekonomi Fungsi Hidrologis
Manfaat ekonomi fungsi jasa hidrologis seperti yang telah disebutkan sebelumnya menggunakan pendekatan Willingness to pay WTP. Adapun
tahapan estimasi manfaat ekonomi intangible ini adalah sebagai berikut: A. Kesediaan Responden Membayar Jasa Lingkungan
Masyarakat akan diberikan pertanyaan bersedia atau tidak untuk membayar untuk menjamin ketersediaan air bersih. Jika narasumber menyatakan
bersedia maka akan dilakukan teknik elisitasi bidding game dan jika narasumber menyatakan tidak bersedia melakukan pembayaran narasumber perlu
menyampaikan alasannya. B. Estimasi Nilai Pembayaran Jasa Lingkungan Willingness to Pay
Nilai WTP dalam penelitian ini akan menggunakan teknik Contingent Valuation Method CVM. Hanley and Spash 1993 menyatakan bahwa CVM
memiliki tahap sebagai berikut: 1. Membangun Pasar Hipotesis
Pasar hipotesis pada penelitian ini dibentuk atas dasar rendahnya debit air di daerah Desa Sekarwangi akibat penggundulan hutan yang dilakukan oleh PT
Holcim dalam melakukan pertambangan. Dampak yang ditimbulkan dari pertambangan ini adalah pencemaran udara, air, suara, turunnya debit air,
perubahan penampakan lingkungan dan adanya kemungkinan hilangnya habitat dan biodiversitas di dalamnya. Penelitian ini hanya mengukur berkurangnya
debit air seperti tertuang dalam ruang lingkup penelitian. Kondisi yang akan dibangun adalah reklamasi telah selesai dilakukan dan adanya vegetasi
meningkatkan debit air bersih bagi masyarakat. SKENARIO