4. komponen sisaan menyebar normal.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Holcim Educational Forest HEF merupakan suatu kawasan reklamasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengembalikan lahan pasca
tambang dengan program hutan pendidikan. Manajemen Holcim Educational Forest kemudian mengembangkan HEF sebagai model pengelolaan
reklamasirehabilitasi lahan pasca pertambangan yang berkelanjutan. Misi dari HEF menurut PT Holcim Indonesia Tbk dan Fahutan IPB 2012 adalah:
1. Meningkatkan kualitas lingkungan lahan pasca pertambangan melalui penanaman pohon
– pohon pembangunan hutan yang memberikan manfaat ganda secara berkelanjutan multi purpose forest baik berupa barang atau jasa
lingkungan. 2. Mengembangkan pengelolaan hutan untuk kepentingan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 3. Mengembangkan model kolaborasi pengelolaan hutan lestari berbasis
peran dan kepentingan multi pihak multi stakeholder sustainable forest management.
Misi kedua dari HEF ini kemudian menjadi fokus dari penelitian ini yang sejalan dengan PP No 76 tahun 2008 yang menginginkan adanya pemberdayaan
masyarakat didalamnya. Misi kedua ini juga memuat fungsi pendidikan yang mengakibatkan adanya kunjungan dari institusi kepada areal HEF.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui estimasi kerugian yang diderita oleh masyarakat yang berkaitan dengan air bersih, mengetahui proses reklamasi
yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan menggunakan program HEF dan menganalisis manfaat ekonomi tangible and Intangible yang didapatkan
oleh warga atas adanya Holcim Educational Forest. Tahap pertama dalam melakukan penelitian ini adalah mengidentifikasi
kondisi aktual dari HEF. Identifikasi dilakukan dengan cara survey langsung ke lapangan yang berlokasi di RW 13 dan 17 Kecamatan Cibadak, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat. Setelah itu, dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada 50 responden untuk mendapatkan nilai kerugian dan manfaat
ekonomi yang sudah dapat dirasakan pada saat ini. Wawancara juga dilakukan
kepada key person setempat. Wawancara kemudian dilakukan kepada tujuh pelaku usaha gula aren sebagai pemanfaat dari kayu bakar.
Nilai guna langsung yang didapatkan masyarakat dan tangible adalah nilai ekonomi kayu bakar dan nilai ekoonomi kayu log. Nilai guna tidak langsung
yang didapatkan dan intangible adanya fungsi jasa hidrologis dan nilai penyimpanan karbon. Nilai tersebut kemudian dijumlahkan untuk membentuk
nilai total ekonomi yang merupakan merupakan manfaat ekonomi yang sudah dapat dirasakan masyarakat. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
langkah-langkah program dari HEF dan kegiatan dari HEF yang sudah dilaksanakan.
Semua data yang didapatkan oleh penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan mengenai sejauh mana program yang dijalankan selama ini
manajemen HEF dan PT Holcim Indonesia Tbk dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar yang berbatasan langsung. Data tersebut kemudian dapat
menjadi saran bagi perusahaan dan manajemen mengenai kegiatan selanjutnya yang akan dijalankan.