Proses perubahan lahan tambang menjadi hutan pendidikan ini, PT Holcim bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dikarenakan
IPB telah berhasil merubah lahan kritis Gunung Walat Cibadak menjadi Hutan Pendidikan. Holcim berupaya melibatkan masyarakat sekitar ke dalam program
reklamasinya.
2.4.1 Pemberdayaan Masyarakat dengan Program HEF
Sumodiningrat 1999 memberikan definisi dari pemberdayaan masyarakat yaitu pemberdayaan senantiasa menyangkut dua kelompok yang berkaitan yaitu
kelompok yang belum berkembang sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan. Upaya
–upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha maupun
pihak yang peduli kepada masyarakat. Upaya yang dilakukan paling tidak harus memuat lima hal pokok yaitu bantuan dana sebagai modal usaha, pembangunan
prasarana sebagai pendukung pengembangan kegiatan sosial ekonomi rakyat, penyediaan sarana untuk memperlancar pemasaran hasil produksi barang dan
jasa masyarakat, pelatihan bagi masyarakat dan aparat dan penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat.
Prinsip HEF dalam melakukan reklamasi memuat beberapa pokok penting pemberdayaan masyarakat sekitar yaitu Desa Sekarwangi. Beberapa program
telah dicoba dikembangkan oleh PT Holcim, beberapa hal yang sudah ditingkatkan adalah meningkatnya pendapatan beberapa warga terutama yang
berpartisipasi dalam program revegetasi dan reklamasi. Beberapa program pemberdayaan masyarakat lain yang dilakukan oleh PT Holcim masih dalam
tahapan awal dan akan memberikan manfaat di kemudian hari.
2.4.2 Manfaat Ekonomi HEF
Iqbal et al 2014 menyatakan klasifikasi tentang manfaat tangible dan manfaat intangible melalui pendekatan nilai manfaat hutan bambu. Nilai
manfaat hutan berdasarkan atas perilaku pasar atas barang dan jasa yang dinilai tersebut, yaitu:
1. Nilai manfaat berwujud tangible benefits adalah manfaat yang diperoleh dari barang dan jasa yang dapat secara nyata diukur, karena berlaku
mekanisme pasar secara baik.
2. Nilai manfaat tidak berwujud Intangible benefits adalah kebalikan dari manfaat berwujud, yaitu nilai manfaat yang tidak dapat diukur secara
langsung karena mekanisme pasar tidak berjalan atau non market sehingga manfaat sumber daya tersebut belum dinilai secara memuaskan
dalam perhitungan ekonomi.
2.5 Nilai Total Ekonomi
Pearce dan Moran 1994 menyatakan bahwa Total Economic Value TEV terdiri dari nilai guna dan nilai non guna. Nilai guna terbagi kembali
menjadi nilai guna langsung dan nilai guna tidak langsung. Nilai guna langsung merupakan nilai dari manfaat yang langsung dapat diambil dari sumberdaya
seperti pengambilan ikan dan ekstraksi kayu sedangkan nilai guna tidak langsung merupakan manfaat yang diturunkan dari fungsi ekosistem seperti
fungsi hutan sebagai pelindung daerah aliran sungai. Nilai guna langsung dapat dilihat juga pada fungsi hutan sebagai pelindung daerah aliran sungai dan
perikanan dan penyimpanan karbon pada pepohonan Bishop 1998. Setelah adanya nilai guna terdapat nilai pilihan dan nilai non guna. Nilai
pilihan berhubungan dengan penggunaan di masa depan sedangkan nilai non guna ini adanya manfaat intangible seperti keberlanjutan keberadaan spesies,
adanya nilai kebudayaan dan warisan. Nilai – nilai ini tidak terefleksi dalam
harga pasar Bishop 1998.
2.6 Contingent Valuation Method
CVM Contingent Valuation Method dikembangkan oleh Bowen 1943 dan Ciriacy-Wantrup 1947 yang menggunakan metode survey sebagai
instrumen untuk menilai barang publik. CVM merupakan pendapatan yang paling populer diantara pendekatan Stated Preference lainnya. Kepopulerannya
mencapai puncaknya kerika metode ini digunakan untuk menghitung kerugian ekonomi akibat tumpahan minyak Exon
– Valdez di Alaska pada akhir tahun 1900an Hoyos dan Mariel 2010 dalam Fauzi 2014.
NET = Nilai Guna Langsung + Nilai Guna Tidak Langsung + Nilai Pilihan + Nilai Keberadaan + Nilai Warisan