VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pertambangan
Hasil pengamatan yang dilakukan di RW 13 dan RW 17 Desa Sekarwangi terkait dengan eksternalitas yang didapatkan masyarakat, eksternalitas negatif
yang masih berlangsung sampai dengan sekarang adalah adanya kekurangan ketersediaan air bersih. PT Holcim Indonesia Tbk telah melakukan upaya
menangani air bersih seperti pembuatan sumur bor dan pemipaan dari sumber mata air lain tetapi hasilnya belum optimal. Masyarakat kemudian melakukan
berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan airnya sehingga memerlukan biaya tambahan. Biaya yang dikeluarkan untuk mengganti air bersih tersebut dapat
dikategorikan sebagai replacement cost atau biaya pengganti. Replacement cost menjadi pendekatan dalam menghitung kerugian yang dialami masyarakat.
6.1.1 Biaya Pengganti Air Bersih
Masyarakat di RW 13 dan RW 17 Desa Sekarwangi merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Holcim Educational Forest sehingga akan
menjadi pihak yang terkena dampak langsung atas adanya pertambangan. Salah satu perubahan yang terjadi akibat pertambangan adalah kondisi air tanah RW
13 dan RW 17 yang tidak layak konsumsi untuk keperluan masyarakat dan mata air yang sedikit. Kondisi air yang asam ini disebabkan letaknya sangat
berdekatan dengan kawasan pertambangan pasir silika PT Holcim Indonesia Tbk dan mengalirnya unsur kimia yang digunakan dalam tambang kepada air tanah
masyarakat. Debit air yang terus mengalami penurunan disebabkan oleh pepohonan yang ditebang dan diubahnya bukit menjadi lahan tambang yang
gundul. Kedua hal tersebut membuat RW 13 dan RW 17 Desa Sekarwangi
memiliki kesulitan dalam mengakses air bersih untuk keperluan minum, mandi, mencuci dan aktivitas rumah tangga lainnya. Masyarakat melakukan berbagai
macam alternatif cara untuk memenuhi kebutuhan air sehari –hari. Alternatif
cara tersebut adalah menggali sumur dan menggunakan pompa untuk menarik airnya, mencari air menggunakan motor, mengalirkan air menggunakan selang
dari sungai cibatu dan sebagian membeli air galon untuk air minum. Mata air yang tersisa di kedua RW tersebut belum cukup dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat sehingga dibutuhkan pasokan air tambahan. RW 17 dengan topografi yang lebih tinggi menggunakan air bersih yang
ada di sebuah sungai dan beberapa mata air yang tidak terkontaminasi dan mengalirkannya kepada pemandian umum. RW 13 dengan topografi lebih
rendah memiliki satu sumur khusus yang berada di dekat jalan raya untuk kebutuhan primer seperti kebutuhan minum dan masak. Sumur tersebut adalah
satu –satunya mata air untuk keperluan minum dan memasak RW 13 sehingga
disebut sumur warga. RW 13 juga memperkerjakan andir atau tukang air yang bertugas mengalirkan air melalui pipa dari mata air sungai cibatu dengan jarak ±
3Km untuk kebutuhan lain seperti mandi. Biaya yang ditarik oleh andir adalah swadaya masyarakat minimal Rp. 5000. Beberapa warga yang memiliki uang
berlebih diharapkan memberi uang lebih untuk andir tersebut. Berdasarkan wawancara dengan warga RW 13 dan RW 17 mengenai sumber air yang
digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari –hari didapatkan tabel berikut ini:
Tabel 4 Sumber air bersih responden
No Sumber Air Bersih
Jumlah Orang Persentase
1 Sumur warga dan mata air
cibatu 11
22 2
Sumur warga, mata air cibatu dan air galon
14 28
3 Sungai
4 8
4 Sungai dan sumur pribadi
8 16
5 Sungai dan air galon
8 14
6 Sungai, sumur pribadi dan air
galon 5
10
Total 50
100
Responden yang berasal dari RW 13 yang menggunakan sumur warga memiliki jumlah responden sebesar 11 orang 22 dan responden yang
menggunakan sumur dan membeli air galon untuk air minum memiliki jumlah responden sebesar 14 orang 28. Hal ini disebabkan karena RW 13 hanya
memiliki satu sumber mata air dan dijadikan sumur warga yang biasa digunakan oleh warga untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya.
Responden yang berasal dari RW 17 dan menggantungkan diri hanya pada sungai memiliki jumlah responden sebesar empat orang 8, responden yang
menggunakan air galon untuk air minum selain menggunakan air sungai memiliki jumlah responden sebesar delapan orang 16, responden yang
menggunakan air sungai dan memiliki sumur pribadi memiliki jumlah delapan responden 16 dan responden yang menggunakan air sungai, memiliki sumur
pribadi dan membeli air galon memiliki jumlah responden sebesar lima orang 10. Perhitungan biaya yang dikeluarkan tersebut bergantung pada pembelian
air galon. Harga air galon isi ulang depot adalah Rp. 4000 sedangkan harga galon isi ulang asli adalah Rp. 16000. Biaya untuk mengganti air bersih dapat
dilihat pada Tabel 5 dan lebih lengkap pada Lampiran 3. Tabel 5 Biaya pengganti air bersih masyarakat Desa Sekarwangi
Pengganti Air Bersih
Jumlah Responden
orang Biaya pengganti Air Bersih Rp
Min Rp
Maks Rp
Total Biaya
Rp Rata-rata kerugian
Rp rumah tanggabulan
Galon 27
4000 128000 1180000 43703,7
Tabel 5 memperlihatkan ringkasan dalam mengganti air bersih dengan membeli air galon. Nilai galon tersebut bervariasi bergantung dengan galon yang
dibeli. Tabel 5 tersebut memperlihatkan data bahwa total biaya yang dikeluarkan untuk mengganti air adalah Rp. 1.180.000 per bulan dan rata
–rata dari biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk mengganti air adalah Rp. 43.703,7 per
bulan. Jumlah minimum biaya yang dikeluarkan warga RW 13 adalah Rp.
4000bulan untuk mengeluarkan pembelian air galon dan jumlah maksimum adalah Rp. 128.000. Biaya yang dikeluarkan akan bertambah dengan
pembayaran andir khusus RW 13, pembayaran listrik bila menggunakan sumur pompa, pembayaran upah jika melakukan pengangkutan air dan juga bensin bila
mengambil air di tempat yang jauh.
6.2 Langkah-Langkah Reklamasi Tambang dengan Menggunakan Program Holcim Educational Forest
Reklamasi sudah mulai dilakukan oleh PT Holcim pada tahun 2005 sampai tahun 2010 secara langsung dan mandiri oleh PT Holcim yang tidak berjalan
optimal. PT Holcim kemudian bekerjasama dengan Fahutan IPB dalam