Struktur Pasar Petani Produsen Wortel Organik
Saluran pemasaran lima merupakan saluran terpanjang karena memiliki dua lembaga perantara, yaitu tengkulak desa dan pedagang pengumpul. Total
marjin saluran lima sebesar Rp 21 000 per Kg. Petani saluran lima menjual wortel organik kepada tengkulak desa dengan harga Rp 4 000 per Kg. Petani saliran lima
tidak mengeluarkan biaya pemasaran. Tengkulak desa menjual wortel organik dengan harga Rp 6 000 per Kg. Tidak ada biaya pemasaran yang dikeluarkan
tengkulak desa. Marjin yang terbentuk sebesar Rp 2 000 per Kg. Keuntungan yang didapat tengkulak desa sebesar Rp 2 000 per Kg.
Wortel organik yang dijual tengkulak desa kemudian dibeli oleh pedagang pengumpul dengan harga Rp 6 000 per Kg. Pedagang pengumpul menjual wortel
organik kepada supermarket sebesar 14 000 per Kg. Biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul meliputi biaya upah tenaga kerja, biaya pengemasan, dan
biaya transportasi. Besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang pengumpul sebesar Rp 7 900 per Kg. Marjin yang terbentuk sebesar Rp 8 000 per
Kg. Keuntungan yang didapat sebesar Rp 100 per Kg. Wortel organik kemudian dibeli oleh supermarket dengan harga Rp 14 000
per Kg dan dijual kepada konsumen akhir sebesar Rp 25 000 per Kg. Marjin yang terbentuk sebesar Rp 11 000 per Kg. Rendahnya keuntungan yang didapat
pengumpul saluran lima dikarenakan keuntungan tersebut merupakan keuntungan sayuran wortel organik saja sedangkan pengumpul juga menjual sayuran organik
lainnya. Selain itu pengumpul harus menanggung biaya pengambilan wortel organik dari tengkulak desa dan biaya pengantaran ke supermarket sendiri.
Analisis marjin pemasaran wortel organik di Desa Sukagalih disajikan pada Tabel 11.
Berdasarkan analisis marjin pemasaran, saluran pemasaran satu dan tiga lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran dua, empat, dan lima. Besarnya
nilai total marjin saluran satu dan tiga adalah Rp 10 667 dan Rp 12 000 per Kg. Nilai tersebut merupakan harga jual petani dan harga beli konsumen akhir
sehingga tidak ada rentang harga atau nilai total marjin sama dengan nol karena petani langsung menjual wortel organik kepada konsumen akhir. Jika dilihat dari
keuntungan pemasaran dan biaya pemasaran, pelaku saluran pemasaran satu dan
tiga memiliki nilai keuntungan pemasaran yang lebih tinggi dibandingkan biaya pemasarannya.
Saluran pemasaran dua dan empat dapat dikatakan efisien jika dilihat dari nilai keuntungan dan biaya pemasaran yang didapat dan dikeluarkan oleh pelaku
pemasaran saluran dua dan empat karena nilai keuntungan pemasaran lebih tinggi daripada biaya pemasaran. Akan tetapi pada saluran pemasaran dua dan empat
terdapat nilai total marjin sebesar Rp 9 000 per Kg dan Rp 4 500 per Kg yang lebih tinggi daripada nilai total marjin saluran satu dan tiga marjin sama dengan
nol. Saluran pemasaran lima tidak efisien karena nilai total marjin yang tinggi diantara semua saluran pemasaran, yaitu sebesar Rp 21 000 per Kg. Selain itu,
nilai total keuntungan pemasaran yang diterima pelaku pemasaran lima lebih rendah dibandingkan dengan biaya pemasarannya.
Tabel 11. Analisis Marjin Pemasaran Wortel Organik di Desa Sukagalih
Uraian Saluran Pemasaran
1 2
3 4
5 RpKg
RpKg RpKg
RpKg RpKg
Petani Harga Jual
10 667 13 000
12 000 6 000
4 000 Biaya Pemasaran
2 509 2 760
104 Tengkulak Desa
Harga Beli 4 000
Biaya Pemasaran Keuntungan
2 000 Harga Jual
6 000 Marjin
2 000 Pengumpul
Harga Beli 6 000
6 000 Biaya Pemasaran
1 922 7 900
Keuntungan 2 578
100 Harga Jual
10 500 14 000
Marjin 4 500
8 000 Retail Organik
Harga Beli 13 000
Harga Jual 22 000
Marjin 9 000
Supermarket Harga Beli
14 000 Harga Jual
25 000 Marjin
11 000 Total Biaya Pemasaran
2 509 2 760
104 1 922
7 900 Total Keuntungan
8 157 10 240
11 896 2 578
2 100 Total Marjin
10 667 9 000
12 000 4 500
21 000 Sumber: Data Primer, 2014 diolah