menggunakan lahan lainnya untuk bertanam sayuran organik lainnya. Hal ini dikarenakan permintaan pedagang dan pasar yang tidak hanya meminta wortel
organik saja. Jumlah petani produsen wortel organik sebagai petani penggarap dan petani pemilik serta luas lahan yang dimiliki oleh masing-masing petani produsen
wortel organik disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Luas dan Status Lahan yang digunakan Petani Produsen Wortel Organik
di Desa Sukagalih Tahun 2013
Luas dan Status Lahan M
2
Jumlah Orang Persentase
Luas 500
1 14.29
500 – 1 000
5 71.43
1 000 1
14.29 Status Lahan
Milik Sendiri asli 2
28.57 Milik Sendiri hak guna pakai
5 71.43
Sumber: Data Primer, 2013 diolah
5.3.5. Pengalaman Usahatani
Pengalaman petani sampel dalam berusahatani wortel organik berkisar antara empat sampai empat belas tahun. Dua orang petani produsen wortel
organik memiliki pengalaman usahatani organik selama empat tahun. Dua orang petani memiliki pengalaman usahatani organik selama sepuluh tahun. Dua orang
petani memiliki pengalaman usahatani organik selama dua belas tahun dan satu orang petani memiliki pengalaman usahatani organik selama empat belas tahun.
Pengalaman yang dimiliki petani produsen wortel organik didapatkan secara otodidak atau belajar sendiri. Petani terkadang mendapatkan penyuluhan dan
pelatihan mengenai usahatani organik dari para penyuluh.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Identifikasi dan Perbandingan Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran digunakan untuk mengetahui saluran pemasaran yang dilalui oleh komoditas wortel organik dari petani produsen sampai dengan
konsumen akhir. Saluran pemasaran wortel organik yang terbentuk di Desa Sukagalih memiliki lima pola saluran pemasaran. Lima saluran pemasaran wortel
organik di Desa Sukagalih adalah sebagai berikut: 1.
Saluran pemasaran 1: petani
konsumen akhir rumahtangga, 2.
Saluran pemasaran 2: petani
retail organik konsumen akhir rumahtangga,
3. Saluran pemasaran 3: petani
konsumen akhir restoran, 4.
Saluran pemasaran 4: petani
pengumpul
konsumen akhir rumahtangga,
5. Saluran pemasaran 5: petani
tengkulak desa
pengumpul
supermarket
konsumen akhir rumahtangga. Gambar 3 memperlihatkan aliran pemasaran wortel organik dari tingkat
petani sampai tingkat konsumen akhir pada masing-masing saluran. Saluran pemasaran satu dan tiga merupakan saluran pemasaran wortel organik terpendek
dilihat dari jumlah pelaku pemasaran yang terlibat. Pada saluran satu dan tiga, petani produsen wortel organik menjual langsung ke konsumen akhir tanpa
menggunakan jasa lembaga perantara. Pangsa pemasaran wortel organik pada saluran satu sebesar 25.00 persen disalurkan petani langsung ke konsumen akhir
rumahtangga. Konsumen saluran pemasaran satu merupakan konsumen baik individu maupun kelompok yang biasanya memesan langsung kepada petani.
Petani saluran satu menjual wortel organik dengan harga antara Rp 10 000 sampai Rp 12 000 per Kg.
Petani saluran pemasaran tiga menjual wortel organik kepada konsumen akhir restoran yang khusus menyediakan masakan berbahan sayuran organik.
Petani saluran tiga menjual wortel organik dengan harga Rp 12 000 per Kg dengan pangsa pemasaran sebesar 1.74 persen.