. Definisi Operasional METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Identifikasi dan Perbandingan Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran digunakan untuk mengetahui saluran pemasaran yang dilalui oleh komoditas wortel organik dari petani produsen sampai dengan konsumen akhir. Saluran pemasaran wortel organik yang terbentuk di Desa Sukagalih memiliki lima pola saluran pemasaran. Lima saluran pemasaran wortel organik di Desa Sukagalih adalah sebagai berikut: 1. Saluran pemasaran 1: petani  konsumen akhir rumahtangga, 2. Saluran pemasaran 2: petani  retail organik  konsumen akhir rumahtangga, 3. Saluran pemasaran 3: petani  konsumen akhir restoran, 4. Saluran pemasaran 4: petani  pengumpul  konsumen akhir rumahtangga, 5. Saluran pemasaran 5: petani  tengkulak desa  pengumpul  supermarket  konsumen akhir rumahtangga. Gambar 3 memperlihatkan aliran pemasaran wortel organik dari tingkat petani sampai tingkat konsumen akhir pada masing-masing saluran. Saluran pemasaran satu dan tiga merupakan saluran pemasaran wortel organik terpendek dilihat dari jumlah pelaku pemasaran yang terlibat. Pada saluran satu dan tiga, petani produsen wortel organik menjual langsung ke konsumen akhir tanpa menggunakan jasa lembaga perantara. Pangsa pemasaran wortel organik pada saluran satu sebesar 25.00 persen disalurkan petani langsung ke konsumen akhir rumahtangga. Konsumen saluran pemasaran satu merupakan konsumen baik individu maupun kelompok yang biasanya memesan langsung kepada petani. Petani saluran satu menjual wortel organik dengan harga antara Rp 10 000 sampai Rp 12 000 per Kg. Petani saluran pemasaran tiga menjual wortel organik kepada konsumen akhir restoran yang khusus menyediakan masakan berbahan sayuran organik. Petani saluran tiga menjual wortel organik dengan harga Rp 12 000 per Kg dengan pangsa pemasaran sebesar 1.74 persen. Petani saluran pemasaran dua menjual wortel organik kepada retail organik, yaitu toko khusus menjual sayuran organik. Petani saluran dua menjual wortel organik dengan harga Rp 13 000 per Kg dengan pangsa pemasaran sebesar 1.16 persen. Pihak retail organik menjual kembali wortel organik kepada konsumen akhir rumahtangga dengan harga Rp 22 000 per Kg. Gambar 3. Pola Saluran Pemasaran Wortel Organik di Desa Sukagalih Bulan Februari – Maret 2013 Keterangan: : pola saluran pemasaran 1 petani  konsumen akhir rumahtangga : pola saluran pemasaran 2 petani  retail organik  konsumen akhir rumahtangga : pola saluran pemasaran 3 petani  konsumen akhir restoran : pola saluran pemasaran 4 petani  pengumpul  konsumen akhir rumahtangga Petani Konsumen akhir Tengkulak desa Pengumpul Supermarket Retail organik Restoran 6.98 65.12 1.16 1.74 25.00 100 50.85 49.15 1 2 3 4 5 1 2 3 4 : pola saluran pemasaran 5 petani  tengkulak desa pengumpul  supermarket  konsumen akhir rumahtangga Saluran pemasaran empat memiliki satu lembaga pemasaran pedagang pengumpul. Petani saluran empat menjual wortel organik kepada pedagang pengumpul dengan pangsa pemasaran sebesar 65.12 persen dengan harga Rp 6 000 per Kg. Pedagang pengumpul yang mengambil wortel organik dari petani kemudian menjual wortel organik langsung ke konsumen akhir rumahtangga. Pedagang pengumpul saluran empat menjual wortel oganik dengan harga Rp 10 000-11 000 per Kg dengan pangsa pemasaran sebesar 49.15 persen. Saluran pemasaran lima merupakan saluran terpanjang dilihat dari jumlah pelaku pemasaran yang terlibat, dimana terdapat dua lembaga pemasaran, yaitu tengkulak desa dan pedagang pengumpul. Petani saluran lima menjual wortel organiknya kepada tengkulak desa sebesar 6.98 persen dengan harga jual Rp 4 000 per Kg. Tengkulak desa kemudian menyalurkan 100 persen wortel organik kepada pengumpul dengan harga jual Rp 6 000 per Kg. Wortel organik yang ada pada pengumpul kemudian didistribusikan ke supermarket dengan harga Rp 14 000 per Kg sebesar 50.85 persen. Konsumen akhir yang ingin membeli wortel organik kemudian membeli wortel organik di supermarket dengan harga Rp 25 000 per Kg.

6.2. Identifikasi Lembaga dan Fungsi Pemasaran

Pemasaran wortel organik di Desa Sukagalih melibatkan beberapa lembaga pemasaran dalam mendistribusikan wortel organik untuk sampai kepada konsumen. Lembaga pemasaran wortel organik meliputi badan usaha atau individu yang terlibat secara langsung dalam proses pemasaran wortel organik di Desa Sukagalih. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di lokasi penelitian memiliki peranan masing-masing sebagai berikut: 1. Petani produsen wortel organik, merupakan lembaga pemasaran yang berperan sebagai produsen wortel organik di Desa Sukagalih. 2. Tengkulak desa, merupakan lembaga pemasaran yang berperan sebagai pedagang yang membeli wortel organik langsung dari petani dan menjual 5