Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan: Ci = Biaya lembaga pemasaran tingkat ke-i πi = Keuntungan pemasaran tingkat ke-i i = 1,2,3,...,n Dengan menggabungkan persamaan 2 dan persamaan 3 maka akan diperoleh: Psi – Pbi = Ci + π ............................................................................. 4 Sehingga keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i adalah: π = Psi – Pbi – Ci .......................................................................... 5 Pemasaran wortel organik dapat dikatakan efisien jika nilai marjin saluran yang terbentuk lebih rendah dibandingkan nilai marjin saluran pemasaran lainnya, serta keuntungan pemasaran yang didapat lebih besar dibandingkan biaya pemasaran yang dikeluarkan. Akan tetapi rendahnya nilai marjin pemasaran belum cukup mencerminkan pemasaran yang efisien sehingga diperlukan analisis farmer’s share.

4.4.5. Analisis Farmer’s Share

Pendapatan yang diterima petani farmer’s share adalah perbandingan persentase harga yang diterima oleh petani produsen wortel organik dengan harga yang dibayar konsumen akhir Limbong dan Sitorus, 1987. Secara matematis farmer’s share dapat dihitung sebagai berikut: Keterangan: Fsi = Persentase yang diterima oleh petani Pf = Harga di tingkat petani Pr = Harga di tingkat konsumen Farmer’s share dapat menjadi indikator efisiensi pemasaran. Farmer’s share menunjukkan seberapa besar nilai terima yang didapat petani produsen. Semakin tinggi harga di tingkat petani dibandingkan harga di tingkat konsumen maka nilai farmer’s share yang didapat akan tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika harga di tingkat petani lebih rendah dibandingkan harga di tingkat konsumen maka nilai farmer’s share rendah.

4.5 . Definisi Operasional

1. Petani produsen wortel organik adalah petani yang menanam dan menjual wortel organik, baik kepada pedagang tengkulak desa, pedagang pengumpul, maupun kepada konsumen akhir. 2. Pedagang tengkulak desa adalah petani produsen wortel organik yang membeli wortel organik langsung dari petani produsen wortel organik dan menjual wortel organik kepada pedagang pengumpul. 3. Pedagang pengumpul adalah pedagang yang membeli wortel organik dari petani produsen dan pedagang tengkulak desa, dan menjual wortel organik kepada supermarket dan konsumen akhir. 4. Harga di tingkat petani adalah harga yang diterima oleh petani produsen dalam menjual wortel organik dinyatakan dalam RpKg. 5. Harga di tingkat konsumen adalah harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dalam membeli wortel organik dinyatakan dalam RpKg. 6. Marjin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen akhir dengan harga yang diterima petani produsen wortel organik dinyatakan dalam RpKg. 7. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses distribusi wortel organik menuju konsumen akhir dinyatakan dalam RpKg. 8. Keuntungan pemasaran adalah selisih antara marjin pemasaran dengan biaya pemasaran dinyatakan dalam RpKg. 9. Farmer’s share adalah perbandingan harga yang diterima petani produsen wortel organik dengan harga yang dibayarkan konsumen akhir dinyatakan dalam persentase .

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Kondisi Geografis

Desa Sukagalih merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor yang memiliki luas wilayah sebesar 247.22 hektar. Desa Sukagalih terdiri dari dua dusun, yaitu Dusun Lemah Nendeut dan Dusun Bojong Keji, serta memiliki 4 rukun warga dan 20 rukun tetangga. Desa Sukagalih berbatasan dengan Desa Sukakarya di sebelah utara dan PTPN Nusantara VIII di sebelah selatan. Sebelah timur, Desa Sukagalih berbatasan dengan Desa Kuta, sedangkan di sebelah barat Desa Sukagalih berbatasan dengan Desa Sukaresmi. Letak Desa Sukagalih dengan ibukota Kecamatan kurang lebih berjarak 4.50 km, sedangkan dengan ibukota KabupatenKodya DT II kurang lebih berjarak 30 km. Desa Sukagalih memiliki ketinggian 850 meter di atas permukaan laut. Suhu udara harian 20.80-24.80 derajat Celcius, dengan curah hujan rata-rata 2 145 mm per tahun.

5.2. Kondisi Demografi

5.2.1. Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Desa Sukagalih pada tahun 2012 sebesar 8 142 jiwa yang terdiri dari 4 213 orang laki-laki dan 3 929 orang perempuan. Jumlah kepala keluarga Desa Sukagalih sebesar 1 876 jiwa. Penduduk Desa Sukagalih sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian. Persentase jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian yaitu sebesar 59.27 persen atau 4 825 jiwa penduduk. Persentase jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan persentase jumlah sektor lainnya di Desa Sukagalih. Penggunaan lahan di Desa Sukagalih mayoritas digunakan untuk kegiatan produksi komoditas pertanian, khususnya sayur-sayuran. Hal ini menjadi salah satu faktor banyaknya penduduk yang bekerja sebagai petani, baik petani penggarap maupun buruh tani. Selain di sektor pertanian, penduduk juga bermatapencaharian sebagai wiraswasta, pengrajin, serta sektor jasa dan pedagangan. Penyerapan tenaga kerja wiraswasta dan pengrajin masing-masing hanya sebesar 1.30 dan 0.07 persen. Sektor jasa dan perdagangan dapat menyerap tenaga kerja lebih besar dibandingkan wiraswasta dan pengrajin, yaitu sebesar 39.36 persen. Kondisi mata pencaharian penduduk di Desa Sukagalih disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Kondisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sukagalih Tahun 2012 Jenis dan Mata Pencaharian Jumlah Persentase Orang 1. Pemilik Tanah 677 a. Pertanian 2. Petani Penggarap 426 59.27 3. Buruh Tani 588 1. Pengusaha Besar 2 b. Pengusaha 2. Pengusaha Menengah 31 1.30 3. Pengusaha Kecil 4 c. Kerajinan 1. Pengrajin 2 0.07 1. Buruh Industri 92 2. Buruh Bangunan 338 3. Buruh Perkebunan 159 d. Jasa dan 4. Pedagang 126 39.36 Perdagangan 5. Pengemudi 258 6. Pegawai Negara Sipil 24 7. TNIPOLRI 1 8. Pensiunan PNSTNIPOLRI 125 Total 2853 100.00 Sumber : Data Potensi Desa Sukagalih, 2012

5.2.2. Tingkat Pendidikan

Penduduk Desa Sukagalih sadar akan pentingnya peran pendidikan. Hal ini dilihat dari Tabel 5 yang menggambarkan jumlah penduduk Desa Sukagalih menurut tingkat pendidikan. Desa Sukagalih memiliki tiga sekolah dasar, satu sekolah menengah pertama, satu madrasah, lima pondok pesantren, dan empat pendidikan anak usia dini PAUD. Persentase jumlah penduduk Desa Sukagalih yang buta huruf dan belum bersekolah masing-masing sebesar 1.29 dan 20.75 persen. Pendidikan yang paling banyak dijalani oleh penduduk Desa Sukagalih adalah sekolah dasar SD sebesar 35.63 persen sedangkan penduduk yang tidak tamat SD hanya sebesar 2.77 persen. Penduduk yang menempuh pendidikan SLTA dan SLTP masing-masing sebesar 22.23 dan 16.46 persen. Jumlah penduduk Desa Sukagalih yang lulusan akademi maupun sarjana tidak banyak, yaitu hanya sebesar 0.30 dan 0.56 persen. Kondisi penduduk Desa Sukagalih menurut tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Kondisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Sukagalih Tahun 2012 Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Orang Buta Huruf 104 1.29 Belum Sekolah 1668 20.75 Sekolah Dasar SDSederajat 2864 35.63 Tidak Tamat SD 223 2.77 SLTPSederajat 1323 16.46 SLTASederajat 1787 22.23 AkademiD1-D3 24 0.30 Sarjana 45 0.56 Jumlah 8038 100.00 Sumber : Data Potensi Desa Sukagalih, 2012

5.3. Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian adalah petani produsen wortel organik, pedagang tengkulak desa, dan pedagang pengumpul. Beberapa karakteristik sampel yang dianggap penting mencakup status usaha, umur, tingkat pendidikan, luas lahan dan status kepemilikan lahan, serta pengalaman usaha.

5.3.1. Status Usaha

Sampel petani dalam penelitian adalah petani produsen wortel organik. Usahatani yang dilakukan petani adalah pertanian organik. Petani sampel menanam berbagai jenis sayuran organik selain wortel organik dalam usahataninya. Petani produsen wortel organik di Desa Sukagalih secara keseluruhan menjadikan kegiatan bertani organik sebagai pekerjaan utama mereka. Petani produsen wortel organik memilih berusaha tani wortel organik sebagai pekerjaan utama karena nilai jual wortel organik yang cenderung stabil dan lebih tinggi dibandingkan nilai jual wortel anorganik. Status usaha tengkulak desa sebagai pedagang tengkulak desa adalah sebagai pekerjaan sampingan. Pekerjaan utama tengkulak desa adalah bertani organik karena tengkulak desa juga merupakan petani produsen wortel organik. Status usaha pedagang pengumpul adalah sebagai pekerjaan utama karena mereka tidak memiliki pekerjaan lain selain sebagai pedagang pengumpul. Baik pedagang