Pengadaan Bahan Baku Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Fungsi Produksi

13 Daerah II terjadi ketika produk marjinal PM mengalami penurunan hingga besarnya lebih kecil dari produk rata-rata PR tapi masih lebih besar dari nol. Daerah ini merupakan daerah rasional bagi kegiatan produksi, karena pada daerah ini kegiatan produksi sudah efisien. Efisiensi penggunaan input variable mencapai puncaknya pada awal tahap II, yaitu ketika produk rata-rata PR sama dengan produk marjinalnya PM. Efisiensi penggunaan input tetap mencapai kondisi puncaknya pada akhir tahap II, yaitu ketika produk marginal sama dengan nol. Daerah III terjadi ketika produk marjinal PM lebih kecil dari nol. Kegiatan produksi yang dilakukan pada daerah ini, secara ekonomi tidak rational kaerena setiap penambahan input yang dilakukan terhadap input tetap akan diperoleh output yang semakin menurun. Output Y Produk total PT 0EP1 EP0 I II III PM maks PR maks Produk rata-rata PR Input X Produk marginal PM Gambar 1. Kurva Produksi Sumber : Purvis , Steyner dan Lipsey, 1986

3.1.2. Pengadaan Bahan Baku

Mulyadi 2000 menyatakan bahwa kebutuhan bahan baku merupakan bagian dari sistem pengendalian persediaan produksi. Bahan baku membentuk bagian secara menyeluruh suatu produk jadi yang siap dipasarkan kepada pelanggan dengan menggunakan saluran pemasaran yang ada. Menurut Handoko 2000, bahan baku digolongkan atas tiga Kriteria yaitu bahan mentah, part, dan supplies. Bahan mentah merupakan bagian terbesar dari 14 barang jadi dan merupakan pengeluaran terbesar dalam memproduksi suatu barang. Part merupakan bagian dari produk jadi yang dipergunakan dalam jumlah kecil, sedangkan supplies merupakan bahan yang dipergunakan dalam proses produksi tetapi tidak mengambil bagian dari barang jadi. Berdasarkan atas cara perolehannya bahan baku dapat dibedakan menjadi kelompok bahan baku yang diberi dan bahan baku yang diproduksi oleh perusahaan sendiri. Dalam mempertimbangkan perolehan bahan baku ini terdapat dua dasar pokok pertimbangan yaitu ketersediaan bahan di pasar dan tingkat harga yang diterima. Keputusan pengadaan bahan baku dengan membeli dilakukan apabila bahan baku banyak terdapat dipasar dengan harga yang lebih rendah dari pada biaya per satuan jika memproduksi sendiri. Cara memperoleh bahan baku tiap perusahaan berbeda-beda. System pengadaan bahan baku yang baik dapat menjamin kelangsungan proses produksi merupakan hal yang harus dilakukan setiap perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas produksi. Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari produk-produk pertanian, terdapat lima unsur yang dapat diperhatikan, yaitu Austin, 1981 : 1. Kuantitas, menunjukan jumlah ketersediaan bahan baku 2. Kualitas, mencakup penentuan dan pengawasan mutu bahan baku 3. Waktu, karena hasil pertanian bersifat musiman 4. Biaya yang wajar 5. Organisasi yang meliputi struktur, kekuatan, dan integrasi vertical Tindakan-tindakan yang diambil oleh perusahaan agroindustri dalam pengendalian kualitas produk-produk pertanian yang dihasilkan petani untuk kebutuhan agroindustrinya adalah sebagai berikut : 1. Menyediakan saran produksi pertanian bagi petani 2. Memberi pengarahan teknis dan pelatihan kepada petani 3. Menyediakan saran fisik 4. Member insentif harga bagi produk yang berkualitas 5. Melakukan pemeriksaan tanaman di lapangan 6. Menanam sendiri tanaman-tanaman untuk kebutuhan agroindustrinya 15 Pengadaan bahan baku pabrik kelapa sawit Adolina dilakukan dengan dua cara yaitu memproduksi menanam kelapa sawit sendiri dan pembelian dari petani. Penanaman kelapa sawit sendiri berfungsi untuk menjamin ketersediaan bahan baku yang akan diproduksi pabrik kelapa sawit secara kontiniu apabila petani tidak bersedia memasok kelapa sawit ke pabrik.

3.1.3. Optimalisasi