20
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit PKS Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
purposive, dengan pertimbangan bahwa PTPN IV merupakan perusahaan negara yang bergerak dalam agroindustri tanaman perkebunan serta pengolahan kelapa
sawit milik pemerintah yang tetap eksis dalam memenuhi permintaan bahan baku CPO sebagai kebutuhan industri primer minyak goreng dan olein nasional.
Adapun pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juni 2011-Juli 2011.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak
perusahaan, baik manajer Administratur kebun, Tata Usaha Keuangan untuk mengetahui kondisi operasional perusahaan dan kebijakan-kebijakan yang telah
dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pengelolaan produksi dan persediaan untuk memenuhi permintaan konsumennya.
Data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki perusahaan. Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur, hasil penelitian,
dan laporan manajemen perusahaan. Data tersebut berupa data penjualan dan pengolahan CPO dari bulan Januari 2008 sampai Desember 2010, data pembelian
TBS dari pihak ketiga, data biaya pengadaan TBS yang dikeluarkan dari kebun sendiri, data identifikasi kebutuhan bahan baku, kapasitas pabrik dan jumlah
tenaga kerja pengolahan, serta harga jual produk akhir CPO.
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan Data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dijabarkan secara deskriptif mengenai gambaran, kondisi umum dan proses
produksi PKS Adolina. Data kuantitatif yang digunakan adalah data produksi CPO dan PKO selama tahun 2010. Data kuantitatif ini berupa analisis penentuan
harga pengadaan bahan baku TBS Rpkg, biaya produksi dan keuntungan aktual perusahaan yang kemudian diolah dengan program Microsoft Excel. Hasil
21 pengolahan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk membentuk fungsi tujuan dan
kendala dalam upaya merencanakan pengadaan optimal bahan baku TBS untuk diolah menjadi CPO dan PKO. Setelah fungsi tujuan dan kendala terbentuk, data
tersebut diolah dengan program linier LINDO Linier Interactive and Discrete Optimizer. Hasil pengolahan dari program linier ini akan diperoleh tingkat
penerimaan optimal yang diperoleh pada tiap tahapan waktu, penggunaan sumber daya dan sensitivitas tingkat keuntungan serta alternatif ketersediaan sumber daya
dalam mengubah solusi optimum.
4.3.1. Penentuan Variabel Keputusan
Penentuan variabel keputusan didasarkan pada harga produk, sumber pengadaan bahan baku dan biaya pengadaan bahan baku serta biaya pengolahan.
Keuntungan yang diperoleh adalah selisih penerimaan dengan biaya. Data yang dianalisis digolongkan ke dalam fungsi tujuan dan fungsi kendala.
Pengelompokan data dan formulasi model yang digunakan adalah sebagai Fungsi Pada model program linear disusun 60 variabel keputusan selama periode satu
tahun. Variabel keputusan yang digunakan adalah harga CPO, harga PKO, biaya pengadaan TBS kebun sendiri, biaya pembelian TBS dan biaya pengolahan.
Tabel 7. Variabel Keputusan Optimalisasi Pengadaan Bahan Baku TBS PKS
Adolina BulanRp
Biaya TBS kebun
Adolina X1
Biaya TBS
Pembelian X2
Harga CPO
X3 Harga
PKO X4
Biaya Pengolahan
X5 Januari1
X11 X21
X31 X41
X51 Februari2
X12 X22
X32 X42
X52 Maret3
X13 X23
X33 X43
X53 April4
X14 X24
X34 X44
X54 Mei5
X15 X25
X35 X45
X55 Juni6
X16 X26
X36 X46
X56 Juli 7
X17 X27
X37 X47
X57 Agustus8
X18 X28
X38 X48
X58 September9
X19 X29
X39 X49
X59 Oktober10
X110 X210
X310 X410
X510 November11
X111 X211
X311 X411
X511 Desember12
X112 X212
X312 X412
X512
22
4.3.2. Fungsi Tujuan
Fungsi tujuan pada penelitian ini adalah maksimisasi keuntungan. Dalam penelitian ini keuntungan perusahaan diperoleh dengan menghitung selisih antara
penerimaan dengan total biaya pengadaan bahan baku dan pengolahan. Nilai keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan sebelum dikurangi biaya
tetap, biaya umum atau disebut juga laba kotor. Hal ini mengingat biaya tetap tidak berubah sesuai perubahan jumlah produksi sehingga sesuai dengan asumsi
yang mendasari program linier.
Maksimisasi Z = TR - TC X ij
Z = + P
Kernel j β Xij – ∑C1jXij -∑C2jXij
Keterangan: Z
: Nilai fungsi tujuan maksimumkan keuntungan Rp P
CPOj
: Harga CPO pada bulan ke-j Rpkg CPO P
Kernel j
: Harga Kernel pada bulan ke-j Rpkg Kernel α
: Tingkat rendemen produk CPO pada bulan ke-j β
: Tingkat rendemen produk Kernel pada bulan ke-j B
: Harga penjualan TBS dari setiap kebun pada bulan ke-j Rpkg C1j
: Biaya pengadaan TBS dari sumber ke-i pada bulan ke-j RpKg C2j
: Biaya pengolahan TBS dari sumber ke-i pada bulan ke-j RpKg X
ij :
Jumlah bahan baku yang akan disuplai oleh sumber ke i pada bulan ke j i
: Sumber bahan baku ke i kebun sendiri dan pembelian TBS dari pihak ke tiga
J : Bulan ke-j ; 1,2,3 ... 12 Januari,... Desember
4.3.3. Penentuan Fungsi Kendala
Fungsi kendala yang dirumuskan dalam penelitian ini berdasarkan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Terdapat beberapa kendala
yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu, kendala kapasitas produksi maksimal pabrik, ketersediaan TBS pembelian, kuota pembelian, ketersediaan tenaga kerja
dan kendala transfer.
1. Kendala Kapasitas Produksi Maksimal Pabrik
Pabrik kelapa sawit Adolina mempunyai kapasitas terpasang sebesar 30 ton TBSjam. Kapasitas produksi ini merupakan pembatas, sehingga pabrik tidak
dapat berproduksi melebihi kapasitasnya. Dalam kegiatan pengolahan TBS yang dilakukan oleh PKS Adolina diasumsikan pengolahan berjalan adalah 22 jam
setiap harinya dan 25 hari setiap bulannya. Sehingga kapasitas nyata pabrik setiap
23 bulannya adalah : 30 ton TBSJam x 22 jamhari x 25 haribulan = 16.500.000
kgbulan. Fungsi kendala kapasitas produksi maksimal pabrik dapat dirumuskan sebagai :
∑
X
ij
Bj Keterangan :
Xij = Jumlah bahan baku yang dipasok kepabrik dari sumber ke i pada bulan
ke j kgbln
B
j
= Kapasitas nyata pabrik pada bulan ke-j kgbulan
2. Kendala Ketersediaan TBS Pembelian
Pasokan bahan baku TBS dari kebun plasma merupakan salah satu alternatif sumber ketersediaan dalam pengolahan CPO dan PK yang sifatnya
kontiniu. Berdasarkan data produksi tahun 2009 dan 2010 pembelian TBS mampu memasok sebesar 40 persen dari total pasokan TBS di PKS Adolina. Dalam hal
ini diasumsikan umur tanaman kelapa sawit kebun Adolina dan plasma adalah sama. Sehingga formulasi model fungsi kendalanya adalah :
∑ X
2 j
≤ 0,4 X
1 j
+ X
2 j
∑ X
2 j
≤ 0,4X
1 j
+ 0,4 X
2 j
∑ X
2 j
-0,4 X
2 j
– 0,4 X
1 j
≤ 0 ∑ 0,6 X
2 j
– 0,4 X
1 j
≤ 0
Keterangan : µ
= Persentasi koefisien pasokan TBS pembelian X
1j
= Jumlah pasokan bahan baku TBS dari kebun sendiri pada bulan ke-j kgbln
X
2j
= Jumlah Pasokan TBS yang dibeli dari kebun plasma pada bulan ke-j kgbln
3. Kendala Kuota Pembeliaan
Kebijakan yang diambil oleh PTPN IV Unit usaha Adolina dengan menetapkan batas maksimal pembeliaan TBS dari kebun plasma adalah sebesar
300 ton TBShari atau 6.000.000 kgbln. Dimana pilihan pembelian ini dapat diambil ataupun tidak oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat meningkatkan
potensi produksi dari kebun sendiri. Fungsi kendalanya dapat dirumuskan sebagai berikut :
∑ X
2ij
R
ij
24
Keterangan : X
2ij
= Jumlah bahan baku yang dipasok dari pembelian produksi kebun pasma Pada bulan ke-j kgbln
R
ij
= Kuota pembelian bahan baku oleh pabrik pada bulan ke-j kgbln
4. Kendala Ketersediaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang tersedia tiap bulannya untuk mengolah bahan baku menjadi produk setengah jadi work in process perlu diperhitungkan sebagai
kendala. Dalam tiap shift terdapat 39 orang tenaga kerja langsung yang mengoperasikan mesin pengolahan, dimana setiap hari terbagi atas 2 shift.
Sehingga 1 hari tersedia tenaga kerja 78 orang. Berdasarkan perhitungan 25 hari kerja perbulannya, maka tenaga kerja yang tersedia tiap bulannya adalah 1.950
orang tenaga kerja langsung. Tenaga kerja ini pada tahun 2010 mengolah TBS sepanjang tahun.
∑ C
i
X
ij
M
j
Keterangan : C
j
= Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg TBS pada bulan ke-j HOKkg
X
ij
= Jumlah bahan baku yang dipasok dari sumber ke-i pada bulan ke-j kgbln
M
j
= Ketersediaan tenaga kerja pada bulan ke-j HOKbln Nilai Koefisien untuk kendala ketersediaan tenaga kerja ini adalah waktu
yang dibutuhkan untuk mengolah satu kilogram TBS dari kebun sendiri dan pembelian dari plasma. Nilai ruas kanan Right Hand Side dalam kendala jam
tenaga kerja lapangan ini adalah ketersediaan tenaga kerja lapangan yang diperhitungkan berdasarkan jumlah jam kerja dalam satu bulan.
5. Kendala Transfer Kegiatan Pengolahan
Kendala transfer merupakan persentasi nilai CPO dan PK yang dihasilkan dari setiap kilogram TBS yang diolah. Rendemen TBS menghasilkan CPO adalah
α persen, maka koefisien fungsi kendala adalah α sedangkan rendemen PK ialah β persen, maka koefisien fungsi kendal
anya adalah β. Nilai ruas kanan Right Hand Side dalam kendala transfer adalah nol.
∑ X
3j
α X
1j +
X
2j
∑ X
4j
β X
1j +
X
2j
25 Keterangan :
α =
Rendemen CPO β
= Rendemen PKO X
3j
= Jumlah CPO yang dihasilkan pada bulan ke-j X
4j
= Jumlah PK yang dihasilkan pada bulan ke-j X
1j
= Jumlah TBS yang dipasok dari kebun Adolina pada bulan ke-jkgbln X
2j
= Jumlah TBS yang dipasok dari kebun pembelian pada bulan ke-jkgbln
6. Biaya Pengolahan
Biaya pengolahan adalah biaya yang digunakan selama proses pengolahan berlangsung, seperti biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan kimia, biaya bahan
bakar dan biaya listrik. Biaya pengolahan pada PKS Adolina adalah biaya pengolahan CPO dan PKO. Biaya pengolahan perkilogram setiap bulannya
berbeda tergantung pada harga CPO dan PKO yang dihasilkan. Biaya pengolahan dibandingkan dengan total harga CPO dan PKO merupakan koefisien £ kendala
biaya pengolahan ∑ X
5j
£ X
1j +
X
2j
∑ X
5j
- £X
3j
+ £X
4j
Keterangan : £
= Koefisien biaya pengolahan dibagi total harga CPO dan PKO X
3j
= Jumlah CPO yang dihasilkan pada bulan ke-j X
4j
= Jumlah PKO yang dihasilkan pada bulan ke-j
4.3.4. Analisis Primal
Analisis primal dilakukan untuk mengetahui nilai setiap variabel keuputusan yang di peroleh serta mengetahui sumber-sumber pemborosan yang
terdapat di PKS Adolina. Nilai pemborosan dilihat dari nilai reduce cost yang ada. Analisis primal dilakukan untuk mengetahui kombinasi pengadaan bahan
baku TBS dari tiap sumber dalam pengolahan CPO dan PKO yang optimal untuk diproduksi pada Pabrik Kelapa Sawit Adolina sehingga diperoleh keuntungan
yang maksimum. Aktivitas yang tidak termasuk skema optimal akan memiliki nilai reduced cost. Dengan membandingkan nilai dari seluruh variabel keputusan,
maka dapat ditentukan kombinasi pengadaan bahan baku TBS yang berasal dari kebun sendiri dan pihak ketiga pada tingkat optimal dengan produksi aktual kebun
plasma dapat diketahui alternatif kegiatan pengadaan bahan baku produksi dari tiap sumber yang digunakan perusahaan untuk mencapai keuntungan optimal.
26
4.3.5. Analisis Dual
Analisis dual dilakukan untuk menilai sumberdaya yang digunakan dalam pengadaan TBS dengan melihat nilai slacksurplus dan nilai dualnya dual price.
Nilai dual dual price atau sering disebut dengan harga bayangan shadow price menunjukan perubahaan yang akan terjadi pada fungsi tujuan apabila sumberdaya
yang digunakan berubah sebesar satu satuan. Nilai ini juga menunjukan batas harga tertinggi dari tiap sumberdaya input yang masih memungkinkan
perusahaan tetap melakukan pembelian. Nilai dual sangat berperan dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal pembelian sumberdaya. Slacksurplus
adalah kelebihan atau penurunan keuntungan dari tiap pengadaan sumberdaya yang selama ini dihadapi oleh perusahaan atau organisasi. Sumberdaya yang akan
menjadi amatan dalam analisis dual adalah kapasitas produksi maksimal pabrik kelapa sawit, ketersediaan TBS pembelian, batasan kuota pembelian, ketersediaan
tenaga kerja dan rendemen TBS.
4.3.6. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan pada saat solusi optimal tercapai. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara melihat perubahan koefisien fungsi tujuan
tanpa merubah nilai optimalnya. Analisis ini berguna untuk mengetahui pengaruh perubahan pada tingkat keuntungan ketersediaan sumberdaya perusahaan tidak
akan mengubah solusi optimal yang telah didapat. Pengaruh perubahan dapat dilihat dari selang kepekaan minimum allowable decrease dan selang kepekaan
maksimum allowable increase. Semakin sempit selang kepekaan tingkat keuntungan atau ketersediaan sumberdaya, menunjukan bahwa nilai tersebut
paling peka dalam mengubah solusi optimal. Batas minimum pada fungsi tujuan menunjukkan besarnya batas
penurunan nilai koefisien fungsi tujuan tanpa merubah hasil pemecahan optimal. Demikian juga sebaliknya, batas maksimum pada fungsi tujuan menunjukkan
besarnya batas peningkatan nilai koefisien fungsi tujuan tanpa merubah hasil optimal. Jika perubahan-perubahan yang terjadi masih berada di dalam selang
kepercayaan, maka kondisi optimal relatif stabil. Batas minimum pada kendala sebelah kanan menunjukkan besarnya batas
penurunan nilai kendala sebelah kanan tanpa merubah nilai dual. Demikian juga,
27 batas maksimum pada kendala sebelah kanan menunjukkan besarnya batas
peningkatan nilai kendala sebelah kanan tanpa merubah nilai dual. Jika perubahan-perubahan yang terjadi masih berada di dalam selang kepercayaan,
maka nilai dual valid. Dalam penelitian ini analisis sensitivitas digunakan untuk melihat batas
perubahan kapasitas produksi maksimal pabrik kelapa sawit, ketersediaan TBS pembelian, batasan kuota pembelian, ketersediaan tenaga kerja dan rendemen
TBS tanpa merubah kondisi optimalnya.
4.3.7. Analisis Post Optimal
Analisis post optimal dilakukan untuk mengetahui bagaimana solusi optimal yang diperoleh dari kombinasi pengadaan bahan baku TBS dalam
memproduksi CPO dan PK di PKS Adolina jika terjadi perubahan terhadap parameter yang membentuk model. Pada penelitian ini dilakukan analisis post
optimal dengan dua skenario. Skenario yang digunakan adalah mengetahui pengaruh penerimaan keuntungan terhadap aktivitas pengadaan bahan baku TBS
dan peningkatan sumberdaya ketersediaan tenaga kerja.
4.4. Asumsi-Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Koefisien di dalam model memenuhi asumsi-asumsi dasar dari Linier
Programing. 2. Mesin Pengolahan Kelapa Sawit tidak mengalami kerusakan.
3. Tandan buah segar kebun sendiri Adolina diserap seluruhnya oleh PKS
Adolina.
4. Produksi TBS dari kedua kebun untuk menghasilkan CPO dan PKO dari Pabrik Kelapa Sawit Adolina PTPN IV dapat diserap oleh pasar.
28
V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA
5.1. Profil Perusahaan 5.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan