3.5.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau tingkat ketetapan consistency atau keajegan adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap
konsisten dari sekelompok individu. Instrumen yang menghasilkan reliabilitas yang tinggi cenderung menghasilkan data yang sama tentang suatu variabel atau
unsur-unsurnya, jika diulangi pada waktu yang berbeda pada kelompok individu yang sama.
Tingkat reliabilitas dapat diukur untuk setiap item test atau angket secara keseluruhan. Dalam analisa item untuk membuat test atau angket yang bersifat
standar, reliabilitas setiap item perlu dihitung. Sedang dalam penelitian biasanya cukup dengan menghitung reliabilitas instrumen secara keseluruhan.
Untuk menghitung reliabilitas instrumen secara keseluruhan dapat ditempuh perhitungan korelasi, dengan berbagai cara sebagai berikut :
1. Metode Alpha Cronbach
Mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antata beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-
3, 1-5, atau 1-7 dan seterusnya dapat menggunakan rumus Alpha. Rumus ini ditulis sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Dimana : r
11
= reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan
σ
2 t
= varians total ∑σ
2 b
= jumlah varians butir Adapun rumus varians yang digunakan adalah :
Metode Alpha Cronbach adalah suatu cara membandingkan nilai koefisien r terhadap skala Alpha Cronbach dimana skalanya adalah 0 – 1. Jika skala itu
dikelompokkan kedalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran alpha dapat diimplementasikan sebagai berikut ini :
a. Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel b. Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel
c. Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel d. Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel
e. Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel
2. Korelasi Belah Dua Korelasi Genap Ganjil
Distribusi nilai yang dikorelasikan dalam cara ini diperoleh dari hasil uji coba suatu angket atau test, yang dibuat menjadi dua distribusi nilai. Distribusi nilai
yang pertama diperoleh dari nilai item-item genap, sedang distribusi nilai kedua diperoleh dari nilai item-item ganjil.
Universitas Sumatera Utara
Distribusi pertama berfungsi sebagai prediktor dan yang kedua menjadi kriterium. Oleh karena distribusi nilai awal dipecah atau dibagi menjadi dua,
maka korelasi ini disebut juga korelasi belah dua atau korelasi setengah- setengah.
1 6
1
2 2
− Σ
− =
N N
D r
gg
Hasil perhitungan itu dimasukkan dalam rumus untuk mendapatkan koefisien korelasi variabel X dan variabel Y sebagai berikut :
3. Penggunaan Test yang Sejajar
Perhitungan reliabilitas ini disebut juga penggunaan test yang seimbang atau bentuk alternatif atau bentuk keseimbangan rasional. Untuk keperluan ini
seorang peneliti harus membuat atau merekonstruksi dua buah test, meskipun hanya salah satu diantaranya yang akan dipergunakan sebagai alat instrumen
pengumpul data. Test ini disusun dengan bentuk dan mempergunakan bahan yang sama.
Berdasarkan uraian diatas berarti test pertama berfungsi sebagai prediktor yang akan diprediksi dan dipersiapkan sebagai alat instrumen penelitian,
sedangkan test yang kedua sebagai kriterium tolak ukur untuk mengetahui tingkat reliabilitas test pertama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas test
tersebut, dilakukan perhitungan korelasi guna memperoleh koefisien korelasinya. Koefisien korelasi dibandingkan dengan indeks tabel r product
gg gg
xy
r r
r +
= 1
2
Universitas Sumatera Utara
moment untuk mengetahui signifikansinya, sebagai ukuran reliabilitas test yang akan dijadikan sebagai alat instrumen pengumpul data.
3.6. Tinjauan Penelitian Terdahulu