sering menempati ruang yang dekat dengan sumber air. Semakin dekat dengan sumber air, semakin disukai gajah. Kelas kesesuaian jarak dari sumber air tersaji
pada Tabel 4.44 dan peta sebaran kelas kesesuaiannya dapat dilihat pada Gambar 4.34. Faktor pembobot untuk parameter ini adalah 18 Lampiran 8.
Tabel 4.44. Kelas Kesesuaian Jarak dari Sumber Air Kelas
Jarak dari Sumber Air m Klasifikasi
1 3000
Tidak disukai 2
2000 - 3000 Kurang disukai
3 1000 - 2000
Disukai 4
1000 Sangat disukai
4.9.4. Kelas Kesesuaian Ketinggian Tempat
Data penelitian menunjukkan, jejak gajah paling banyak dijumpai pada lokasi dengan ketinggian 0 – 500 m dpl. Dengan demikian lokasi tersebut
merupakan tempat yang disukai gajah. Kondisi demikian, diduga berhubungan dengan ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan gajah, seperti tumbuhan pakan,
air dan salt licks banyak t erdapat pada ketinggian tempat tersebut. Kelas kesesuaian ketinggian tempat tersaji pada Tabel 4.45 dan peta sebaran kelas
kesesuaiannya dapat dilihat pada Gambar 4.35. Faktor pembobot untuk parameter ini adalah 17 Lampiran 8.
Tabel 4.45. Kelas Kesesuaian Ketinggian Tempat Kelas
Ketinggian Tempat m dpl Klasifikasi
1 800
Tidak disukai 2
500 - 800 Kurang disukai
3 300
Disukai 4
300 - 500 Sangat disukai
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.32. Peta Sebaran Vegetasi Sumber Pakan di Cagar Alam Pinus Jantho
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.33. Peta Sebaran Tutupan Tajuk di Cagar Alam Pinus Jantho
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.34. Peta Sebaran Jarak dari Sumber Air di Cagar Alam Pinus Jantho
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.35. Peta Sebaran Ketinggian Tempat di Cagar Alam Pinus Jantho
4.9.5. Kelas Kesesuaian Kelerengan Tempat
Berdasarkan data penelitian, gajah lebih sering menempati lokasi dengan kelerengan termasuk kategori datar sampai landai. Lokasi tersebut merupakan
Universitas Sumatera Utara
tempat yang sangat disukai gajah. Faktor pembobot untuk parameter ini adalah 24 Lampiran 8. Tabel 4.46 menunjukkankan kelas kesesuaian kelerengan
tempat, sedangkan peta sebaran kelas kesesuaian dapat dilihat pada Gambar 4.36.
Tabel 4.46. Kelas Kesesuaian Kelerengan Tempat
Kelas Kelerengan Tempat
Klasifikasi 1
25 Tidak disukai
2 16 – 25
Kurang disukai 3
8 – 15 Disukai
4 8
Sangat disukai
4.9.6. Sebaran Kelas Kesesuaian Habitat Gajah
Hasil analisis sebaran kelas kesesuaian habitat gajah Sumatera di Cagar Alam Pinus Jantho Gambar 4.33 dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Kelas kesesuaian 4 merupakan ruang habitat yang sangat sesuai untuk gajah, memiliki skor 70,97 menempati kawasan seluas 9117,91 Ha atau 54,24
dari total luas kawasan. 2. Ruang habitat yang sesuai untuk gajah, merupakan kelas kesesuaian 3
dengan skor 53,53 – 70,96 menempati kawasan seluas 6096,94 Ha atau 36,26 dari total luas kawasan.
3. Kelas kesesuaian 2 dikategorikan sebagai ruang yang kurang sesuai untuk gajah mempunyai skor 36,09 – 53,52; menempati kawasan seluas 1538,70
Ha atau 9,15 dari total luas kawasan. 4. Ruang habitat yang tidak sesuai untuk gajah, seluas 56,47 Ha dikategorikan
sebagai kelas kesesuaian 1 mempunyai skor 36,09; menempati kawasan hanya seluas 0,3 dari luas kawasan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.36. Peta Sebaran Kelerengan Tempat di Cagar Alam Pinus Jantho
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan klasifikasi kesesuaian yang terbentuk, diketaui bahwa seluas 90,5 kawasan Cagar Alam merupakan ruang yang sangat sesuai dan sesuai untuk
mendukung kehidupan gajah; dan selebihnya ruang yang kurang sesuai dan tidak
sesuai hanya menempati 9,5 dari luas kawasan. Wilayah yang sangat sesuai dan sesuai adalah tipe vegetasi hutan sekunder, lahan rerumputan dan semak
belukar dengan tutupan tajuk jarang sampai sedang dan dekat dengan sumber air, ketinggian 800 m dpl serta kelerengan datar sampai landai. Ruang yang kurang
sesuai dan tidak sesuai merupakan ruang yang tidak disukai oleh gajah; meliputi hutan primer dengan tutupan tajuk rapat, mempunyai letak ketinggian di atas 800
m dpl dan kelerengan yang tergolong terjal. Peta sebaran kelas kesesuaian habitat tersaji pada Gambar 4.37.
4.9.7. Validasi