Penilaian terhadap kawasan hutan sebagai habitat gajah membutuhkan suatu indeks yang dibangun berdasarkan komponen habitat yang menyusunnya, yang
nantinya dapat diterapkan dalam pengelolaan habitat gajah. Indeks merupakan sebuah indikator ekologis yang secara kuantitatif mendeskripsikan kondisi habitat
suatu spesies yang akan dikelola. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pola perubahan tutupan hutan, dan sejauh mana fragmentasi
habitat yang terjadi, dan bagaimana kondisi koridor yang menghubungkan kawasan hutan Jantho dan hutan Seulawah?
2. Bagaimana potensi habitat gajah dan bagaimana variasi komponen yang berhubungan dengan preferensi dan kesesuaian habitat gajah?
3. Bagaimana pertumbuhan penduduk desa sekitar hutan; serta luas dan pemanfaatan lahan garapan, yang dapat barpengaruh pada kondisi habitat
gajah? 4. Berapa besar nilai indeks habitat gajah di kawasan hutan Cagar Alam Pinus
Jantho, sebagai acuan dalam pengelolaan habitat gajah?
1.3. Kerangka Pemikiran
Degradasi habitat gajah akan berdampak pada berkurangnya luas dan kualitas habitat, yang berarti penurunan ketersediaan kebutuhan hidup dan faktor
kesejahteraan. Selain itu deforestasi juga mengakibatkan fragmentasi habitat sehingga terpotongnya jalur jelajah satwa. Kondisi tersebut menjadi penyebab
penurunan populasi gajah, bahkan pada akhirnya akan memicu kepunahan sebagai
Universitas Sumatera Utara
akibat dari erosi genetik dan silang dalam inbreeding karena tidak tercapainya populasi minimum yang mungkin minimum viable population. Untuk itu
diperlukan upaya konservasi in situ dengan melakukan pengelolaan terhadap habitat gajah liar yang masih tersisa. Pengembangan indeks sebagai perangkat
penilaian terhadap komponen bioekologi habitat alami yang berupa: sumber pakan, sumber air dan kondisi fisiografi sangat penting untuk dilakukan. Selain
itu, faktor sosial yang juga sangat mempengaruhi terpeliharanya kondisi kualitas maupun kuantitas hutan sebagai habitat satwa liar; seperti: jumlah penduduk, luas
dan pemanfaatan lahan garapan masyarakat desa sekitar hutan; juga perlu dijadikan sebagai salah satu parameter untuk membangun indeks habitat gajah
yang dapat diterapkan dalam pengelolaan habitat. Hal lain yang juga penting adalah analisis terhadap keberadaan koridor sebagai penghubung antara beberapa
kantong habitat untuk menjamin keberlangsungan populasi minimum yang harus dipertahankan minimum viable population. Bagan kerangka pemikiran
penelitian ini, tersaji pada Gambar 1.2.
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kesesuaian kawasan hutan Jantho sebagai Managed Elephant Range dengan mengembangkan
indeks habitat berdasarkan komponen fisiografi dan biologis habitat serta komponen sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan langkah-langkah
sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi pola fragmentasi habitat melalui pola perubahan penutupan
lahan.
Universitas Sumatera Utara
2. Menganalisis keberadaan koridor yang berperan dalam konektivitas antar habitat gajah di kawasan hutan Jantho dan hutan Seulawah.
3. Menilai potensi habitat di dalam ruang jelajah gajah yang meliputi: produksi pakan gajah, keanekaragaman jenis tumbuhan pakan, sumber air untuk
minum dan mandi, salt licks dan komponen cover lainnya yang digunakan untuk menjalin hubungan sosial.
4. Menganalisis kondisi sosial masyarakat sekitar hutan yang meliputi: pertumbuhan penduduk, pemanfaatan lahan garapan dan komoditi yang
ditanam; dalam mempengaruhi kondisi habitat gajah.
1.5. Hipotesis Penelitian