Jenis tumbuhan pakan gajah yang ditemukan oleh Zahrah 2002 di kawasan hutan Sekundur, Aras Napal Sumatera Utara dan Serbajadi Aceh Timur
sebanyak 55 jenis yang termasuk kedalam 20 suku; yang didominasi oleh suku Poaceae, Arecaceae, Mimosaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Moraceae, Palmae,
Myrtaceae, dan Zingiberaceae. Selanjutnya dikatakan bahwa ketersediaan pakan bervariasi pada setiap tipe vegetasi. Pada hutan primer dan hutan sekunder tua,
tumbuhan pakan gajah didominasi oleh jenis palem dan rotan yang faktanya mempunyai kelimpahan yang sangat tinggi di tipe vegetasi tersebut. Hutan
sekunder muda didominasi tumbuhan pakan dari jenis-jenis herba yang banyak menyediakan dedaunan dan batang kayu kecilmuda dan kulit kayu browsed,
sedangkan tipe vegetasi semak belukar, pakan gajah didominasi oleh jenis-jenis rumput grazed dan herba.
Sekurangnya, di Seblat Elephant Conservation Center dikenal 273 jenis tumbuhan pakan yang termasuk kedalam 69 suku, dan diantara jenis-jenis
tumbuhan pakan yang paling sering dimakan oleh gajah adalah jenis-jenis dari suku Moraceae, Arecaceae, Fabaceae, Poaceae, dan Euphorbiaceae. Gajah
Sumatera lebih sering makan daun-daunan browsed daripada rumput-rumputan grazed, terutama pada musim hujan Sitompul, 2011. Hal yang hampir sama
juga disampaikan oleh Steinheim et al. 2005 bahwa pakan Gajah Asia di Nepal, didominasi oleh daun-daunan browse plants sebesar 66, sementara rumput-
rumputan sebesar lebih dari 25 dan tumbuhan herba 9.
2.6.3. Sumber Air
Air termasuk komponen pakan, yang berfungsi dalam proses kimia dan fisika dalam pencernaan makanan. Selain itu air juga dibutuhkan untuk
Universitas Sumatera Utara
menyejukkan tubuh karena adanya proses evaporasi di lingkungan yang panas. Sebagian besar satwa hidupnya sangat bergantung pada air dalam jumlah dan
bentuk ketersediaan sangat bervariasi, tergantung kebutuhan satwa. Bahkan, untuk mendapatkan air di musim kering, satwaliar punya bermacam-macam cara.
Satwa-satwa yang mempunyai mobilitas tinggi akan melakukan migrasi, dan gajah yang kebutuhan airnya banyak, akan menggali dasar sungai yang kering
dengan kaki depan dan belalainya, menyediakan air untuk kebutuhannya sendiri maupun satwa lain Bailey, 1984; WWF, tanpa tahun.
Bagi gajah, air merupakan kebutuhan vital yang harus tersedia di habitatnya, bukan hanya sebagai sumber air minum gajah membutuhkan air minum sekitar
20 – 50 liter per hari WWF, tanpa tahun dan berperan dalam sistem pencernaan makanan tetapi juga sebagai faktor kesejahteraan: digunakan untuk mandi,
berendam dan berkubang, serta untuk membina hubungan sosial antar anggota kelompoknya . Namun menurut Eltringham 1982 dari hasil penelitiannya di
Uganda, dikatakan bahwa populasi gajah Afrika tidak begitu tergantung pada air. Bila tidak menemukan air bebas dari sungai dan sumber lainnya, gajah Afrika
cukup mendapatkan air dari tumbuhan pakan yang banyak mengandung air, dan tahan untuk tidak minum dalam jangka waktu yang cukup lama. Dikatakan lagi
gajah tidak terlalu memilih kualitas air yang dibutuhkan. Hal ini berhubungan dengan kemampuan adaptasi gajah Afrika terhadap kondisi iklim setempat.
2.6.4. Pelindung cover
Pelindung cover didefinisikan sebagai struktur sumberdaya lingkungan yang menyediakan fungsi-fungsi alami spesies yang dapat meningkatkan daya
reproduksi danatau kelangsungan hidup satwa. Oleh karena itu, cover merupakan
Universitas Sumatera Utara
hal yang diperhitungkan dalam pemilihan habitat satwaliar Bailey, 1984. Untuk memenuhi kebutuhannya, gajah mengembara di habitatnya dari satu tipe
komunitas vegetasi ke tipe vegetasi lainnya. Hal ini bukan hanya untuk mencari makan, tetapi juga aktivitas lainnya seperti istirahat, tidur, dan menjalin hubungan
sosial; karena masing-masing tipe vegetasi mempunyai fungsi dan cover tersendiri untuk memenuhi faktor kesejahteraannya Zahrah, 2002.
Pada siang hari setelah aktivitas makan biasanya gajah akan beristirahat. Untuk menghindari sengatan matahari langsung mereka mencari tempat-tempat
yang rindang, yang bertajuk rapat. Selain itu untuk mengurangi panas di tubuhnya sekaligus untuk melindungi kulitnya dari gigitan serangga, biasanya dia
berkubang pada lumpur. Di siang hari gajah tidur dengan merebahkan tubuhnya di rerumputan dan di antara semak belukar, sedangkan malam hari sering terlihat
tidur dalam posisi berdiri dan bersandar di pohon yang rindang WWF, tanpa tahun.
Gajah, seperti halnya herbivora lainnya membutuhkan garam-garam mineral yang diperlukan dalam proses metabolisme tubuhnya dan melancarkan proses
pencernaan makanan. Untuk memperoleh garam-garam mineral tersebut mereka mengunjungi tempat-tempat tertentu yang banyak mengandung garam, yang
disebut sebagai salt licks terutama pada saat atau sesudah hujan, dimana air tanah meluap menjadi keruh seperti susu. Jika tidak hujan, salt licks menjadi lebih
keras dan untuk mendapatkan garam, gajah yang bergading akan menusukmenggali dinding salt licks dengan gadingnya; atau bagi yang tidak
bergading dengan cara menggaruk-garuk tanah dengan kaki dan belalainya atau dengan menumbukmendobraknya Leckagul McNeely, 1977.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Koridor Habitat