dengan kondisi habitat gajah di wilayah lain adalah sama. Nilai skor parameter tersebut bermakna sebagai faktor penyesuaian kondisi faktual lapangan terhadap
kondisi yang dianggap ideal sesuai Tabel Kesesuaian Habitat. Nilai skor parameter berperan dalam menentukan nilai sub indeks.
4.8.1.2. Parameter Desa sekitar Hutan
Komponen desa sekitar hutan seperti: pertumbuhan penduduk, pemanfaatan lahan dan komoditi yang ditanam merupakan parameter yang diduga juga
berpengaruh terhadap kelestarian habitat gajah. Untuk itu, penilaian juga dilakukan terhadap parameter tersebut. Berdasarkan penilaian oleh beberapa
pakarpeneliti Gajah tentang parameter desa sekitar hutan, peringkat kondisi parameter tersebut tersaji pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23. Peringkat parameter Desa sekitar hutan berdasarkan penilaian beberapa penelitipakar
Sumber : Hasil kuesioner 2012 PakarPeneliti Gajah AsiaSumatera Varma, Campos-Arceis, Purastuti, Abdullah, Azmi
Pertumbuhan penduduk desa sekitar hutan konservasi sangat berpengaruh
pada pemanfaatan lahan desa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk desa. Angka pertumbuhan penduduk yang rendah lebih memberikan peluang bagi
terwujudnya keberlanjutan kawasan konservasi; sebaliknya angka pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi lebih berpeluang menghadirkan tekanan terhadap
No. PARAMETER
PERINGKAT PARAMETER DESA HUTAN
1 2
3 4
5 1.
Pertumbuhan Penduduk
x
6
1 1 – 1,5
1,6 – 2,0 2,1 – 2,5
2,5 2.
Pemanfaatan Lahan x
7
Hutan desa
Lahan penggem
balaan Sawah
tidur Ladang
kebun Sawah
3. Komoditi yang
ditanam x
8
Cabe Coklat
dan Kemiri
Sawit Kacang
tanah, ubi,
kentang Padi dan
Jagung
Universitas Sumatera Utara
lingkungan yang akan mengancam keberadaan kawasan konservasi, dan pada gilirannya akan menyebabkan tekanan pada wilayah jelajah gajah dan satwaliar
lainnya. Untuk itu semakin rendah angka pertumbuhan penduduk desa akan semakin baik, sehingga dapat dituliskan 1 2 3 4 5.
Penggunaan lahan desa di sekitar hutan berikut komoditi yang ditanam akan berpengaruh pada pola pergerakan gajah, manakala kondisi ekologi habitat di
dalam kawasan hutan mengalami gangguan berat. Pada kondisi habitat yang terganggu, gajah akan ke luar hutan masuk ke pemukiman penduduk.
Ladangkebun dan sawah merupakan tempat untuk mencari sumber pakan alternatif bagi gajah dan berpeluang menimbulkan konflik dengan manusia.
Penggunaan lahan desa sekitar hutan, sebagai hutan desa adalah yang terbaik peringkat 1, sebaliknya sawah dinilai paling berpotensi menimbulkan konflik
peringkat 5. Komoditi pangan seperti padi, jagung, ubi dan kentang; menurut informasi
dari masyarakat dan berdasarkan penilaian pakar merupakan komoditi yang sangat disukai gajah, dibandingkan komoditi perkebunan seperti sawit, kemiri dan coklat.
Sementara komoditi seperti cabe ternyata tidak disukai gajah. Semakin disukai Gajah suatu komoditi, semakin berpotensi menimbulkan konflik, sehingga
mendapat peringkat buruk 5; sebaliknya yang paling tidak disukai mendapat peringkat baik 1.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa sekitar CA Pinus Jantho menunjukkan bahwa kondisi faktual parameter desa sekitar hutan seperti disajikan
pada Tabel 4.24 sampai dengan Tabel 4.26. Pertumbuhan penduduk desa sekitar hutan yang ideal untuk mendukung konservasi spesies mamalia besar, seperti
Universitas Sumatera Utara
Gajah Sumatera, adalah pertumbuhan penduduk dibawah 1. Data yang diperoleh memperlihatkan bahwa persen pertumbuhan penduduk dari 6 enam
desa sekitar hutan CA Jantho bervariasi: tiga desa dengan pertumbuhan 1 – 1,15; satu desa dengan pertumbuhan 1,6 – 2 dan dua desa mempunyai
pertumbuhan 2,5; seperti terlihat pada Tabel 4.24. Tabel 4.24. Sebaran persen pertumbuhan penduduk
desa sekitar hutan Cagar Alam Pinus Jantho
Pertumbuhan Penduduk Desa
Jumlah Desa
1 1 – 1,5
3 1,6 – 2,0
1 2,1 – 2,5
2,5 2
Sedikitnya 41,7 dari total lahan desa sekitar hutan Cagar Alam Pinus Jantho dialokasikan sebagai hutan desa. Selain itu masih terdapat lahan
terlantar, luasnya mencapai 28,3 dari luas lahan desa, yang sengaja dibiarkantidak diolah, dengan maksud sebagai lahan penggembalan binatang
ternak. Kondisi tersebut diharapkan dapat mengurangi resiko gangguan satwaliar, khususnya Gajah ke wilayah pemukiman penduduk. Persentase pemanfaatan
lahan desa sekitar hutan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25. Sebaran pemanfaatan lahan desa sekitar hutan Cagar Alam Pinus Jantho
Pemanfaatan Lahan Luas Ha
Persentase
Sawah 350
4,9 Ladangkebun
1590 22,6
Lahan terlantar 1997
28,3 Sawah tidur
162 2,3
Hutan desa 2935
41,7
Meskipun hanya 30 dari luas lahan desa yang dimanfaatkan untuk lahan budidaya diharapkan dapat mencegah resiko konflik manusia dengan gajah; jenis
Universitas Sumatera Utara
komoditi yang ditanam juga perlu diperhitungkan. Penanaman tanaman budidaya seperti padi, jagung, sawit, kakao dan ubi Tabel 4.26. seringkali mengundang
selera gajah untuk memakannya, karena jenis-jenisnya disukai gajah Purastuti, 2010. Selama penanaman jenis-jenis tersebut bukan di wilayah jelajah gajah dan
kondisi di dalam kawasan hutan Cagar Alam tidak mendapat tekanangangguan, resiko konflik dapat dicegah. Hal yang mengkhawatirkan adalah, menurut
penduduk desa, lahan terlantar sudah mulai diminati oleh para investor untuk ditanami sawit. Kalau hal itu terjadi dengan percepatan yang tinggi, akan memicu
terjadinya konflik antara manusia dan gajah di wilayah ini seperti halnya wilayah lain.
Tabel 4.26. Sebaran jenis komoditi yang ditanam di desa sekitar hutan Cagar Alam Pinus Jantho
Komoditi Persentase
PadiJagung 36,8
Coklat, kemiri, pinang 35,7
Sawit 12,7
Kacang tanah, ubi 9,3
Cabe, tomat 5,5
Berdasarkan data yang diperoleh mengenai pertumbuhan penduduk, pemanfaatan lahan, dan komoditi yang diusahakan oleh masyarakat desa sekitar
hutan, dapat dibuat tabel peringkat kondisi faktual parameter desa sekitar hutan seperti terlihat pada Tabel 4.27. Untuk mendapatkan nilai skor kondisi tersebut,
dilakukan komparasi terhadap Tabel 4.23, dan hasilnya tersaji pada Tabel 4.28.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.27. Peringkat parameter Desa sekitar hutan di CAPinus Jantho
Sumber : Data Penelitian, 2012 Keterangan: Warna yang sama menunjukkan peringkat yang sama
Tabel 4.28. Nilai skor parameter desa sekitar hutan di CA Pinus Jantho
No. PARAMETER
PERINGKAT KONDISI DESA HUTAN DI CAGAR ALAM PINUS JANTHO
SKOR PARAMETER
x
i
1 2
3 4
5 1.
Pertumbuhan Penduduk x
6
80 16
60 40
20 0,72
2. Pemanfaatan
Lahan x
7
100 80
24 8
12 0,74
3. Komoditi
pertanian perkebunan x
3
20 80
60 40
20 0,73
Sumber: Data Penelitian diolah, 2012 Tabel 4.27. dan Tabel 4.28. memperlihatkan adanya perbedaan antara kondisi
faktual lapangan dengan kondisi ideal desa sekitar hutan yang diharapkan. Nilai skor parameter bermakna sebagai faktor penyesuaian kondisi faktual lapangan terhadap
kondisi ideal.
Untuk semua parameter mempunyai nilai skor hampir sama, yaitu sebesar 72 – 74; yang berarti ada persamaan antara kondisi desa sekitar hutan
Cagar Alam Pinus Jantho dengan kondisi ideal sebesar nilai skor parameter masing-masing. Nilai skor parameter berperan dalam menentukan besarnya nilai
sub indeks.
No. PARAMETER
PERINGKAT PARAMETER DESA HUTAN CA PINUS JANTHO
1 2
3 4
5 1.
Pertumbuhan Penduduk
x
6
1 – 1,5 2,5
1,6 – 2,0 2,1 – 2,5
1 2.
Pemanfaatan Lahan x
7
Hutan desa
Lahan penggembalaan
Ladang kebun
Sawah Sawah
tidur 3.
Komoditi yang ditanam x
8
Padi dan jagung
Coklat, Kemiri dan Pinang,
Sawit Kacang
tanah, ubi, kentang
Cabe
Universitas Sumatera Utara
4.8.2. Pembuatan Grafik Sub Indeks 4.8.2.1. Ekologi Habitat Gajah