Tutupan Lahan Sumber Air Vegetasi

dilakukan dengan menggunakan metode garis transek, yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. Stratified sampling. Berdasarkan peta hasil tumpang susun overlay antara peta topografi, peta sebaran gajah, peta penggunaan lahan, dan data konflik manusia-gajah, dilakukan stratifikasi terhadap komunitas vegetasi yang relatif homogen dan dibedakan dengan komunitas vegetasi lainnya, kemudian dilakukan verifikasi di lapangan. b. Systematic sampling with random start. Pada setiap tipe komunitas vegetasi dibuat petak pengamatan berbentuk jalurtransek dengan jumlah transek ditentukan sesuai kondisi lapangan pada setiap tipe vegetasi, masing-masing transek memotong garis kontur sepanjang 500m – 1km dan lebarnya 20 m; jarak antar jalur 100 m.

3.3.2.2.1. Tutupan Lahan

Data tutupan lahan diperoleh melalui Peta Tutupan Lahan tahun 2000 – 2011 dari Badan Planologi Kehutanan, untuk dapat melihat sebaran tutupan vegetasi serta percepatan perubahan dan pola perubahan tutupan lahan yang terjadi. Berdasarkan peta topografi dapat dilihat kondisi topografi kawasan, seperti: ketinggian tempat dan kelerengan lokasi penelitian.

3.3.2.2.2. Sumber Air

Untuk mengetahui ketersediaan sumber air di habitat gajah dibutuhkan peta sebaran sungai, rawa dan alur, sedangkan data pendukung berupa data curah hujan selama 10 tahun terakhir diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika. Kondisi air diamati melalui observasi lapangan, dengan mengumpulkan data: Universitas Sumatera Utara a. Jenis sumber air: sungai, anak sungai, rawa, alur, dan badan air lainnya. b. Sumber air yang digunakan oleh gajah untuk mandi, minum. Data sumber air yang digunakan oleh gajah diketahui berdasarkan jejak yang ditinggalkan gajah serta wawancara dengan masyarakat; kemudian dicatat koordinatnya melalui GPS. Selain itu juga dicatat pH dan salinitasnya.

3.3.2.2.3. Vegetasi

Pengambilan data vegetasi dilakukan di 4 empat lokasi di dalam kawasan Cagar Alam Pinus Jantho, yaitu: hutan sekitar i Alur Linteung, ii Abo, iii Seunong Batee Dong, iv Seumileuk; dan 1 satu lokasi di v kawsan Hutan Lindung Jantho yang berbatasan dengan Cagar Alam. Data vegetasi yang diukur untuk menentukan struktur dan komposisi vegetasi adalah: jenis, jumlah individu, diameter dan tinggi pohon; serta data vegetasi pakan jenis, kerapatan dan produktivitas pakan. Berdasarkan garis transek yang sudah dibuat Gambar 3.1, dilakukan analisis vegetasi dengan menggunakan metode garis berpetak Kusmana, 1997. Jumlah petak pengamatan tiap tipe vegetasi Keterangan : A 2m x 2m untuk pengukuran seedling C 10m x 10m untuk pengukuran poles B 5m x 5m untuk pengukuran sapling D 20m x 20m untuk pengukuran trees Gambar 3.1. Metode Garis Berpetak D D Arah rintisan 20 m B C C D C Universitas Sumatera Utara ditentukan berdasarkan kurva spesies area, yaitu masing-masing lokasi secara berurutan 13 tiga belas, 6 enam, 10 sepuluh, 12 dua belas dan 26 dua puluh enam petak contoh.

3.3.2.2.4. Tumbuhan Pakan