Penyebaran dan Populasi Gajah Sumatera

Aceh. Sebuah survei perilaku masyarakat Aceh yang dilakukan oleh FFI-SECP dan BKSDA pada tahun 2002 dengan menginterviu sebanyak 1040 responden menemukan bahwa sebagian besar responden mencintai gajah, dan sebagian besar responden menginginkan pengalokasian kawasan khusus bagi pelestarian gajah di Aceh Jepson 2002 dalam Azmi et al 2009. Dalam sebuah studi yang lebih rinci yang dilakukan pada tahun 2006 mayoritas masyarakat Aceh memilih gajah diantara sekian banyak spesies kharismatik lain sebagai simbol kebanggaan daerahnya. Keunikan pola hubungan antara masyarakat Aceh dan gajah serta tutupan hutan yang relatif masih baik dibanding dengan provinsi lain di Sumatera membuat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam menjadi benteng terakhir bagi penyelamatan Gajah Sumatera, habitatnya serta keanekaragaman hayati yang ada didalamnya Azmi et al., 2009.

2.3. Penyebaran dan Populasi Gajah Sumatera

Di Pulau Sumatera, gajah tersebar di 8 provinsi yang terbagi dalam 44 populasi, meliputi: Lampung 11 populasi, Sumatera Selatan 8 populasi, Bengkulu 3 populasi, Jambi 5 populasi, Sumatera Barat 1 populasi, Riau 8 populasi, Sumatera Utara 1 populasi dan Nangroe Aceh Darussalam 4 populasi. Santiapillai dan Jackson 1990 melaporkan bahwa dari 44 populasi tersebut, 30 mempunyai ukuran populasi kurang dari 50 ekor, 36 mempunyai individu 50 – 100 ekor, 25 individu populasinya 100 – 200 ekor, dan hanya 9 yang mempunyai ukuran populasi lebih dari 200 ekor Gambar 2.1. Secara keseluruhan, populasi gajah diperkirakan antara 2800 sampai 4800 ekor Blouch Haryanto 1984 dan Blouch Simbolon 1985. Universitas Sumatera Utara Populasi Gajah Sumatera tersebar di tujuh provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung Gambar 2.2. Dengan metode penaksiran cepat rapid assessment survey Blouch dan Haryanto 1984 serta Blouch dan Simbolon 1985 memperkirakan populasi Gajah Sumatera berkisar 2800 – 4800 individu dan tersebar di 44 lokasi. Populasi terkini belum dapat dipastikan, karena secara keseluruhan belum dilakukan survei lagi kecuali untuk populasi yang ada di provinsi Lampung, yang dilakukan oleh Hedges et al 2005. Hasil penelitian tersebut melaporkan bahwa provinsi Lampung telah kehilangan 9 sembilan kantong populasi gajah dari 12 kantong yang ditemukan pada 1980. Di provinsi ini, populasi gajah terkonsentrasi di 2 dua lokasi, yaitu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Taman Nasional Way Kambas, yang masing-masing populasinya adalah 498 individu 95 CI=[373,666] dan 180 individu 95 CI=[144,225]. Karena sulitnya diperoleh informasi yang akurat tentang populasi Gajah Sumatera di alam, Soehartono et al 2007 memperkirakan populasi sementara Gajah Sumatera pada akhir tahun 2007 berkisar antara 2400 sampai 2800 ekor. Populasi Gajah Sumatera diperkirakan telah mengalami penurunan sekitar 35 dari tahun 1992, suatu angka penurunan populasi yang sangat besar dalam waktu relatif pendek. Berkurangnya jumlah individu populasi tersebut tidak dapat menjamin kelestarian spesies kunci ini dalam jangka panjang, mengingat sebaran populasinya terfragmentasi di blok-blok hutan kecil pada berbagai status kawasan hutan Tabel 2.1. Di Aceh, jumlah gajah pada tahun 1996 berkisar antara 600–700 ekor Azmi et al, 2009, sementara menurut perkiraan Brett 1999 dari kompilasi Universitas Sumatera Utara beberapa data, khususnya di Ekosistem Leuser pada tahun 1999 diperkirakan jumlah gajah lebih dari 555 ekor. Pada tahun 2007, dari perkiraan yang didasari oleh informasi jumlah populasi di daerah-daerah konflik dan data penangkapan gajah akibat konflik diperkirakan populasi gajah Aceh berkisar antara 350 - 450 individu. Angka ini sangat mengkhawatirkan, karena berarti populasi gajah di Aceh selama kurun waktu 1996 sampai 2006 berkurang hampir 40. Selanjutnya, Azmi et al 2009 melaporkan, pada tahun 2007-2008 sampai bulan September 2008 gajah liar yang ditangkap atau mati karena konflik berkisar minimal 39 ekor, yang berarti sekitar 10 dari seluruh populasi gajah liar di wilayah Aceh, hilang dari populasinya di alam. Gambar 2.1. Ukuran relatif sebaran populasi gajah di Pulau Sumatera Sumber: Santiapillai dan Jackson 1990 Jumlah Individu Gajah Universitas Sumatera Utara Gajah tersebar hampir di semua kabupaten di Aceh daratan. Formasi pegunungan Bukit Barisan yang menjadi poros pulau Sumatera membuat sisa hutan di Aceh memiliki ketersambungan yang cukup baik satu sama lainya. Pembukaan areal hutan baru terutama di hutan dataran rendahnya menjadikan sebagian besar konflik berada di garis terluar habitat gajah. Kondisi topografi yang ekstrim di dataran tinggi Aceh yang berperan sebagai koridor penghubung satu habitat dengan lainya membuat areal tersebut masih dipakai gajah liar untuk melintas. Survey FFI terakhir bulan November 2007 menemukan bukti keberadaan kelompok gajah pada ketinggian 2.329 mdpl di daerah Gunung Ulu Masen yang menyambungkan habitat gajah di Aceh Jaya dan habitat di Pidie Azmi et al, 2009. Gambar 2.2. Peta sebaran populasi gajah di Pulau Sumatera Sumber: Soehartono et al, 2007 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Proporsi sebaran populasi Gajah Sumatera pada berbagai status kawasan hutan Status Kawasan Luas Kawasan Ha Persentase Hutan Konversi 386.829 9,39 Hutan Produksi Terbatas 1.648.654 40,03 Hutan Konservasi 619.988 15,05 Hutan Produksi 709.145 17,22 Hutan Lindung 494.088 12,0 Hutan Negara Tidak Terbatas 15.916 0,39 Perairan 2.108 0,05 Daerah Lain 234.460 5,69 Tidak ada Data 7.678 0,19 Sumber: Soehartono et al, 2007

2.4. Kondisi Habitat