Organisasi Peningkatan Pelayanan Jalan terhadap Pemanfaatan Lahan

Untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya, manusia melakukan berbagai macam kegiatan. Kegiatan-kegiatan ini sangat beraneka ragam jenisnya, seperti kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, dan kegiatan kesenian. Karena itu, kegiatan manusia membentuk sutu sistem sendiri di dalam sistem transportasi. Mengapa kegiatan merupakan bagian dari sistem transportasi ? Karena kegiatan mampu membangkitkan pergerakan generate. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat dilakukan pada lokasi yang sama, atau dengan kata lain harus dilakukan pada lokasi yang berbeda. Konsekuensinya, kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan pergerakan dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Jadi, kegiatan manusia memiliki sifat membangkitkan pergerakan, baik berupa tarikan attraction maupun produksi production. Besarnya pergerakan ini tergantung pada jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.

2.2 Organisasi Peningkatan Pelayanan Jalan terhadap Pemanfaatan Lahan

Timbulnya problem transportasi di perkotaan merupakan konsekuensi logis dari pesatnya pertumbuhan ekonomi kota, urbanisasi yang tak terkendali, perluasan kota dan fenomena-fenomena pembangunan lainnya di era pra-krisis. Sebagai dampaknya, di kota-kota tersebut terjadi pembengkakan permintaan perjalanan, yang ada kenyataanya sampai saat ini belum dapat diimbangi oleh penyediaan sistem transportasi yang baik. Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai. USU e-Repository © 2008. Tidak optimalnya pengelolaan sistem transportasi kota di Indonesia merupakan resultan dari mis-manajemen dan mis-koordinasi dari aktor-aktor yang terlibat dalam penanganan pengelolaan prasarana dan sarana transportasi kota yang ada. Terlepas dari buruknya kondisi perekonomian kita, langkah optimalisasi dan efisiensi kinerja sistem transportasi kota merupakan suatu keharusan dan tetap up-to- date di masa pasca reformasi. Jadi transportasi perlu meningkatkan interaksi antar aktifitas atau guna lahan. Interaksi tersebut diukur melalui aksesibilitas, yang meliputi daya tarik suatu tempat sebagai asal dan tujuan. Pola guna lahan adalah hal yang penting karena akan menentukan peluang ataupun aktifitas yang andal dalam jangkauan suatu tempat. Potensi antara dua tempat untuk berinteraksi akan bergantung pada biaya dari pergerakan antara keduanya, baik dalam terminologi uang ataupun waktu. Sebagai konsekuensinya, struktur dan kapasitas dari jaringan transportasi akan mempengaruhi tingkat aksesibilitas. Sementara itu Creighton 1970, berpendapat jaringan jalan merupakan gambaran dari fasilitas transportasi yang memiliki kedudukan penting, terutama jika dihubungkan dengan penggunaan lahan akan dapat membentuk suatu pola tata guna lahan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi rencana fisik ruang kota, serta peranannya sebagai suatu sistem transportasi yaitu untuk menampung pergerakan manusia dan kenderaan. Dari uraian di atas, jelas memberi petunjuk bahwa kegiatan transportasi tidaklah berdiri sendiri, melainkan terjadi karena ada unsur pembentuknya. Prilaku Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai. USU e-Repository © 2008. penduduk dan kegiatan sosial ekonomi kota ikut andil di dalam terbentuknya kegiatan transportasi kota. Dalam merencanakan transportasi kota, penduduk merupakan pelaku utama yang melakukan gerak dan membangkitkan lalu lintas sesuai dengan kebutuhan penduduk itu masing-masing, dengan kata lain kualitas penduduk akan turut menentukan kebutuhan gerak yang pada gilirannya dapat tercermin dalam volum lalu-lintas. Selain itu, volume lalu-lintas juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang melakukan gerakperjalanan Warpani : 1990. Di dalam melakukan berbagai kegiatan sosial ekonomi, penduduk memerlukan sarana dan prasarana transportasi untuk mencapai tempat tujuan yang dikehendaki. Untuk itu dituntut adanya pelayanan jasa transportasi yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan tersebut, dan disain sistem transportasi perkotaan haruslah dapat memberikan kemudahan untuk melakukan perjalanan. Suatu sistem transportasi perkotaan di sini merupakan suatu hubungan-hubungan links antara pusat-pusat pengembangan dan pelayanan wilayah kota-kota berstruktur dan berjenjang baik keluar maupun ke dalam wilayah yang merupakan komponen dasar dari struktur fisik, sosial ekonomi dalam suatu wilayah Mayer dan Miller : 1984. Adapun kemudahan dalam melakukan perjalanan dari kegiatan sosial ekonomi tersebut tergantung dari kualitas pelayanan sistem transportasi yang tersedia pada suatu kota Thomson : 1977. Secara ideal perkembangan kegiatan-kegiatan perkotaan yang membutuhkan ruang tersebut perlu diarahkan pada optimasi tata ruang kota dalam interaksi antar Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai. USU e-Repository © 2008. elemen-elemen pengisi ruang kota. Lebih dari itu pembangunan perkotaan perlu diarahkan untuk mencapai sinkronisasi dan integrasi antar program-program dan sektor-sektor pembangunan sehingga dapat dicegah adanya benturan-benturan dan overlapping dalam pembangunan maupun hasil-hasilnya yang berimplikasi pada dalamnya efisiensi alokasi sumber daya. Sinkronisasi dan integrasi antar program pembangunan fisik kota diperlukan, antara lain agar tercapainya : • Efisiensi pembangunan perkotaan; • Peningkatan produktivitas ekonomi kota yang optimal; • Pemerataan dan perluasan manfaat pembangunan kota bagi seluruh golongan dan lapisan masyarakat; • Peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakatpenduduk kota; • Pelestarian budaya dan sejarah perkotaan; • Perbaikan kondisi lingkungan hidup di perkotaan; dan • Tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam perkotaan. Selain dari itu, perencanaan tata guna lahan juga mengalami krisis dengan menunjukkan bahwa percepatan perubahan tata guna lahan terjadi lebih cepat ketimbang modifikasi rencana. Dimana rencana tata ruang yang telah dipersiapkan hampir semua kota besar, tidak bisa mengantisipasi bahwa kotanya sebenarnya telah berkembang menjadi kota metropolitan. Kebutuhan akan transportasi merupakan resultan dari tersebarnya pola tata guna lahan, karena seseorang tidak akan dapat memenuhi semua kebutuhannya hanya Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai. USU e-Repository © 2008. di satu lokasi saja. Perubahan pola tata ruang akan mempengaruhi sistem transportasi, demikian juga sebaliknya. Jadi dalam perencanaan sistem transportasi makro di perkotaan, strategi penyediaan jasa transportasi harus mempertimbangkan hubungan timbal-balik sistem transportasi tata guna lahan juga. Dalam institusi penangan sektor transportasi diketahui sangat lambat, dimana keterlambatan penanganan problem transportasi kota boleh jadi disebabkan karena institusi yang menangani tidak memiliki otoritasindependensi yang cukup untuk menangani besarnya persoalan yang dihadapi. Selain adanya juga tumpang tindih wewenang dalam mengelola sistem transportasi kota juga menghambat gerak menuju efisiensi. Sejauh ini, pihak pemerintah telah melancarkan berbagai upaya dalam menanggulangi masalah lalu lintas di perkotaan. Peningkatan kapasitas jaringan jalan salah satu penyebab permasalahan lalu lintas sehingga menimbulkan pembangunan jaringan jalan baru, juga ditempuh rekayasa dan pengelolaan lalu lintas traffic engineering and management, khususnya menyangkut pelayanan angkutan umum. Namun kenyataan menunjukkan, bahwa masalah lalu lintas berkembang semakin kompleks, akibat ketimpangan antara kepesatan peningkatan kebutuhan transportasi dan rendahnya kemampuan penyediaan fasilitas transportasi. Pada gilirannya, persoalan lalu lintas seperti kemacetan, delay serta polusi lingkungan menimbulkan kerugian besar bagi pengguna jalan raya. Betapa besar kerugian besar yang timbul akibat pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu, pemborosan tenaga Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai. USU e-Repository © 2008. maupun rendahnya tingkat kenyamanan barlalu lintas dalam situasi kemacetan yang semakin rutin dan kian meluas di kota-kota besar. Perencanaan sistem transportasi di atas sudah barang tentu berdampak terhadap penataan ruang perkotaan, terutama terhadap prasarana perkotaan. Untuk menghindarkan dampak yang bersifat negatif, maka perlu diterapkan sistem perencanaan yang memadai serta sistem koordinasi interaktif dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Beberapa hal yang menjadi penghambat dalam meningkatkan prasarana transportasi serta berdampak terhadap penataan ruang perkotaan, terutama prasarana perkotaan, adalah sebagai berikut : • Pembuatan jalan baru berupa jalan tol maupun jalan lingkar. • Pelebaran jalan guna meningkatkan kapasitas jalan maupun perbaikan persimpangan dihadapkan pada persoalan berkenaan dengan jaringan utilitas. Telah dibahas pula, bahwa pada dasarnya masalah kemacetan timbul akibat tingkat pertumbuhan kebutuhan transportasi jauh lebih tinggi dibandingkan kemampuan penyediaan prasarana transportasi. Disamping itu, kenyataan menunjukkan pula adanya sejumlah prasarana yang tidak berfungsi semestinya. Kemudian kegiatan sosial ekonomi secara fisik dapat dikenali melalui struktur pemanfaatan lahan. Setiap kawasan yang dicirikan oleh kegiatan sosial ekonomi relatif besar, akan terlihat dari intensitas guna lahan yang tinggi. Struktur guna lahan Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai. USU e-Repository © 2008. inilah yang akan memegang peranan penting sebagai faktor penentu keberhasilan penataan sistem transportasi perkotaan Borden dan Bennet : 1984 Dengan demikian, guna menjaga kelangsungan tumbuh dan berkembangnya suatu kota antara lain ditentukan oleh keseimbangan antara unsur permintaan layanan yang dibentuk oleh sistem aktivitas kota dan unsur penyediaan layanan yang dibentuk oleh sistem transportasi perkotaan. Secara jelas ditunjukkan oleh keterkaitan antara sistem transportasi dan sistem aktivitas serta pengaruhnya terhadap pola pergerakan lalu-lintas. Di lain pihak pola pergerakan ini juga dipengaruhi oleh sistem kelembagaan kota, misalnya pengaturan pergerakan lalu-lintas regional, dan pengaturan pemanfaatan tata guna lahan perkotaan. Pengaturan ini akan mempengaruhi pola pergerakan penduduk dan pola pergerakan lalu-lintas. Sehingga hubungan antara sistem aktivitas, sistem transportasi dan pola pergerakan seperti di gambarkan di atas menunjukkan satu kesatuan yang tak bisa di pisahkan.

2.3 Pengembangan Jalan Perkotaan

Dokumen yang terkait

PERAN IBU SEBAGAI SINGLE MOTHER DALAM MENGANTISIPASI BAHAYA NARKOBA PADA ANAK (STUDI KASUS DI JLN KIRAB REMAJA KELURAHAN PEMATANG PASIR KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA TANJUNGBALAI.

0 4 25

STRUKTUR SOSIAL PEREKONOMIAN IKAN ASIN DI KELURAHAN PEMATANG PASIR KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA TANJUNG BALAI

1 4 25

Pengaruh Sanitasi Lingkungan Rumah Dan Sosial Budaya Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Kejadian Skabies Di Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai Tahun 2012

0 0 21

Pengaruh Sanitasi Lingkungan Rumah Dan Sosial Budaya Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Kejadian Skabies Di Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai Tahun 2012

0 0 2

Pengaruh Sanitasi Lingkungan Rumah Dan Sosial Budaya Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Kejadian Skabies Di Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai Tahun 2012

0 0 9

Pengaruh Sanitasi Lingkungan Rumah Dan Sosial Budaya Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Kejadian Skabies Di Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai Tahun 2012

0 1 54

Pengaruh Sanitasi Lingkungan Rumah Dan Sosial Budaya Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Kejadian Skabies Di Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai Tahun 2012 Chapter III VI

1 1 49

Pengaruh Sanitasi Lingkungan Rumah Dan Sosial Budaya Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Kejadian Skabies Di Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai Tahun 2012

0 0 5

Pengaruh Sanitasi Lingkungan Rumah Dan Sosial Budaya Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Kejadian Skabies Di Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai Tahun 2012

0 0 71

STUDI PENGEMBANGAN KAWASAN TALISE KORIDOR JL. YOS SUDARSO KOTA PALU

0 2 9