25
anemia menjadi lebih jelas; sumsum tulang berusaha mengkompensasi kurangnya zat besi dengan mempercepat pembelahan sel sehingga menghasilkan eritrosit dengan
ukuran yang sangat kecil mikrositik, yang menjadi ciri khas ADB. Pada akhirnya besi jaringan pun mulai hilang yaitu yang berada di hati, kulit maupun otot. Sejalan
dengan terus berlanjutnya defisiensi besi maka gejala anemia pun mulai dirasakan semakin memburuk Berkow, 1997; Wahyuni, 2004; www.virginia.edu, 2006.
Gambar 2.4 Tahapan Defisiensi Besi www.virginia.edu
Normal Penipisan Fe
Anemia defisiensi besi awal
Anemia defisiensi besi tahap akhir
Anemia defisiensi besi jaringan
sumsum tulang sel darah merah
jaringan
2.3.2 Faktor penyebab anemia defisiensi besi
Penyebab anemia defisiensi besi yang paling umum adalah karena pola makan yang tidak memadai terutama kurangnya asupan zat besi yang berasal dari makanan
terutama pada masa pertumbuhan yang cepat seperti pada anak-anak, bayi, pubertas, kehamilan FAOWHO, 2002, masalah malabsorpsi zat besi serta adanya kehilangan
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.
26
darah secara kronis yaitu terutama perdarahan akibat luka peptikum, karsinoma kolon ataupun lambung, konsumsi obat-obatan yang mengiritasi lambung aspirin, anti-
inflamasi non-steroid, steroid, antikanker seperti fluorourasil, mitramisin, dan daktinomisin, adanya infeksi parasit, serta perdarahan pada saluran kemih terutama
pada pria dewasa dan wanita pascamenopause maupun kondisi menstruasi yang berat terutama pada wanita usia 15 - 45 tahun Ivey, 1986; Gennaro, 2000.
Individu yang mengalami gagal ginjal terutama yang harus didialisis, beresiko tinggi mengalami ADB. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal
memproduksi eritropoietin dalam jumlah yang cukup untuk dapat membentuk sel darah merah. Baik zat besi maupun eritropoietin dapat hilang saat dialisis. Oleh
karena itu penderita dialisis harus diberi tambahan zat besi dan eritropoietin sintetis untuk mencegah defisiensi besi NIHODS, 2005.
2.3.3 Gejala klinik anemia defisiensi besi
Gejala yang menyertai defisiensi besi tergantung pada kecepatan perkembangan anemia. Pada kasus perdarahan kronik dan lambat, tubuh beradaptasi terhadap
peningkatan anemia yang lambat dan penderita dapat mentoleransi kadar Hb yang sangat rendah Gasche, et.al., 2004; Provan, 2007. Berbagai gejala anemia
dihasilkan akibat menurunnya kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah yaitu seperti mudah lelah, lemah, lesu, muka pucat, kuku mudah pecah, kurang selera
makan, nafas pendek, hingga menurunkan ketahanan serta kinerja fisik, sehingga menurunkan kapasitas kerja selain juga dapat dapat mempengaruhi fungsi kognitif
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.
27
seperti konsentrasi belajar rendah dan memperlambat daya tangkap pada anak-anak usia sekolah, remaja putri dan sebagainya Suartika, 1999; Zavaleta, et.al., 2000;
AHFS, 2002. Defisiensi besi selanjutnya dapat menyebabkan kekurangan energi dan depresi sistem kekebalan sehingga meningkatkan resiko terhadap infeksi dan penyakit
Timmcke, 2005. Pada kehamilan, ADB berkaitan dengan meningkatnya resiko kelahiran prematur, mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan, bayi lahir
dengan berat badan rendah, dan kematian ibu hamil saat melahirkan. Suartika, 1999; Zavaleta, et.al., 2000.
Defisiensi besi kemungkinan juga akan menimbulkan gejala yang khas yaitu pikageofagia memakan bahan non-nutrisi seperti sampah dan tanah liat, glositis,
dan pecah-pecah pada pinggir mulut kheilosis dan di kuku jari sehingga tampak seperti sendok koilonisia; hal ini terutama terjadi pada defisiensi besi kronik
Berkow, 1997. Pada anemia yang parah, dapat terjadi takikardia dan gagal jantung. Namun terkadang tidak ada keluhan yang dirasakan bila penderita mengalami
anemia defisiensi besi ringan yang akan baru diketahui mengalami anemia bila dibuktikan melalui tes darah yang menunjukkan bahwa kadar hemoglobin Hb cukup
rendah 12 gdL pada wanita; 13 gdL pada pria. Gejala biasanya baru tampak jika anemia berada pada tingkat moderat ataupun parah Mukhopadhyay, 2002.
2.3.4 Diagnosis anemia defisiensi besi