Tahapan defisiensi besi Anemia Defisiensi Besi

24

2.3 Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoiesis tidak cukup, ditandai de- ngan gambaran eritrosit hipokrom-mikrositer, kadar besi serum dan saturasi transferin menurun, kapasitas ikat besi total tinggi, dan cadangan besi besi dalam sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali NAAC, 2005.

2.3.1 Tahapan defisiensi besi

Defisiensi besi berkembang secara bertahap dan biasanya diawali dengan adanya kesetimbangan besi yang negatif, yaitu saat asupan besi tidak dapat meme- nuhi kebutuhan harian zat besi. Kesetimbangan negatif ini pada awalnya akan menipiskan jumlah simpanan besi namun kadar Hb masih tetap normal. Gambaran jumlah cadangan besi pada tiap tahap perkembangan defisiensi besi dapat dilihat pada Gambar 2.4. Pada tahap awal, mulai terjadi kekurangan zat besi yang bersifat laten; zat besi yang hilang melebihi dari asupan zat besi, sehingga mulai menipiskan cadangan besi di sumsum tulang dan kadar feritin serum pun menurun namun Hct dan Hb masih normal. Selanjutnya besi serum mulai menurun dan dan bertambahnya absorpsi besi ditandai dengan kapasitas pengikatan besi meningkat, tetapi hanya terjadi sedikit sedikit penurunan pada Hct dan Hb. Hilangnya zat besi yang berlanjut terus dan pengambilan besi cadangan tak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan eritrosit, maka jumlah eritrosit yang diproduksi menjadi lebih sedikit. Selanjutnya pada akhirnya sintesis hemoglobin menjadi terganggu dan gejala Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi. USU e-Repository © 2008. 25 anemia menjadi lebih jelas; sumsum tulang berusaha mengkompensasi kurangnya zat besi dengan mempercepat pembelahan sel sehingga menghasilkan eritrosit dengan ukuran yang sangat kecil mikrositik, yang menjadi ciri khas ADB. Pada akhirnya besi jaringan pun mulai hilang yaitu yang berada di hati, kulit maupun otot. Sejalan dengan terus berlanjutnya defisiensi besi maka gejala anemia pun mulai dirasakan semakin memburuk Berkow, 1997; Wahyuni, 2004; www.virginia.edu, 2006. Gambar 2.4 Tahapan Defisiensi Besi www.virginia.edu Normal Penipisan Fe Anemia defisiensi besi awal Anemia defisiensi besi tahap akhir Anemia defisiensi besi jaringan sumsum tulang sel darah merah jaringan

2.3.2 Faktor penyebab anemia defisiensi besi