47
2.12 Kapsul Alginat
Cangkang kapsul alginat dibuat dari bahan baku natrium alginat yang direaksikan dengan kalsium klorida dengan menggunakan cetakan metode paku.
Alginat merupakan kopolimer linier dari asam -D-manuronat dan asam g-L-
guluronat www.cybercolloids.net... introduction.php. Di antara bentuk sediaan besi lainnya yang dikembangkan untuk mengurangi efek samping, sediaan kapsul
alginat memiliki beberapa keuntungan seperti proses produksi yang ekonomis, tidak mengandung bahan hewani serta dapat memasukkan berbagai mikronutrien lainnya
yang dibutuhkan dalam suplementasi maupun untuk meningkatkan absorpsi besi. Kapsul alginat yang dapat dibuat adalah baik dalam bentuk kapsul cangkang
keras hard capsule seperti yang digunakan dalam penelitian ini maupun dalam bentuk kapsul lunak soft capsule. Kapsul keras alginat mulai diteliti dan
dikembangkan di Laboratorium Formulasi Fakultas Farmasi USU oleh Bangun, dkk 2005. Pengujian yang dilakukan terhadap kapsul keras alginat yang dihasilkan
menunjukkan bahwa kapsul keras alginat tidak pecah dalam cairan lambung buatan, tetapi pecah atau melarut dalam cairan usus buatan. Hal ini menunjukkan bahwa
kapsul keras alginat tahan terhadap cairan lambung sehingga dapat digunakan sebagai pembawa zat-zat aktif yang mengiritasi lambung tanpa menimbulkan efek samping
pada lambung Sinurat, 2005; Susanti, 2006; Hutabarat, 2006; Sumaiyah, 2006 Kapsul lunak alginat juga masih dalam tahap pengembangan produksi oleh
FMC Magenta, Amerika Serikat. Kapsul alginat ini cocok untuk dosis zat aktif yang
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.
48
besar, zat aktif yang sensitif terhadap asam, oksigen serta yang bersifat mengiritasi lambung www.fmcmagenta.com.
2.13 Alginat
Alginat merupakan suatu polimer linier dengan sifat dapat membentuk gel yang tersusun dari unit asam -1
→4-D-manuronat M dan asam g-1→4-L-guluronat G dengan rumus umum C
6
H
8
O
n
Gambar 2.9.
Gambar 2.9 : Struktur asam -D-manuronat dan asam g-L-guluronat
Alginat telah digunakan secara luas dalam berbagai formulasi oral dan topikal. Pada formulasi controlled release, telah diteliti pembuatan mikropartikel indometasin
dengan menggunakan sistem koaservat hidrokoloid asam alginat-gelatin. Natrium alginat juga telah digunakan dalam sediaan sustained-release oral oleh karena dapat
menunda disolusi obat dari tablet, kapsul, dan suspensi aqueous Rowe, et.al., 2003. Salah satu sifat dari alginat adalah dapat membentuk gel alginat dengan segera
bila bereaksi dengan kalsium klorida yang terjadi karena pengkelatan antara rantai guluronat dan ion kalsium Thom, dkk.,1980. Gel ini merupakan jaringan taut silang
yang tersusun dari kalsium alginat yang membentuk konformasi kotak telur seperti
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.
49
yang dapat dilihat pada Gambar 2.10 Belitz dan Grosch, 1987. Gel ini bersifat tahan asam sehingga tidak akan melepaskan obat secara serentak di satu tempat, namun
akan mengembang membentuk pori-pori yang dapat dilalui oleh molekul obat yang larut asam seperti FeSO
4
. Alginat pertama kali diisolasi oleh ilmuwan Skotlandia, Dr. E.C.C. Stanford
pada 1883. Alginat dapat diperoleh dari beberapa spesies alga coklat seperti Macrocystis pyrifer, Laminaria, Ascophyllum, dan Sargassum. Produksi alginat
dalam skala industri diawali di Amerika Serikat sekitar tahun 1930. Sejak saat itu asam alginat dan turunannya telah digunakan sebagai hidrokoloida dalam berbagai
aplikasi seperti di bidang farmasetika, bahan tambahan makanan, tekstil, dan kosmetika Barbaroux, 2001.
Gambar 2.10 Model Pengkelatan Ca pada Rantai Guluronat
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.
50
Sedangkan saat ini alginat telah banyak diteliti dalam perannya sebagai pembawa obat-obat yang diketahui mengiritasi lambung terutama dari golongan
AINS seperti yang dilakukan Arica, 2004 yang membuat butiran alginat berisi ibuprofen sehingga melepaskan obat dengan pelepasan yang terkendali.
Natrium alginat dapat memiliki berat molekul 10.000 – 600.000. Pemerian natrium alginat adalah berwarna putih sampai coklat kekuningan, berbentuk butiran,
granul atau serbuk. Natrium alginat larut lambat dalam air, membentuk larutan kental, dan tidak larut dalam etanol dan eter.
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Kapsul alginat produksi Laboratorium Formulasi Fakultas Farmasi USU yang telah memenuhi syarat internal yang mengandung tablet FeSO
4
300 mg yang telah direfomulasi, kapsul gelatin Capsugel, Indonesia yang mengandung tablet FeSO
4
300 mg yang telah direfomulasi, dan peralatan laboratorium standar.
3.2 Rancangan Penelitian
Uji toleransi ini dimaksudkan untuk menilai efek samping yang dirasakan oleh penderita defisiensi besianemia defisiensi besi dengan kondisi lambung normal
dengan desain penelitian acak, tersamar ganda, terkendali menggunakan sediaan FeSO
4
dalam kapsul gelatin sebagai pembanding.
3.3 Subyek
Subyek yang akan diikutkan dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. kriteria inklusi 1.
berusia antara 18 - 65 tahun
51
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.