43
kemudian diteliti oleh Troost et.al pada 2003. Zat besi dapat menginduksi stres oksi- datif pada usus karena perannya sebagai katalisator dalam reaksi kimia Fenton
Fenton chemistry. Selama reaksi kimia Fenton, besi fero mengakatalisis pembentukan radikal hidroksil dengan adanya anion radikal superoksida dan hidrogen
peroksida yang sebenarnya adalah hasil metabolisme normal. Radikal hidroksil yang terbentuk itulah yang bersifat sangat reaktif yang menyebabkan kerusakan pada
molekul-molekul biologi di lingkungan sekitarnya, menghasilkan rentetan reaksi yang kemudian lipida, protein, dan DNA dapat mengalami kerusakan Troost, et.al., 2003.
Selain itu disebutkan pula bahwa fero sulfat bersifat astringen sehingga dapat menimbulkan efek samping pada saluran cerna terutama konstipasi Gennaro, 2000;
Tripathi, 2004 yang lebih umum dialami daripada diare kemungkinan karena kerja iritan besi pada saluran cerna. Namun diduga pula bahwa terjadinya konstipasi
ataupun diare adalah akibat perubahan pada flora usus normal Tripathi, 2004.
2.10 Sediaan Zat Besi Tanpa Efek Samping Yang Telah Beredar di Perdagangan
Beberapa sediaan zat besi dirancang untuk dapat melepaskan zat besi secara perlahan selama sediaan melewati usus sehingga jumlah besi di lumen usus pada tiap
waktu lebih kecil. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi efek samping di saluran cerna. Beberapa sediaan telah beredar dengan karakteristik tersebut,
diantaranya adalah dalam bentuk sediaan salut enterik dan extended-release.
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.
44
Sediaan salut enterik ada di perdagangan contohnya adalah Apo-Ferrous Sulfate
®
FeSO
4
300 mg, Novoferrosulfate
®
FeSO
4
300 mg. Sediaan besi lainnya dengan pelepasan yang dimodifikasi adalah tablet fero sulfat extended-release Fero-
Grad
®
, Fero-Gradumet
®
, Slow-Fe
®
yang umumnya mengandung FeSO
4
anhidrat 160 mg, serta kapsul fero sulfat extended-release Feosol
®
, Ferralyn
®
, Ferra-TD
®
. Sediaan-sediaan tersebut terutama beredar di Amerika Serikat dan Kanada Groves,
1989; ASHP, 2002. Memang, kemudian efek samping dapat berkurang secara nyata, kemungkinan oleh karena berkurangnya jumlah besi yang diabsorpsi. Namun dalam
perkembangannya sediaan-sediaan tersebut terbukti memiliki bioavailabilitas yang rendah akibat pelepasan zat besi ditunda hingga tidak lagi di daerah absorpsinya yang
maksimal selain harga yang lebih mahal. Sehingga selanjutnya penggunaannya dalam terapi anemia defisiensi besi tak dianjurkan. Rudinskas, et.al., 1989; Walker, et.al.,
1989; Delorme, et.al., 1990; Mukhopadhyay, et.al., 2004.
2.11 Penelitian Sediaan Zat Besi Tanpa Efek Samping
Pada perkembangan selanjutnya, berbagai sediaan farmasetika pun dirancang untuk dapat menunda pelarutan zat besi di saluran cerna yaitu dengan melepaskan
besi fero dengan kecepatan rendah sehingga dapat mengurangi bolus load Fe yang masuk ke sistem saluran cerna; dengan demikian dapat mengurangi efek samping
Beard, 2000. Berbagai penelitian kemudian memunculkan formulasi besi yang memodifikasi bentuk sediaan, pelepasan, maupun jenis garam besi yang digunakan.
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.
45
Bentuk sediaan besi khusus yang terbaru dikembangkan adalah FeSO
4
yang dikombinasi dalam gastric delivery system GDS yang dapat memperpanjang waktu
retensi besi di lambung. Penelitian Cook, et.al. pada 1990 membuktikan bahwa sediaan ini memberikan absorpsi yang lebih besar dibandingkan dengan sediaan besi
pada dosis yang sama tanpa GDS oleh karena besi dilepaskan secara lebih lambat ke saluran cerna. Pendekatan GDS ini sesuai untuk zat besi yang bersifat larut asam.
FeSO
4
berada dalam matriks polimer yang akan terus terapung dalam cairan lambung hingga desintegrasi berakhir Daya apung dipertahankan oleh hidrokoloid yang
membentuk lapisan melingkar terhidrasi yang mencegah masuknya air ke inti Cook, et.al., 1990. Sediaan GDS tersebut terbukti memberikan absorpsi besi yang lebih
tinggi dan tidak menimbulkan efek samping pada saluran cerna dibandingkan dengan sediaan FeSO
4
konvensional Cook, et.al., 1990; Simmons, et. al., 1993. Sediaan GDS ini adalah berupa matriks yang terdiri dari sejumlah komponen yang didominasi
oleh senyawa polimer yaitu hidroksipropilmetilselulosa, minyak sayur terhidrogenasi, crospovidone, selulosa mikrokristal, gom xantan, bubuk talk, Mg-stearat, dan silikon
hidrokoloid yang kemudian ditambahkan FeSO
4
ke dalamnya sehingga membentuk matriks. Sedangkan Samanta et. al, 1995 mencoba untuk membuat sediaan sustained
release dari FeSO
4
mikrosferik dengan teknik congealable disperse-phase encapsulation menggunakan kombinasi agar dan hidroksipropilmetilselulosa yang
hingga kini masih pada tahap in-vitro. Jadi, dari segi materi dan kepraktisan produksi, GDS dan FeSO
4
sustained release memerlukan cukup banyak bahan serta proses
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.
46
persiapannya yang lebih rumit karena harus dipastikan bahwa semua bahan memenuhi standar farmasetika.
Alternatif lain untuk mengurangi efek samping adalah menggunakan zat besi dalam bentuk garam lain atau pun kompleks; di antaranya adalah beberapa sediaan
yang baru tersedia di beberapa negara yaitu seperti ferric iron polymaltose complex, ferric trimaltol, atau haeme iron polypeptide. Ferric iron polymaltose complex
merupakan senyawa besi yang diketahui tidak memiliki potensi oksidatif terhadap lipoprotein pada subyek sehat dan memberikan tingkat kepatuhan yang lebih baik
daripada sediaan FeSO
4
konvensional namun belum didukung oleh data efikasi yang memadai. Haeme iron polypeptide menguntungkan dalam hal absorpsinya yang lebih
cepat dan lebih baik sehingga memberikan ketersediaan hayati yang baik pula. Namun sediaan ini terkait dengan isu berbahan dasar hewan selain juga belum diteliti
pada skala yang lebih besar Harvey, et.al., 1998; Gasche, et.al., 2004. Selain itu terdapat pula kompleks besi yang terikat pada inti protein yang mana Fe akan
dilepaskan secara bertahap dan terus-menerus sebagai besi ion yaitu seperti TMFMOA ferrimannitol-ovoalbumin dan iron protein succinylate sehingga
mencegah efek toksik besi terhadap mukosa saluran cerna Gastearena, et.al., 2003. Secara umum sediaan-sediaan tersebut dapat diabsorpsi dengan baik dan tingkat
kejadian efek samping saluran cerna yang rendah akibat kandungan besi yang lebih rendah namun berbiaya mahal.
Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi.
USU e-Repository © 2008.
47
2.12 Kapsul Alginat