Endoskopi Mekanisme Perdarahan di Lambung yang Disebabkan Oleh Fero Sulfat

41 menyelaputi sel-sel yang melapisi lambung sebagai perlindungan terhadap kerusakan oleh enzim dan asam. Rusaknya lapisan mukus misalnya oleh infeksi Helicobacter pylori atau karena aspirin, dapat menyebabkan kerusakan yang mengarah pada ulser lambung. Asam klorida yang dihasilkan oleh sel parietal menyediakan lingkungan asam yang dibutuhkan pepsin untuk menguraikan protein, serta sebagai penghalang masuknya infeksi bakteri. Sekresi asam lambung distimulasi oleh impuls saraf, gastrin hormon yang dilepaskan lambung, dan histamin. Sedangkan chief cell yang ditemukan di bagian paling dalam dari kelenjar lambung menghasilkan enzim pencernaan pepsinogen yang kemudian diubah menjadi pepsin Berkow, 1997. Gambar 2.8 Lapisan Dinding dan Kelenjar Lambung

2.8 Endoskopi

Pemeriksaan endoskopi adalah pemeriksaan penunjang dengan menggunakan alat endoskop untuk mendiagnosis kelainan organ di dalam tubuh antara lain di sa- Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi. USU e-Repository © 2008. 42 luran cerna, rongga mulut, rongga abdomen, dan lain-lain. Gastroskopi adalah peme- riksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di lambung Kolopaking, 2001. Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh manusia secara visual dengan cara mengintip dengan alat tersebut atau langsung melihat pada layar monitor sehingga kelainan pada organ tersebut dapat dilihat dengan jelas. Endoskop dapat dimasukkan ke dalam tubuh melaui mulut upper endoscopy ataupun rektum lower endoscopy. Endoskop merupakan selang panjang dengan sistem optik pada bagian ujungnya. Gambaran mukosa yang didapat, diteruskan ke bagian okuler melalui serabut serat optik, Cahayapun disalurkan dari sumber cahaya ke bagian distal endoskopi melalui serabut optik. Endoskopis menggunakan monitor TV untuk melihat gambaran yang ditangkap oleh alat endoskop www.pinehurstmedical.com...endoscopy.htm.

2.9 Mekanisme Perdarahan di Lambung yang Disebabkan Oleh Fero Sulfat

Penggunaan zat besi secara berulang dalam jangka waktu lama dapat menim- bulkan efek samping terutama pada saluran cerna. Hal ini disebabkan oleh efek toksik langsung besi pada epitel glandular pada gastroduodenum Gastearena, et.al., 2003. Garam fero sulfat yang larut dalam larutan yang asam dapat mengiritasi lambung oleh karena dilepaskannya zat besi secara serentak pada satu tempat sehingga menyebabkan tingginya konsentrasi zat besi di daerah tersebut USPDI, 1989 sehingga bersifat toksik pada lambung dengan mekanisme kerusakan oksidatif yang diinduksi oleh sediaan besi secara in-vivo pada usus kecil manusia yang Dwi Lestari P : Uji Toleransi Lambung Terhadap Ferosulfat yang Diberikan Dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Defisiensi Besi. USU e-Repository © 2008. 43 kemudian diteliti oleh Troost et.al pada 2003. Zat besi dapat menginduksi stres oksi- datif pada usus karena perannya sebagai katalisator dalam reaksi kimia Fenton Fenton chemistry. Selama reaksi kimia Fenton, besi fero mengakatalisis pembentukan radikal hidroksil dengan adanya anion radikal superoksida dan hidrogen peroksida yang sebenarnya adalah hasil metabolisme normal. Radikal hidroksil yang terbentuk itulah yang bersifat sangat reaktif yang menyebabkan kerusakan pada molekul-molekul biologi di lingkungan sekitarnya, menghasilkan rentetan reaksi yang kemudian lipida, protein, dan DNA dapat mengalami kerusakan Troost, et.al., 2003. Selain itu disebutkan pula bahwa fero sulfat bersifat astringen sehingga dapat menimbulkan efek samping pada saluran cerna terutama konstipasi Gennaro, 2000; Tripathi, 2004 yang lebih umum dialami daripada diare kemungkinan karena kerja iritan besi pada saluran cerna. Namun diduga pula bahwa terjadinya konstipasi ataupun diare adalah akibat perubahan pada flora usus normal Tripathi, 2004.

2.10 Sediaan Zat Besi Tanpa Efek Samping Yang Telah Beredar di Perdagangan