Model pembelajaran yang diterapkan di kelas sejauh ini hanya menuntut peran serta yang minimal dari siswa. Kondisi ini menciptakan pola
interaksi yang kurang baik dan kondisi pembelajaran yang kurang kondusif sehingga bermuara pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Hasil belajar
yang dikaji disini tidak hanya pada hasil belajar kognitif tetapi juga pada ranah afektif siswa. Menyikapi hal
ini peneliti
memilih alternatif
berupa modifikasi model pembelajaran yang digunakan di kelas melalui Penelitian
Tindakan Kelas PTK. Penelitian tindakan yang dilakukan menggunakan penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dengan pendekatan nilai. Konsep fisika yang digunakan dalam penelitian adalah konsep
cahaya yang di dalamnya terdapat beberapa sub konsep yaitu cermin, pemantulan,
lensa dan pembiasan.
Kegiatan pembelajaran
dirancang untuk
beberapa kali
pertemuan. Pada setiap
pertemuan peneliti
menerapkan model
pembelajaran yang
telah ditentukan dengan
penyisipan nilai
dalam konsep
maupun dalam
proses pembelajaran siswa. Penelitian tindakan dengan penerapan model pembelajaran tersebut
dimaksudkan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik pada ranah afektif maupun pada ranah kognitif, khususnya dalam konsep cahaya.
Peran Serta Minimal Siswa
Situasi Belajar Kurang Kondusif
Hasil Belajar
Penelitian Tindakan Kelas PTK
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TSTS
dengan Pendekatan Nilai
Guru Siswa
Berperan Aktif
Situasi Belajar Kondusif
Hasil Belajar
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara dan dapat dibuat berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya
dalam sebuah penelitian. Adapun hipotesis tindakan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: “Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dua tinggal
dua tamu pada konsep cahaya dengan pendekatan nilai dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.
B A B III M E T O D O L O G I PE N E L IT IA N
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di MTs Pembangunan UIN-Jakarta, pada semester genap tahun pelajaran 20082009 mulai bulan Maret -Mei 2009.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru bidang studi
fisika di sekolah. Kondisi ini dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Secara garis besar terdapat empat tahapan atau siklus yang lazim dilalui, yaitu 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, dan 4
refleksi. Siklus tersebut akan terhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Model penelitian tindakan kelas
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Model penelitian ini pada hakikatnya merupakan perangkat-perangkat
atau untaian-untaian yang terdiri dari empat komponen utama seperti yang telah diungkapkan di atas.
Berikut ini adalah tabel perencanaan tindakan dalam penelitian
Tabel 3.1 Perencanaan Tindakan 1
PERENCANAAN: IDE AWAL
Mengetahui dan menyisipkan nilai-nilai dalam pembelajaran sains khususnya mata pelajaran fisika.
2 TEMUAN AWAL
Berdasarkan hasil observasi di dalam kelas dan wawancara terhadap siswa dan guru diperoleh
keterangan bahwa pembelajaran fisika pada konsep cahaya adalah pelajaran yang cukup sulit. Dalam
kegiatan pembelajaran di kelas guru lebih sering menggunakan kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensional yang diselingi dengan tanya jawab sederhana dan eksperimen sesekali,
28