PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
PENGAMATAN
Gambar 2.1 Siklus PTK
Selain memiliki ciri khusus, PTK juga memiliki prinsip-prinsip dasar yaitu: 1 Situasi biasa
2 Kegiatan nyataempirik 3 Peningkatan mutu atau pemecahan masalah
4 Sukarela 5 Sistematik
6 Tindakan berbeda 7 Terpusat pada proses
PTK yang
dilaksanakan secara
berkesinambungan dapat
menjelasakan kemajuan, peningkatan, kemunduran dan sebagainya. Dari pelaksanaan sebuah tindakan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki tindakan
pada siklus berikutnya. Dengan melaksanakan PTK guru akan lebih kreatif, sebab
terus dituntut
untuk berinovasi sebagai
implementasi dan
adaptasi berbagai
teori dan
teknik pembelajaran yang digunakan.
2. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Johnson and
Johnson seperti
dikutip oleh
Darmiyati Zuchdi
menyatakan bahwa, sejak
tahun 1970-an
di Amerika
Serikat terjadi
suatu gerakan dalam pendidikan yang disebut Cooperative learning ‘belajar secara kooperatif’ berbagai pendekatan untuk mengajarkan kepada murid-
murid cara bekerja sama dalam mengerjakan tugas-tugas akademik.
5
Pendapat lain juga dikeluarkan oleh Cohen seperti dikutip dalam Sri Rahayu yang menggambarkan pembelajaran koperatif adalah sebagai berikut:
“Cooperative learning will be defined as students working together in a group small enough that everyone can participate on a collective tasks
that has been clearly assigned. Moreover, students are expected to carry out their task without direct and immediate supervision of the teacher.”
6
Pengertian di atas menyatakan definisi yang sangat luas tentang pembelajaran kooperatif. Definisi ini meliputi beberapa aspek yaitu pembelajaran
yang bersifat kolaborasi, kerjasama dan berkelompok. Dalam hal ini penekanan kegiatan
pembelajaran terdapat
pada tugas kolektif
yang dikerjakan secara team work atau berkelompok serta membentuk peran
guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran.Barbara berpendapat sebagai
berikut: “Cooperative learning, like collaborative learning, entails small groups working
on specific tasks”.
7
Oleh karena itu dapat di katakan juga bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan pembelajaran kolaboratif yang memerlukan kelompok kerja kecil untuk membahas pokok bahasan spesifik. Bahasan kerja spesifik yang
dimaksud disini adalah bahasan yang telah ditentukan sebelum kegiatan pembelajaran.
5
Darmiyati Zuchdi, Pendekatan Pendidikan Nilai Secara Komprehensip sebagai Suatu Alternatif Pembentukan Akhlak Bangsa,
Cakrawala Pendidikan, Th XX, No.3, Juni 2001,h.164
6
Sri Rahayu, Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran IPA, MIPA, Tahun 27 No. 2, Juli 1998,h.156
7
Barbara J. Millis, Enhancing Learning and MoreThrough Cooperative Learning, Idea Center, October 2002,h.1
Pembelajaran kooperatif didesain dalam bentuk kelompok belajar yang berbeda dengan kelompok belajar konvensional. Kelompok belajar
konvensional merupakan kelompok
belajar yang
sering diterapkan
di sekolah
pada saat
ini seperti kelompok tugas dan lainnya. Berdasarkan beberapa paparan tersebut dapat disimpulkan perbedaan kedua kelompok tersebut
antara lain: 1 Kelompok kooperatif memiliki karakteristik-karakteristik khusus, antara lain
saling ketergantungan
yang positif,
akuntabilitas individu,
kelompok heterogen, pemimpin kelompok dipilih secara musyawarah, penentuan siswa dalam
kelompok oleh
guru, penekanan
pada penyelesaian
tugas dan mempertahankan
interpersonal, keterampilan
sosial diajarkan
secara langsung,
guru melakukan
observasi dan
intervensi, guru
memperhatikan proses kelompok belajar bekerja. 2 Kelompok
belajar konvensional juga memiliki beberapa karakter khusus, antara lain: tidak ada ketergantungan antar sesama anggota
kelompok yang bersifat positif,
tidak ada
akuntabilitas individu,
kelompok homogen, tergantung
pada satu
orang pemimpin,
tanggung jawab hanya pada diri sendiri, menekankan hanya pada penyelesaian tugas, keterampilan sosial diabaikan, guru mengabaikan
fungsi kelompok, tidak ada proses pada kelompok. Dari uraian di atas terlihat jelas perbedaan di antara keduanya.
Kelompok kooperatif menekankan
pada keberhasilan
setiap individu
dan kelompok, sedangkan
kelompok konvensionalhanya
menekankan pada
keberhasilan kelompok saja. Secara umum menurut Johnson Johnson dalam Sri Rahayu,
”pembelajaran kooperatif
memiliki beberapa
keuntungan yaitu:
a Siswa bertanggung jawab terhadap proses belajarnya, terlibat secara aktif dan
memiliki usaha yang lebih besar untuk berprestasi.b berfikir kritis. c Hubungan yang lebih positif antar siswa dan kesehatan psikologis yang lebih
besar.”
8
8
Sri Rahayu,op.cit h.153-154