Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif didesain dalam bentuk kelompok belajar yang berbeda dengan kelompok belajar konvensional. Kelompok belajar konvensional merupakan kelompok belajar yang sering diterapkan di sekolah pada saat ini seperti kelompok tugas dan lainnya. Berdasarkan beberapa paparan tersebut dapat disimpulkan perbedaan kedua kelompok tersebut antara lain: 1 Kelompok kooperatif memiliki karakteristik-karakteristik khusus, antara lain saling ketergantungan yang positif, akuntabilitas individu, kelompok heterogen, pemimpin kelompok dipilih secara musyawarah, penentuan siswa dalam kelompok oleh guru, penekanan pada penyelesaian tugas dan mempertahankan interpersonal, keterampilan sosial diajarkan secara langsung, guru melakukan observasi dan intervensi, guru memperhatikan proses kelompok belajar bekerja. 2 Kelompok belajar konvensional juga memiliki beberapa karakter khusus, antara lain: tidak ada ketergantungan antar sesama anggota kelompok yang bersifat positif, tidak ada akuntabilitas individu, kelompok homogen, tergantung pada satu orang pemimpin, tanggung jawab hanya pada diri sendiri, menekankan hanya pada penyelesaian tugas, keterampilan sosial diabaikan, guru mengabaikan fungsi kelompok, tidak ada proses pada kelompok. Dari uraian di atas terlihat jelas perbedaan di antara keduanya. Kelompok kooperatif menekankan pada keberhasilan setiap individu dan kelompok, sedangkan kelompok konvensionalhanya menekankan pada keberhasilan kelompok saja. Secara umum menurut Johnson Johnson dalam Sri Rahayu, ”pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keuntungan yaitu: a Siswa bertanggung jawab terhadap proses belajarnya, terlibat secara aktif dan memiliki usaha yang lebih besar untuk berprestasi.b berfikir kritis. c Hubungan yang lebih positif antar siswa dan kesehatan psikologis yang lebih besar.” 8 8 Sri Rahayu,op.cit h.153-154 Beberapa karakteristik pendekatan kooperatif, antara lain: 1 Individual accountability atau tanggung jawab individu, yaitu bahwa setiap individu di dalam kelompok memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh kelompok secara tuntas, sehingga tanggung jawab kelompok ditentukan oleh tanggung jawab setiap anggota kelompok. 2 Social skill , meliputi seluruh kehidupan sosial, kepekaan sosial dan mendidik siswa untuk menumbuhkan pengekangan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan siswa untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, sikap saling menolong, menghormati orang lain dan membentuk kesadaran sosial. 3 Positif interpendence yaitu sifat yang menunjukkan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok ditentukan oleh peran serta setiap anggota kelompok, karena setiap anggota kelompok dianggap memiliki kontribusi. Jadi siswa berkolaborasi bukan berkompetisi. 4 Group processing, merupakan proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok bersama-sama. 9 Dapat disimpulkan bahwa dari beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif menumbuhkan peran serta positif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tahapan atau fase, antara lain: 1 Fase 1: Provide Objective and Set. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menerangkan kerangka tugas. 2 Fase 2: Present Information. Guru menyampaikan informasi kepada siswa baik dalam bentuk verbal maupun teks. 3 Fase 3: Organize Student In Learning Teams. Guru menerangkan bagaimana membentuk kelompok dan bagaimana membantu mereka melakukan perubahan secara efisien. 4 Fase 4: Assist Team Work and Study. Guru membantu cara melakukan sesuatu dalam usaha penerapan konsep. 5 Fase 5: Test. Guru mengevaluasi hasil pengajaran atau hasil presentasi kelompok. 6 Fase 6: Recognize Achievment. Guru menemukan cara-cara mendeteksi keberhasilan, baik secara individu maupun kelompok. 10 9 Slamet Sapto Adi, “Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Dua Tinggal Dua Tamu”, Skripsi UNJ, h.13 10 ibid h. 14 Lundgren 1994 seperti yang telah dikutip oleh Darwin, mengutarakan bahwa “strategi pembelajaran kooperatif merupakan bentuk penerapan bentuk- bentuk penerapan dari keterampilan pembelajaran kooperatif. Keterampilan- keterampilan pembelajaran kooperatif yang harus dikenalkan dan dikuasai oleh siswa meliputi keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir.” 11 Keterampilan kooperatif awal terdiri atas beberapa langkah, antara lain: 1 Menggunakan kesepakatan, yaitu setiap anggota kelompok memiliki kesamaan pendapat. 2 Menghargai kontribusi, yaitu memperhatikan atau dikerjakan apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota lain dalam kelompoknya. 3 Menggunakan suara pelan, tujuannya agar tidak terdengar orang di seberang meja. 4 Berada dalam kelompok, artinya tetap dalam tempat kerja kelompok. 5 Berada dalam tugas, yaitu meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sehingga kegiatan akan terselesaikan dengan baik dan dalam waktu yang tepat. 6 Mendorong partisipasi, yaitu mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok. 7 Menghormati perbedaan individu, artinya bersikap menghormati terhadap perbedaan latar belakang yang unik. Keterampilan kooperatif tingkat menengah terdiri atas beberapa langkah, antara lain: 1 Menunjukkan penghargaan dan simpati, yaitu menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensitivitas terhadap usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain. 2 Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima, yaitu mengungkapkan pendapat dengan cara yang sopan. 3 Mendengarkan dengan aktif, yaitu menggunakan pesan fisik dan lisan. 4 Bertanya, yaitu menyatakan suatu informasi lebih jauh. 5 Membuat ringkasan, yaitu mengulang kembali informasi. 6 Menafsirkan, yaitu menyatakan informasi dengan kalimat yang berbeda. 11 Darwin, “Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Proses Pembelajaran IPA-Fisika”, Jurnal Pendidikan, 2000. h.4 lain: Keterampilan kooperatif tingkat mahir terdiri atas beberapa langkah, antara 1 Mengelaborasi, yaitu memperluas konsep, kesimpulan dan pendapat- pendapat yang berhubungan dengan konsep tertentu. 2 Menanyakan kebenaran, yaitu membuktikan bahwa jawaban tersebut benar. 3 Menetapkan tujuan, yaitu menentukan prioritas-prioritas. 12

b. Teknik

Two Stay Two Stray Dua Tinggal Dua Tamu Teknik belajar mengajar two stay two stray dua tinggal dua tamu dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992. Teknik ini dapat digunakan pada semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Selain itu teknik ini juga dapat memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. 13 Banyak kegiatan belajar mengajar di sekolah yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Dalam kondisi ini siswa bekerja sendiri dan tidak diizinkan melihat pekerjaan orang lain. Padahal dalam kehidupan nyata siswa cenderung dituntut untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu hal ini dapat diasah melalui struktur pembelajaran two stay two stray . Dalam pembelajaran ini sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu dan dua siswa lain tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dalm kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok dan laporan kelompok. 14 Kondisi pembelajaran kooperatif dengan teknik two stay two stray yang dilakukan dengan pembentukan kelompok meningkatkan tingkat interaksi siswa dan dapat membuat siswa memperoleh sudut pandang yang berbeda dalam pembelajaran. Hal ini senada dengan hasil penelitian Yanti Herlanti bahwa 78 mahasiswa berpersepsi positif dan sisanya sebesar 16 berpersepsi negatif. Secara umum persepsi mereka tentang kegiatan simulasi two stay two stray dengan cooperative learning yaitu teknik ini membuat aktif mencari pengetahuan 12 Ibid, h.4-6 13 Isjoni, loc.cit. 14 Erman S, Ar. Model Pembelajaran dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa, educare.e-fkipunia.netindex.php. Diakses pada 28 Februari 2009 pukul 05:32:29, h.10 untuk melengkapi materi dan ketika menjadi penerima tamu ”stay” dapat lebih hapal dengan materi. 15 Cara-cara pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dua tinggal dua tamu adalah sebagai berikut: 1 Siswa bekerja dalam kelompok seperti biasa. 2 Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu kedua kelompok yang berbeda. 3 Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 4 Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan-temuan mereka ke kelompok lain. 5 Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 16 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan teknik two stay two stray dua tinggal dua tamu memiliki beberapa tahapan antara lain: 1 Tahap “kooperatif”, terdiri dari kelompok kecil beranggotakan 4-6 orang siswa yang masing-masing menerima satu paket informasi untuk didiskusikan. 2 Tahap “two stay two stray”. Setelah kelompok kooperatif menerima bahan diskusi maka dua dari anggota kelompok tetap tinggal dan dua dari anggotanya bertamu kedua kelompok yang berbeda. Dan dua kelompok yang tinggal memberikan informasi kepada tamu mereka. Demikian juga dengan kelompok lain. 3 Tahap “kembali”, kedua siswa yang bertamu kedua kelompok yang berbeda kembali kepada kelompok kooperatifnya dan membahas lagi masalah berikutnya dengan memperoleh hasil pemecahan masalah dengan kelompok lain. 15 Yanti Herlanti, Perception of Science Teacher Candidated Toward Participation Learning Model, Proseding the First International Seminar on Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 27 November 2007, h.6 16 Anita Lie, “Cooperative Learning Memperaktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas” , Jakarta: Grasindo, 2004,h.62

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN MINAT Penerapan Strategi Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP Nege

0 2 16

PENDAHULUAN Penerapan Strategi Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sambi.

0 1 8

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN MINAT Penerapan Strategi Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP Nege

0 2 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 2 BAJUR TAHUN AJARAN 20152016

0 0 20