c. Cermin
Cermin yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari terdiri dari tiga jenis cermin,
antara lain cermin
datar, cermin cekung
dan cermin cembung.
Masing- masing cermin memiliki sifat masing-masing dalam membentuk bayangan. Selain sifat
yang berbeda-beda
masing-masing cermin
juga memiliki
aturan yang berbeda dalam melukis pembentukan
bayangan. d.
Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya merupakan pembelokan seberkas sinar atau cahaya yang merambat dari satu medium ke medium lainnya yang memiliki kerapatan
yang berbeda. Dalam
pembiasan dikenal
beberapa hukum
antara lain
hukum I pembiasan dan hukum II pembiasan yang juga dikenal dengan
hukum snellius. e.
Lensa
Lensa merupakan sebuah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung. Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa
cekung. Ciri fisik yang dapat diamati dari lensa cembung adalah memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian ujungnya, sedangkan lensa cekung memiliki
bagian tengah yang lebih tipis daripada bagian ujungnya. f.
Pembelajaran Konsep Cahaya dengan Pendekatan Nilai
Nilai praktis yang dapat diperoleh dari konsep cahaya dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dua tinggal
dua tamu dengan pendekatan nilai antara lain: 1
Sifat cahaya yang dapat memantul dimanfaatkan manusia dalam pembuatan kaca spion yang dapat digunakan untuk membantu pandangan
manusia pada bagian belakang ketika menggunakan kendaraan. 2
Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan lensa kaca mata sebagai alat bantu penglihatan.
3 Cermin datar dimanfaatkan sebagai alat penghias ruangan yang
membuat ruangan seolah-olah terlihat lebih luas.
Nilai intelektual dapat digali melalui pengaplikasian konsep cahaya ysng terdapat dalam pembelajaran antara lain:
1 Akibat dari sifat cermin cekung yang dapat menghasilkan bayangan
yang bersifat maya,
tegak dan
diperbesar kita
dapat melihat
benda yang diletakkan di depan cermin lebih besar dari aslinya.
2 Sifat pembiasan mengakibatkan pensil yang diletakkan di dalam air seolah-
olah patah atau membengkok. Selain penyisipan pada konsep,nilai dapat disisipkan dalam proses
pembelajaran melalui
kegiatan- yang
dilakukan oleh
siswa. Antara
lain saat pengerjaan dan pembahasan soal latihan serta mengerjakan kegiatan eksperimen sederhana. .
6. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis telah
dilakukan juga oleh I Nyoman Selamat dan I Wayan Redhana dalam jurnalnya yang
berjudul “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif
dengan Metode
Bermain Menggunakan Lembar
Kerja Siswa
Non-Eksperimen untuk
Meningkatkan Proses dan Hasil
Belajar Kimia Siswa
SMU Laboratorium STKIP
Singaraja”, memperoleh kesimpulan
bahwasiswa menyambut
sangat baik model pembelajaran ini dan berharap agar model pembelajaran ini dapat diteruskan pada
pembelajaran konsep-konsep kimia selanjutnya.
30
Penelitian yang
dilakukan oleh
Yustini Yusuf
dan
Mariani Natalina
dengan judul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di Kelas 1 SLTP Negeri
20 Pekanbaru”, memperoleh kesimpulan
bahwa pembelajaran
kooperatif dengan
pendekatan struktural dapat meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan hasil uji pada dua siklus dalam pembelajaran.
31
30
I Nyoman Selamat dan I Wayan Redhana, Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Bermain Menggunakan Lembar Kerja Siswa Non-Eksperimen untuk Meningkatkan Proses dan
Hasi Belajar Kimia Siswa SMU Laboratorium STKIP Singaraja, Aneka Widya IKIP Negeri
Singaraja, No.4 TH XXXIV, Oktober 2001
31
Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di Kelas 1 SLTP Negeri 20 Pekanbaru,
Jurnal Biogenesis Vol.21:8-12, 2005