Siklus II Tindakan Setiap Siklus
1 Tahap perencanaan
Tahap perencanaan
untuk siklus
II didasarkan
pada hasil
refleksi dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Perencanaan yang dilakukan berupa penyusunan
rencana pembelajaran
untuk materi
ajar yang
akan dibahas yang bersifat pengayaan enrichment dan
penyusunan soal-soal latihan. 2
Tahap pelaksanaan tindakan a. Pertemuan 1
Guru membuka kegiatan belajar memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih
dahulu menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Apersepsi yang diberikan berupa deskripsi singkat tentang cermin dan motivasi
berupa pertanyaan pembelajaran. Penjelasan materi dilanjutkan pada konsep yang dirasa kurang
mengerti oleh siswa.
Kegiatan ini
direspon siswa
dengan memberikan pertanyaan tentang konsep pemantulan pada cermin.
Beberapa saat setelah itu guru mengarahkan siswa
untuk belajar
dalam kelompok
kooperatif guna menyelesaikan soal-soal latihan
yang diberikan.
Siswa sesegera
mungkin bergabung dengan
kelompok dan mengerjakan soal-soal yang diberikan. Guru terlihat
lebih meningkatkan
pemantauan kegiatan
pembelajaran dengan berkunjung ke masing-masing kelompok. Siswa juga terlihat lebih
berkonsentrasi melakukan kegiatan diskusi dan bertukar informasi. Pada
akhir pembelajaran
guru dan
siswa melakukan
refleksi untuk mencocokkan latihan soal yang telah dikerjakan dan membuat
kesimpulan. Setelah usai
guru memberikan
tugas pada
siswa mempersiapkan diri untuk membaca materi bahasan untuk pertemuan
selanjutnya mengenai lensa. b. Pertemuan 2
Pembelajaran dibuka
dengan berdoa,
mengabsen kehadiran
siswa.dan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Guru
memberikan apersepsi
dan motivasi sebelum masuk kedalam kegiatan inti. Guru merangkai kegiatan dengan
memberikan penjelasan
kepada siswa
tentang pembentukan bayangan pada lensa. Siswa merespon dengan memperhatikan dan sesekali melontarkan
pertanyaan kepada guru.
Beberapa waktu kemudian guru mengarahkan siswa untuk belajar dalam kelompok kooperatif untuk menyelesaikan soal latihan yang
diberikan. Siswa kemudian bergabung dengan kelompok kooperatif masing-masing. Kegiatan diskusi dan bertukar informasi pada siklus
II ini lebih optimal dibandingkan kegiatan pada siklus I. Pada
akhir pembelajaran
guru dan
siswa melakukan
kegiatan refleksi dengan mencocokkan latihan dan membuat kesimpulan dari
pertemuan hari tersebut. Setelah itu guru juga tak lupa meminta siswa mempersiapkan diri untuk tes pada pertemuan berikutnya.
c. Pertemuan 3
Pada pertemuan
ketiga yang
merupakan akhir
dari siklus
II guru memberikan postest pada siswa. Postest dilakukan untuk
mengetahui efek dari tindakan yang dilakukan pada siklus II. Selain tes hasil belajar, siswa juga diberikan kuesioner pada akhir pembelajaran. hal
ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran yang diberikan.
3 Tahap PengamatanObservasi
Proses pembelajaran
pada siklus
II mengalami
peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Kondisi tersebut dapat diamati berdasarkan
hasil observasi pada saat proses pembelajaran. beberapa peningkatan tersebut antara lain:
a. Suasana kelas yang tadinya sangat gaduh lebih tertib, keadaan
siswa menjadi lebih terkendali. Siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran, meski masih ada segelintir siswa yang mengobrol
ketika melakukan kegiatan kooperatif. b. Siswa sudah mulai memahami tahapan dalam teknik belajar
yang digunakan. c.
Alokasi waktu
untuk mengerjakan
soal, diskusi
dan menyimpulkan pembelajaran lebih optimal karena didukung siswa yang
cukup optimal dalam belajar. d. Kesulitan
siswa dalam
pemahaman konsep
cahaya cukup
teratasi. Kondisi ini dapat terlihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar
pada siklus I sebesar 63,4 menjadi 74,1 pada siklus II.
4 Tahap refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II,
diperoleh deskripsi bahwa model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray
dengan pendekatan
nilai cukup membantu
siswa dalam proses pembelajaran fisika pada konsep
cahaya, antara lain: a. Pola interaksi siwa dan guru di dalam kelas sudah berjalan
cukup optimal dalam proses pembelajaran di kelas. Antusiasme siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran cenderung
cukup baik, siswa lebih berani dalam menunjukkan eksistensi diri dalam proses pembelajaran.
b. Hasil belajar yang dicapai siswa telah mencapai indikator pencapaian hasil yang telah ditetapkan pada awal penelitian.
c. Hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus I sudah terlihat terdapat penyempurnaan pada siklus II.