Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

13 tidak semata-mata dari nasehat-nasehat yang diberikan. Dengan demikian, seorang guru PAI sudah seharusnya memiliki kepribadian yang baik karena ia mengemban tugas yang mulia yaitu sebagai model perilaku bagi para siswa. Berdasarkan pengamatan awal di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur, kemampuan mengajar guru PAI masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu dibenahi. Kekurangan tersebut antara lain terlihat dari kurangnya kemampuan guru dalam membuka mata pelajaran, kurangnya kemampuan mengembangkan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, kurang bervariasinya penggunaan metode pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Dalam membuka pelajaran, guru-guru PAI kurang mampu menarik perhatian siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang termotivasi karena rasa keingintahuan siswa kurang tergali. Dalam hal mengembangkan materi pelajaran, guru-guru PAI kurang mampu mengaitkan materi pelajaran PAI dengan materi lain yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar yang diselenggarakan, sehingga dalam proses belajar mengajar di kelas siswa merasa kurang tertarik dan kurang terlibat secara aktif. Selanjutnya adalah kemampuan guru PAI dalam penggunaan metode pembelajaran. Pembelajaran PAI di SD Al-Washliyah I Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur kurang didukung kemampuan guru dalam menggunakan penggunaan metode pembelajaran. Pembelajaran cenderung berlangsung secara klasikal di mana proses belajar mengajar berpusat pada guru. Keadaan tersebut membuat siswa kurang termotivasi karena siswa menjadi bersikap pasif dalam pembelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran PAI juga kurang bervariasi. Kurang bervariasinya media yang digunakan baik cetak maupun audio visual oleh guru di dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa kurang terstimulasi, karena materi pelajaran yang disampaikan tanpa media kurang dapat tersalurkan dengan baik kepada siswa. Demikian pula dalam hal evaluasi hasil belajar siswa yang belum dilaksanakan secara optimal. Hasil ulangan harian siswa belum dapat dijadikan alat motivasi bagi siswa untuk meningkatkan prestasinya. 14 Kenyataan tersebut tentunya harus segera diatasi dengan cara meningkatkan kemampuan mengajar guru demi keberhasilan proses belajar mengajar dan meningkatkan prestasi siswa. Kemampuan mengajar guru yang kurang akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keterbatasan kemampuan guru dalam membuka pelajaran, penyampaian materi, penggunaan metode, media pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran akan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. Hasil penelitian nantinya akan dituangkan dalam laporan ilmiah berupa skripsi dengan judul: “Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah- masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya kemampuan guru membuka pelajaran menyebabkan siswa kurang memiliki rasa ketertarikan dalam mengikuti pembelajaran PAI di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. 2. Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan materi pelajaran berpengaruh terhadap keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar PAI di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. 3. Metode yang kurang variatif menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran PAI di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. 4. Media pembelajaran yang digunakan belum mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar PAI di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. 15 5. Evaluasi pembelajaran kurang memberikan stimulasi bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar PAI di SD Al-Washiyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka peneliti membatasi penelitian ini pada masalah: kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. Kemampuan mengajar guru Kemampuan mengajar guru dibatasi pada kemampuan membuka mata pelajaran, mengembangkan materi pelajaran, menggunakan media pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, menyimpulkan pelajaran dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris yang valid shahih dan reliabel dapat dipercaya tentang kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan dan pembaharuan kajian Pendidikan Agama Islam di dunia 16 pendidikan, sehingga penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pendidik dalam menemukan, mengetahui hambatan dalam proses pembelajaran dan mencari solusi untuk mengatasinya, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran ke arah yang lebih baik.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan yang membantu untuk menambah wawasan pengetahuan dan ketrampilan serta mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. b. Bagi pihak sekolah, sebagai informasi dan bahan evaluasi dalam upaya meningkatkan kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. c. Bagi peneliti selanjutnya di bidang kependidikan, khususnya yang memfokuskan diri pada penelitian yang berkaitan dengan kemampuan mengajar guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk melakukan kajian yang lebih luas dan mendalam agar dapat dijadikan rujukan para guru Pendidikan Agama Islam dalam menyelenggarakan pembelajaran. d. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan teori yang didapatkan di bangku kuliah ke dalam tindakan nyata di lapangan. 9

BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Kemampuan Mengajar

Dalam upaya pencapaian suatu tujuan, setiap orang dihadapkan pada kenyataan untuk memiliki persyaratan tertentu agar dapat bertindak dalam rangka mencapai tujuannya tersebut. Johnson sebagaimana dikutip Wijaya menyatakan, ”Kemampuan merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kondisi yang diharapkan”. 1 Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa untuk mencapai sesuatu sesuai dengan keadaan yang diharapkan maka seseorang membutuhkan perilaku rasional yang disebut dengan kemampuan. Menurut Munandar, ”Kemampuan merupakan daya untuk melakukan sesuatu tindakan sebagai hasil pembawaan dan latihan”. 2 Pendapat ini menegaskan bahwa kemampuan adalah daya yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan. Sumber kemampuan itu sendiri bisa berasal dari dalam internal dan dari luar eksternal. Kemampuan yang berasal dari dalam berupa bawaan faktor genetik dari kedua orang tuanya. Adapun kemampuan yang bersumber dari luar dapat diperoleh melalui proses latihan. Istilah kemampuan pada dasarnya adalah sama dengan kompetensi. Dalam hal ini, Usman mengemukakan bahwa pengertian dasar kompetensi competency yakni “kemampuan atau kecakapan”. 3 Pengertian kompetensi guru menurut Kunandar adalah ”seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif”. 4 Berdasarkan pengertian ini maka dapat diartikan bahwa terwujudnya 1 Cece Wijaya, dkk., Kemampuan Guru dalam Proses Belajar Mengajar Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, h. 8. 2 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Edisi Revisi Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002, h. 28. 3 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 14. 4 Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru Jakarta: PT RajaGrafindo, 2008, h. 55. 10 kinerja seorang guru secara tepat dan efektif ditentukan oleh sejauhmana guru tersebut menguasai seperangkat kemampuan yang dipersyaratkan bagi seorang guru. Kompetensi menurut Usman sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar adalah ”suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif”. 5 Pengertian tersebut mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yaitu sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang dapat diamati dan sebagai konsep yang mencakup aspek- aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh. Selanjutnya Sahertian dalam Kunandar menyatakan, ”untuk dapat menjadi seorang guru yang memiliki kompetensi maka diharuskan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tiga aspek kompetensi yang ada pada dirinya, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi kemasyarakatan.” 6 Kompetensi pribadi adalah sikap pribadi guru berjiwa Pancasila yang mengutamakan budaya bangsa Indonesia, yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya. Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik yaitu mata pelajaran dan bidang studi yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru memiliki wibawa akademik. Sementara itu, kompetensi kemasyarakatan sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat tempat ia bekerja, baik formal maupun informal. Guru yang dapat atau mampu mengembangkan ketiga aspek kompetensi tersebut pada dirinya dengan baik, niscaya ia tidak hanya memperoleh keberhasilan tetapi ia juga memperoleh kepuasan atas profesi yang dipilihnya. Selanjutnya Surya sebagaimana dikutip oleh Kunandar mengemukakan bahwa kompetensi guru tersebut meliputi : 5 Ibid., h. 51. 6 Ibid., h. 56.