30
Dari pengertian di atas, maka pengelolaan kelas merupakan keterampilan bertindak seorang guru untuk mengembangkan kerja sama dan
dinamika kelas yang stabil, walaupun banyak gangguan dan perubahan dalam lingkungan. Bila kelas diberi batasan sebagai kelompok orang yang belajar
bersama, yang mendapat pengajaran dari guru, maka didalamnya terdapat orang-orang yang melakukan kegiatan dengan karakteristik meeka masing-
masing yang berbeda dari satu yang lainnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelusuran peneliti terhadap berbagai hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini yaitu kemampuan mengajar
guru Pendidikan Agama Islam, peneliti menemukan penelitian yang relevan yaitu: penelitian yang dilakukan Hanifah Lubis yang berjudul Studi
Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta.
51
Penelitian tersebut melihat kompetensi guru PAI dari aspek evaluasi. Dalam penelitian tersebut, yang menjadi tolok ukur kompetensi guru dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah skor acuan yang dapat mengkategorikan guru Pendidikan Agama Islam berkompetensi tinggi,
sedang atau rendah. Setelah dilakukan penelitian di SMAN 88 Jakarta, hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam
di SMAN 88 Jakarta memiliki kompetensi yang tinggi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir Guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidak hanya pada prestasi belajar tetapi juga pada kepribadian siswa. Terlebih lagi bagi seorang guru Pendidikan
Agama Islam PAI yang harus mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan
51
Hanifah Lubis, Studi Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
31
guru-guru lainnya. Guru PAI, di samping melaksanakan tugas keagamaan juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik,
membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak di samping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa.
Kemampuan mengajar guru berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam membuka mata pelajaran, mengembangkan materi pelajaran,
menggunakan media pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, menyimpulkan pelajaran dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh efisiensi dan efektifitas kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru. Kurangnya kemampuan mengajar guru akan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang pada gilirannya akan mempengaruhi hasil belajar
siswa. guru dalam penyampaian bahan ajar secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti dapat merumuskan kerangka berpikir penelitian ini seperi pada gambar berikut:
Gambar 1 Kerangka Berpikir
Kemampuan membuka pelajaran
Kemampuan mengembangkan materi
Metode pembelajaran
Media pembelajaran yang variatif
Menyimpulkan pelajaran
Kemampuan mengajar
guru PAI
Pelaksanaan evaluasi
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Al-Washliyah 1 yang beralamat di Jl. Al Washliyah No. 14 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama 4 empat bulan yang dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 20112012 terhitung sejak Maret sampai
dengan Juni 2012.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Adapun variabel yang akan diukur dan dideskripsikan dalam penelitian ini adalah tentang
kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.
C. Populasi dan Sampel
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Al-Washliyah Jakarta Timur tahun pelajaran 20112012 yang berjumlah 178 orang. Berdasarkan
populasi target tersebut, peneliti menentukan yang menjadi populasi terjangkau adalah siswa kelas V yang berjumlah 40 orang. Mempertimbangkan jumlah
populasi yang kurang dari 100 orang, maka tidak dilakukan pengambilan sampel. Dengan demikian, penelitian ini adalah penelitian populasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket dan wawancara.
33
1. Observasi
Menurut Fathurrohman dan Sutikno, “Observasi dapat diartikan sebagai penghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang dijadikan objek pengamatan”.
1
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data- data tentang keadaan sekolah.
2. Angket
Menurut Arikunto, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang yang dalam hal ini disebut responden, dan cara
menjawab juga dilakukan dengan tertulis.
2
Dalam penelitian ini, angket diajukan kepada responden yaitu siswa kelas V SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulo
Gadung Jakarta Timur untuk memperoleh data-data tentang pandangan siswa terhadap kemampuan mengajar guru PAI. Angket disusun dengan menggunakan
skala Likert dengan kriteria penskoran sebagai berikut: Selalu skor 4, Sering skor 3, Kadang-kadang skor 2 dan Tidak Pernah skor 1.
3. Wawancara
Fathurrohman dan Sutikno mengemukakan, “Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai. Ada dua jenis
wawancara: a. Wawancara terpimpin yang dikenal dengan wawancara berstruktur; b. Wawancara tidak terpimpin yang dikenal dengan wawancara bebas.
3
Wawancara dilakukan terhadap 2 dua orang guru PAI di SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Jakarta Timur untuk mempertajam data-data yang diperoleh dari
angket. Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin atau wawancara berstruktur.
1
Pupuh Fathurrohman M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Bandung: PT Refika Aditama, 2007, h. 86.
2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003, h. 135.
3
Pupuh Fathurrohman M. Sobry Sutikno, loc. cit.
34
E. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Observasi
Observasi dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang fenomena-fenomena yang diteliti untuk mendapatkan data tentang kondisi
obyektif SD Al-Washliyah 1 Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.
2. Angket
Angket kemampuan mengajar guru PAI disusun berdasarkan teori-teori yang telah diutarakan yang selanjutnya dirumuskan ke dalam indikator dan butir-
butir pernyataan.
a. Definisi Konseptual
Kemampuan mengajar guru adalah daya atau kapasitas yang dimiliki seorang guru untuk melakukan serangkaian tindakan mengorganisasi atau
mengelola lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang
menyenangkan yang dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Kemampuan mengajar guru PAI yang dimaksud penulis dalam
penelitian ini adalah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi kemampuan dalam membuka pelajaran, kemampuan mengembangkan
materi, kemampuan menerapkan metode yang bervariasi, kemampuan menggunakan media pelajaran dan kemampuan mengevaluasi.
b. Definisi Operasional
Skor kemampuan mengajar guru PAI diperoleh berdasarkan jawaban siswa terhadap angket kemampuan mengajar guru PAI yang disusun berdasarkan
dimensi-dimensi sebagai berikut: 1 membuka pelajaran, 2 kemampuan mengembangkan materi, 3 kemampuan menerapkan metode yang bervariasi, 4
kemampuan menggunakan media pelajaran, dan 5 kemampuan mengevaluasi.