Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
3 audit sistem informasi. Karena bagaimana pun juga peran auditor peran
auditor independen sangat diperlukan sebagai pemberi opini atas kewajaran dan kelayakan kegiatan operasional suatu perusahaan dan lembaga ekonomi
lainnya yang menggunakan sistem akuntansi berbasis komputer. Dengan demikian peran auditor menjadi suatu hal yang penting bagi Kantor Akuntan
Publik KAP untuk meningkatkan kualitas jasa audit yang diberikannya. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan
jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai
dasar pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhwatiran akan merebaknya skandal keuangan, dapat mengikis kepercayaan publik terhadap
laporan keuangan auditan dan profesi akuntan publik. Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai
kepada eksternal auditor salah satunya dialami oleh Enron, cukup membuktikan bahwa kecurangan banyak dilakukan oleh orang-orang dalam.
Terungkapnya skandal-skandal sejenis ini menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat khususnya masyarakat keuangan, yang salah satunya
ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari perusahaan yang terkena kasus.
Keterlibatan Komite Audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas audit. Urgensi keterlibatan komite audit ada pula kaitannya dengan belum
4 optimalnya peran pengawasan yang ditanggung dewan komisaris di banyak
perusahaan di negara-negara korban krisis yang lalu. Indonesia khususnya semakin diperparah dengan adanya karakteristik umum yang melekat pada
entitas bisnis kita berupa pemusatan kontrol atau pengendalian kepemilikan perusahaan di tangan pihak tertentu atau segelintir pihak saja. Tugas pokok
dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama
berkaitan dengan review sistem pengendalian intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit.
Kalbers Fogarty 1993 dalam Fitriasari 2006 menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan komite audit dalam menjalankan
tugasnya yaitu 1 kewenangan formal dan tertulis, 2 kerjasama manajemen dan 3 kualitaskompetensi anggota komite audit. Selain itu, Effendi 2005
dalam Fitriasari 2006 juga menambahkan masalah komunikasi dengan komisaris, direksi, auditor internal dan eksternal serta pihak lain sebagai
aspek yang penting dalam keberhasilan kerja komite audit. Dengan kewenangan, independensi, kompetensi dan komunikasi melalui pertemuan
yang rutin dengan pihak-pihak terkait, diharapkan fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan dengan efektif sehingga dapat meningkatkan
kualitas audit. Kusharyanti
2003 mendefinisikan
kualitas audit
sebagai kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan
5 dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas
pemahaman auditor kompetensi sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial
Accounting Commite 2000 dalam Christiawan 2002 menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi.”
Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Berkenaan dengan hal tersebut, Trotter 1986 dalam Christina 2007
mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan
sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Senada dengan pendapat Bedard 1986 dalam Christina 2007 mengartikan kompetensi sebagai
seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit.
Adapun Kusharyanti 2003 mengatakan bahwa untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan umum dan
khusus, pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri klien. Namun sesuai dengan tanggungjawabnya untuk
menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan suatu perusahaan maka akuntan publik tidak hanya perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja
tetapi juga harus independen dalam pengauditan. Tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apa-apa. Masyarakat
tidak percaya akan hasil auditan dari auditor sehingga masyarakat tidak akan meminta jasa pengauditan dari auditor. Atau dengan kata lain, keberadaan
6 auditor ditentukan oleh independensinya Supriyono, 1988 dalam Christina,
2007. Standar umum kedua SA seksi 220 dalam SPAP, 2001 menyebutkan
bahwa “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.” Standar ini
mengharuskan bahwa auditor harus bersikap independen tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan
umum. Dengan demikian ia tidak dibenarkan untuk memihak. Auditor harus melaksanakan kewajiban untuk bersikap jujur tidak hanya kepada manajemen
dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan auditan.
Berdasarkan Standar Profesional akuntan Publik SPAP, 2001, audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi
ketentuan dan standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut mencakup mutu profesional auditor, independensi, pertimbangan yang digunakan dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut
melaksanakan pekerjaannya secara profesional. Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar
mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya.
Bagi pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh
7 mana akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas jasa audit yang
diberikannya. Kualitas pelaksanaan audit itu sendiri mengacu pada standar umum,
standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan SPAP, 2001. Sutton 1993 dalam Nurchasanah dan Rahmanti 2004, mengatakan bahwa kualitas
audit selalu ditinjau dari pihak auditor dan pengguna jasa akuntan publik. Pada penelitian kali ini, peneliti belum menemukan pada penelitian
sebelumnya mengenai keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor yang mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer. Oleh karena itu, peneliti mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya.
Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti 2004 menganalisis faktor-faktor penentu kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Christina 2007, menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi. Hal penelitian tersebut menyimpulkan
kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada beberapa KAP di Jawa Tengah.
Alim 2007, menyatakan bahwa kompetensi dan independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit walaupun
interaksi kompetensi dan etika auditor tidak bepengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian ini dilakukan di beberapa KAP Jawa Timur.
8 Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya. Karena pada penelitian sebelumnya kompetensi dan independensi auditor mempunyai pengaruh yang positif baik
secara parsial maupun secara simultan terhadap kualitas audit secara umum. Jadi sekarang peneliti ingin meneliti kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer Pengolahan Data Elektronik dengan menambahkan variabel independen bebas yaitu keterlibatan komite audit.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa kualitas audit tidak bisa diukur secara pasti, sehingga hasil penelitiannya pun
berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi
Berbasis Komputer”. B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah faktor keterlibatan komite audit dapat mempengaruhi kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer? 2. Apakah faktor kompetensi auditor dapat mempengaruhi kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer? 3. Apakah faktor independensi auditor dapat mempengaruhi kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer?
9 4. Apakah secara bersama-sama faktor keterlibatan komite audit,
kompetensi dan independensi auditor secara signifikan mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer?