Pengertian Audit Sistem Informasi Tujuan Audit Sistem Informasi

27 harus mengevaluasi apakah efisiensi masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisiensi jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal. e. Ekonomis Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter uang. Efisiensi berarti sumber daya minimum untuk mencapai hasil maksimal. Sedangkan ekonomis lebih bersifat pertimbangan ekonomi.

3. Proses Audit Sistem Informasi

Auditing merupakan sebuah proses penilaian dan pengujian yang dilaksanakan secara matematis oleh mereka yang memiliki keahlian dan independen terhadap bukti-bukti mengenai kegiatan ekonomi suatu badan usaha Gondodiyoto dan Hendarti, 2007. Berdasarkan dari definisi tersebut, maka proses dari audit sistem informasi dapat digambarkan sebagai berikut: a. Perencanaan Proses Pelaksanaan Audit Dalam hal ini pelaksanaan audit menjadi lebih rumit untuk auditing sistem informasi, karena sebagian besar pengolahan data menggunakan sistem komputerisasi, yang secara fisik tidak dapat dilihat pelaksanaannya. Rencana pemeriksaan dalam pelaksanaan audit terkait dengan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan pemeriksaan tersebut. 28 b. Mengumpulkan, Mengklasifikasi, dan Memeriksa Bukti Tujuan auditing adalah untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara aktivitas ekonomi sebuah badan usaha terhadap ketentuan yang telah ditetapkan. Guna menilai tingkat kesesuaian tersebut, seorang auditor harus memperoleh bukti-bukti yaitu segenap informasi yang bisa diperoleh dari bermacam cara seperti: kesaksian lisan, pernyataan tertulis dari pihak ketiga, hasil pengematan auditor itu sendiri, serta sumber-sumber lain yang dimungkinkan dan dibenarkan. c. Penilaian Kesesuaian dengan Ketentuan yang Berlaku Dalam audit sistem informasi, seorang auditor tidak dapat melihat secara fisik tahap demi tahap kegiatan pengelolaan data, apakah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, karena semua tahap tersebut terselenggara melalui program komputer serta menggunakan file-file data yang tidak bisa dibaca secara fisik. Selain itu ada kemungkinan program yang dipakai tidak sesuai dengan catatan dokumentasinya, sehingga agak sulit menemukan ketidakpastian antara program yang dipakai dengan program yang dibuat berdasarkan ketentuan. d. Membuat Laporan Hasil Audit Membuat laporan hasil audit merupakan tahap terakhir dalam proses auditing. Kemudian laporan hasil audit yang telah dibuat tersebut diserahkan kepada pihak-pihak yang terkait. Namun dalam 29 audit sistem informasi, pembuatan laporan hasil audit menjadi sangat rumit, karena istilah-istilah tersebut tidak dijumpai dalam audit konvensial.

4. Standar Audit Sistem Informasi

Standar audit sistem infornasi disusun oleh informasi System Audit and Control Assosiation ISACA. Alasan perlunya standar audit sistem informasi menurut Gondodiyoto dan Hendarti 2007, yaitu: a. Audit sistem informasi memerlukan standar karena audit sistem informasi memiliki ciri-ciri khas dan untuk dapat melaksanakan tugas itu dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam audit. b. Salah satu tujuan ISACA ialah melakukan globalisasi menduniakan standar audit sistem informasi, oleh karena itu pengembangan dan distribusi standar audit sistem informasi adalah merupakan salah satu kontribusi penting ISACA kepada komunitasprofesi audit sistem informasi.

D. Kualitas Audit

Saat ini pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan dipengaruhi oleh kualitas produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Kualitas jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami dan kabur, sehingga kerap kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat kualitasnya Parasuraman, 1985 dalam Nurchasanah dan Rahmanti, 2004. Berdasarkan pengertian tersebut terlihat dengan jelas bahwa kualitas audit tidak bisa diukur. Hal ini terbukti

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dengan ukuran kantor akuntan publik segabai variabel moderating: studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta

0 5 148

Pengaruh kompetensi, independensi, dan keahlian profesional terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi (studi kasus pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta Selatan)

4 32 171

Pengaruh penerapan EDP AUDIT, Kompentensi dan idependensi auditor terhadap tingakt materialitas dalam audit laporan keuangan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

1 12 123

Pengaruh keahlian audit dan indenfendensi auditor eksternal terhadap tingkat materialistas dalam audit laporan keuangan: studi empiris pada kantor akuntan publik yang terdapat di Jakarta

0 6 118

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITORTERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik se-Provinsi Yogyakarta).

0 1 16

Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Terhadap Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan).

0 2 83

Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit : Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

0 0 23

Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Terhadap Kantor Akuntan Publik di Jakarta Utara).

0 2 64

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA.

1 5 83

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, KOMPETENSI, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA.

0 2 110