Keterlibatan Komite Audit TINJAUAN PUSTAKA

35 Keterlibatan komite audit dan auditor independen yang berkualitas dapat mengurangi tindakan oportunistik manajemen. Tindakan manajemen melalui metode akuntansi yang ditentukan sendiri akrual memberikan peluang perusahaan mengatur laba yang dilaporkan untuk tujuan tertentu. Untuk mengurangi tindakan manajemen laba dibutuhkan pihak independen, yaitu komite audit dan auditor eksternal yang berkualitas yang mampu memonitor tindakan manajemen. Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Tujuan pembentukan komite audit adalah: 1. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum. 2. Memastikan bahwa internal kontrolnya memadai. 3. Menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang meterial di bidang keuangan dan implikasi hukumnya. 4. Merekomendasikan seleksi auditor eksternal. Fleming 2002 pada Sugiartha 2008 menjelaskan bahwa komite audit bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja auditor eksternal dan internal. Subur 2003 dalam Sugiartha 2008 berpendapat bahwa komite audit berfungsi untuk memperkuat peran auditor eksternal dengan menciptakan saluran komunikasi yang efektif untuk dapat mengemukakan pokok-pokok persoalan yang penting secara efektif. 36 Salah satu cara auditor mempertahankan independensinya adalah dengan membentuk komite audit Supriyono, 1998 dalam Susiana dan Arleen 2009. Sesuai dengan fungsi komite audit di atas, sedikit banyak keberadaan komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap kualitas dan integritas laporan keuangan yang dihasilkan. Suatu perusahaan dalam penentuan KAP yang akan melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan. Hal itu sesuai dengan hasil penelitian Mayangsari 2003 yang membuktikan bahwa KAP yang mempunyai spesialisasi dalam suatu industri juga berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficients. Bagi Kantor Akuntan Publik KAP berukuran besar, melihat hasil bahwa pengaruh ukuran KAP tidak terlalu kuat terhadap Earnings Response Coefficients maka modal klien dan rekananggota yang banyak hendaklah digunakan untuk meningkatkan citra sebagai KAP yang berkualitas dimata investor. Karena hal tersebut merupakan salah satu atribut kualitas audit seperti yang dikemukakan oleh Carcello et al. 1992 dalam Riyatno 2007, sehingga opini yang dikeluarkan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan benar-benar menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya dan informasi tersebut dipercaya oleh investor karena berasal dari KAP yang berkualitas dan kredibel. Agar fungsi tersebut terlaksana dengan baik maka komite audit harus bekerja secara efektif sehingga dapat menambah kualitas audit. 37

F. Kompetensi Auditor

Kompetensi adalah aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan tidak rutin Mayangsari, 2003. Dalam literatur psikologi, pengetahuan spesifik dan lama bekerja sebagai faktor penting untuk meningkatkan kompetensi. Ukuran kompetensi tidak cukup hanya pengalaman tetapi diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah unsur lain selain pengalaman Ashton, 1991 dalam Alim 2007. Standar umum pertama SA seksi 210 dalam SPAP 2008 menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga SA seksi 230 dalam SPAP, 2008 menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan seksama. Trotter 1986 dalam Christina 2007 mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. 38 Adapun Bedard 1986 dalam Sri Lastanti 2005 mengartikan keahlian atau kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Adapun kompetensi menurut Kusharyanti 2003 dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual, audit tim dan Kantor Akuntan Publik KAP. Masing-masing sudut pandang akan dibahas lebih mendetail berikut ini dalam Christina 2007:

1. Kompetensi Auditor Individual.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor, antara lain pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan umum dan khusus dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Selain itu diperlukan juga pengalaman dalam melakukan audit.

2. Kompetensi Audit Tim.

Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan bahwa jika pekerjaan menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya. Dalam suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri dari auditor junior, auditor senior, manajer dan partner. Kerjasama yang baik 39 antar anggota tim, profesionalime, persistensi, skeptisisme, proses kendali mutu yang kuat, pengalaman dengan klien, dan pengalaman industri yang baik akan menghasilkan tim audit yang berkualitas tinggi. Selain itu, adanya perhatian dari partner dan manajer pada penugasan ditemukan memiliki kaitan dengan kualitas audit.

3. Kompetensi dari Sudut Pandang KAP.

KAP yang besar menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi karena ada insentif untuk menjaga reputasi dipasar. Selain itu, KAP yang besar sudah mempunyai jaringan klien yang luas dan banyak sehingga mereka tidak tergantung atau tidak takut kehilangan klien. Selain itu KAP yang besar biasanya mempunyai sumber daya yang lebih banyak dan lebih baik untuk melatih auditor mereka, membiayai auditor ke berbagai pendidikan profesi berkelanjutan, dan melakukan pengujian audit daripada KAP kecil. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kompetensi dapat dilihat melalui berbagai sudut pandang. Namun dalam penelitian ini akan digunakan kompetensi dari sudut auditor individual, hal ini dikarenakan auditor adalah subjek yang melakukan audit secara langsung dan berhubungan langsung dalam proses audit sehingga diperlukan kompetensi yang baik untuk menghasilkan audit yang berkualitas.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dengan ukuran kantor akuntan publik segabai variabel moderating: studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta

0 5 148

Pengaruh kompetensi, independensi, dan keahlian profesional terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi (studi kasus pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta Selatan)

4 32 171

Pengaruh penerapan EDP AUDIT, Kompentensi dan idependensi auditor terhadap tingakt materialitas dalam audit laporan keuangan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

1 12 123

Pengaruh keahlian audit dan indenfendensi auditor eksternal terhadap tingkat materialistas dalam audit laporan keuangan: studi empiris pada kantor akuntan publik yang terdapat di Jakarta

0 6 118

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITORTERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik se-Provinsi Yogyakarta).

0 1 16

Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Terhadap Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan).

0 2 83

Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit : Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

0 0 23

Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Terhadap Kantor Akuntan Publik di Jakarta Utara).

0 2 64

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA.

1 5 83

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, KOMPETENSI, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA.

0 2 110