89 5
Belum tersedia laptop atau personal computer yang digunakan sebagai alat dalam mengajar, sehingga guru membawa laptop sendiri jika ingin mengajar
meggunakan LCD.
c. Pengelolaan Pembelajaran
Pembelajaran yang dilakukan di SMK Negeri 6 Surakarta belum semuanya dilakukan dengan team teaching, baru hanya pada pelajaran tertentu
seperti produktif yang sudah menggunakan team teaching. Seperti yang diungkapkan Informan III dalam wawancara tanggal 12 Juli 2010, sebagai
berikut : “ada team teaching yang lab itu ngaajarnya dua orang dua orang ada yang
tiga orang, tapi kebanyakan yang produktif, karena mungkin kan perlu dibuat kelompok-kelompok misalkan di lab yagn satu menerangkan yang
satu melihat sambil ngontrol dibelakang.”
Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar juga bermacam- macam, dengan adanya LCD sudah banyak dimanfaatkan oleh kebanyakan
guru. Namun masih tidak sedikit juga yang belum memanfaatkan dengan optimal media yang sudah disediakan sekolah dan masih mengajar dengan
metode yang konvensional seperti ceramah. Karena sebenarnya guru terkadang tidak memanfaatkan media belajar bukan karena tidak bisa melainkan tidak
mau memanfaatkan. Sebenarnya dari sekolah sudah memberikan pelatihan dan kursus kepada semua guru agar mampu mengoperasikan media yang telah
disediakan oleh sekolah. Namun karena semua itu kembali lagi kepada personal sehingga meski telah diberi pelatihan namun akan digunakan dan
dikembangkan atau tidak kembali lagi kepada masing-masing guru. Di SMK Negeri 6 Surakarta saat ini dapat dikatakan sudah cukup banyak guru yang
menggunakan berbagai metode pembelajaran dan memanfaatkan media pembelajaran yang telah disediakan oleh sekolah terutama guru yang berusia
muda. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Informan III dalam wawancara tanggal 12 Juli 2010, sebagai berikut :
“Metodenya juga ada yang diskusi, ceramah atau dibuat kelompok. Kalau guru muda itu kebanyakan sudah pake LCD pas ngajar. Tapi kebanyakan
sudah bisa karena sudah kursus di alfabank sampai lulus office sampai dilanjutkan tingkat lanjut, ada yang dikirim ke UNS itu sama pak Bayu
commit to users
90 Sangka. Tapi masih tetap ada yang manual. Dan besok kalau dana dari
ADB keluar akan diusahakan di tiap kelas ada komputernya jadi guru ngajar enggak harus bawa laptop sendiri. Tapi pake flasdisk.”
Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Informan IV dalam wawancara tanggal 12 Juli 2010, sebagai berikut :
“Pemanfaatannya belum optimal. Alasannya kenapa? Njenengan tahu, yang namanya guru itu kan seperti Magregor, pernah dengar? Ada teori xy.
karyawan itu bekerja karena kesadaran sehingga belajar itu merupakan tugas utamanya. Yang tidak mau, tidak bisa ya belajar sampai bisa, itu
teori y. kalau teori x ndak, karyawan maunya bekerja karena dicambuk. Ya kembali pada guru SMK 6. Ya ada yang giat sekali. Walaupun Kepala
Sekolah sudah mengusulkan untuk beli laptop, beli laptop, belajar komputer, sekolah sudah menyediakan kursus kita berlatih. Ning yo enek
guru sing ora gelem melu. Barang wis ono sing melu, ora ngembangkan. Kita kembali ke personalnya. Sekolah itu kan hanya memberikan pancing.
apakah mau dipake pancing itu untuk mancing ato tidak. Walaupun harapannya dari Direktorat sana semuanya guru itu sudah bisa
menggunakan laptop dan LCD. Ha ning yang namanya pegawai negeri itu kan lemah mb, ndak bisa kalo perusahaan kowe ora sesuai aturan keluar.
Pegawai Negeri ndak bisa Kepala Sekolah menekan guru seperti itu ndak bisa. Ning alhamdulilah SMK 6 terutama guru-guru muda khussunya, itu
guru-guru yang usianya empat puluh kebawah sudah semuanya pake laptop dan juga sudah menggunakan LCD. Hanya guru-guru yang wis
koyo saya ini, sudah tua-tua ini males.”
Dari uraian diatas dapat dsimpulkan pengelolaan pembelajaran di SMK Negeri 6 Surakarta adalah sebagai berikut :
1 SMK Negeri 6 Surakarta sudah menerapkan pembelajaran dengan metode
team teaching, namun tidak pada semua mata pelajaran melainkan kebanyakan di mata pelajaran produktif.
2 Dalam pengelolaan pembelajaran guru sudah sebagian besar memanfaatkan
media pembelajaran yang telah disediakan seperti LCD. Tetapi belum semua guru mau menggunakan. Hal ini tidak dikarenakan guru tidak mampu
mengoperasikan media belajar tersebut, karena sekolah sudah memberikan pelatihan dan kursus. Hal ini disebabakan karean faktor pribadi dari guru
seperti pada guru yang sudah tidak muda lagi karena sudah terbiasa mengajar dengan ceramah dan sulit untuk merubahnya dengan
menggunakan teknologi baru karena malas.
commit to users
91
d. Pengelolaan Administrasi Guru dan Siswa