Memberikan pelatihan kepada guru agar guru memanfaatkan fasilitas

100 disampaikan oleh Informan IV dalam wawancara tanggal 12 Juli 2010, sebagai berikut : “Upayanya terus sekarang walaupun moving class itu tiap kelas sudah diberi kelas. Walaupun moving class kelas ning kelas apa yang kelas tiga mungkin dipasrahi lab perkantoran, lab mengetik trus nanti Akuntansi jadi tiap kelas sekarang itu ada penanggung jawab kelasnya.” Dan yang disampaikan oleh Informan V dalam wawancara tanggal 14 Juli 2010, sebagai berikut : “Kan udah ada peraturan tiap pulang sekolah suruh piket, sudah ada pengumuman dari TU juga sudah dimumumkan.trus pagi sebelum guru masuk kelaas harus dibersihin.”

e. Penegasan guru wajib membawa dan mengisi buku administrasi

Untuk menghindari terbuangnya waktu karena harus mencari kelas, maka guru wajib membawa dan mengisi buku administrasi, dimana buku administrasi ini juga berfungsi sebagai jurnal bagi guru dalam mengajar, seperti materi yang disampaikan, siswa yang hadir, ijin ataupun sakit dan perkembangan siswa. Buku administrasi ini sebenarnya sudah diwajibkan dibawa dan diisi oleh setiap guru dalam mengajar, namun pada pelaksanaannya kadang guru tidak selalu membawanya sehingga cukup menghambat proses pembelajaran yang berlangsung. Berbeda dengan guru yang masih muda di SMK Negeri 6 Surakarta mereka lebih disiplin sehingga selalu membawa buku administrasi dan ketika tidak menemukan kelasnya akan tetap dicari sampai ketemu, seperti yang diungkapkan oleh Informan V dalam wawancara tanggal 14 Juli 2010, sebagai berikut : “Kalau guru yang muda biasanya disiplin tinggi,nyari sampai ketemu, malah nanti dikelas cerita tadi saya nyari muter-muter ternyata ruangnya disini kok kalian nggak nyari saya?”

f. Memberikan pelatihan kepada guru agar guru memanfaatkan fasilitas

belajar yang telah disediakan Di SMK Negeri 6 Surakarta sudah sebagian besar ruang teori dan ruang prakteklabolatorium sudah dilengkapi dengan LCD namun belum semua guru commit to users 101 mau dan mampu untuk memanfaatkan fasilitas tersebut, padahal dengan adanya fasilitas tersebut jika digunakan akan dapat memberikan variasi dalam metode pembelajaran sehingga siswa akan lebih tertarik untuk memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru jika dibandingkan dengan metode pembelajaran dengan metode ceramah yang biasa digunakan oleh guru. Meski demikian belum semua guru mampu memanfaatkan LCD yang sudah disediakan, maka dengan adanya pelatihan yang diselenggarakan oleh sekolah maka harapannya guru mau memanfaatkan LCD yang telah disediakan oleh sekolah dan tidak canggung lagi untuk menggunakan LCD serta menjadi terbiasa. Namun pada akhirnya kembali lagi kepada masing-masing guru apakah mau memanfaatkan fasilitas tersebut atau tidak. Seperti yang disampaikan oleh Informan IV dalam wawancara tanggal 12 Juli 2010, sebagai berikut : ”Walaupun Kepala Sekolah sudah mengusulkan untuk beli laptop, beli laptop, belajar komputer, sekolah sudah menyediakan kursus kita berlatih. Ning yo enek guru sing ora gelem melu. Barang wis ono sing melu, ora ngembangkan. Kita kembali ke personalnya. Sekolah itu kan hanya memberikan pancing. apakah mau dipake pancing itu untuk mancing ato tidak. Walaupun harapannya dari Direktorat sana semuanya guru itu sudah bisa menggunakan laptop dan LCD. Ha ning yang namanya pegawai negeri itu kan lemah mb, ndak bisa kalo perusahaan kowe ora sesuai aturan keluar. Pegawai Negeri ndak bisa Kepala Sekolah menekan guru seperti itu ndak bisa. Ning alhamdulilah SMK 6 terutama guru-guru muda khussunya, itu guru-guru yang usianya empat puluh kebawah sudah semuanya pake laptop dan juga sudah menggunakan LCD. Hanya guru- guru yang wis koyo saya ini, sudah tua-tua ini males.”

6. Kelebihan dan kekurangan SMK Negeri 6 Surakarta dalam