Faktor yang mempengaruhi penyimpanan

256 2 Serangga dan kutu Umumnya serangga memiliki umur yang pendek, namun dengan perkembangbiakannya yang cepat akan meningkatkan jumlahnya. Serangga dan kutu menyerang bahan dan struktur penyimpanan. Serangga betina akan menyerang biji untuk meletakkan telurnya. Serangga juga akan memakan produk yang disimpan dan mengkontaminasi produk dengan kotoran dan bagian tubuhnya. Serangga akan menyebabkan penurunan berat, kualitas, kandungan gizi serta viabilitas produk. Selain itu juga serangga akan menghadirkan bau yang tidak sedap pada produk. Kehadiran serangga juga akan meningkatkan suhu produk hingga 42 °C. Biji-bijian yang terserang serangga biasanya menjadi inaktif ketika kelembaban tidak lebih dari 9 dan suhu tidak lebih dari 40 °F. Serangga biasanya bersumber dari penyimpanan sebelumnya, tanaman dapat terserang dari sejak lahan, dan dari tikus sebagai pembawa serangga. Cara untuk membasmi serangga dapat dilakukan dengan cara kimiawi, pencucian biji-bijian, dan pengeringan yang tepat. Penggunaan dosis yang tepat harus dilakukan untuk mencegah kontaminasi bahan. Penyimpanan produk diusahakan tidak mencampur produk lama dengan produk yang baru. Fasilitas penyimpanan dan lingkungan tempat penyimpanan harus diberi desinfektan menggunakan insektisida. 257 Gambar 94. hewan-hewan yang dapat menjadi hama pada penyimpanan bahan Sumber : http:www.pestrap.co.ukbanner.jpg 3 Burung dan hewan pengerat Burung akan memakan biji-bijian ketika tempat penyimpanan terbuka yang menyebabkan burung dengan leluasa masuk ke dalam tempat pengimpanan. Dampak yang ditimbulkan oleh burung terhadap produk bukanlah hal yang serius mengingat biasanya hanya mengakibatkan berkurangnya jumlah produk. Hewan pengerat merupakan hewan yang bersifat parasit terhadap hasil panen produk. Untuk mendapatkan makanan hewan pengerat biasanya akan menyerang bangunan dan tempat penyimpanan produk. Hewan pengerat akan memakan biji dan menyisakan kulitnya. Hewan pengerat dapat menjadi pembawa penyakit dengan cara mengkontaminasi produk oleh kotoran yang mereka hasilkan. Keberadaan hewan pengerat khususnya tikus dapat diidentifikasi dari keberadaan kotoran, penyinaran dengan menggunakan black light, sisa kulit dari biji yang dimakan, dan wadah atau karung yang rusak akibat digigiti oleh tikus. 258 Cara yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya hewan pengerat adalah dengan melakukan sanitasi lingkungan yang baik, menjaga jarak tempat penyimpanan dari lantai misalnya 50 cm di atas lantai, membuat perangkap, atau juga menggunakan bahan kimia. 4 Aktivitas metabolisme Respirasi merupakan aktifitas metabolisme yang lazim terjadi selama penyimpanan. Respirasi akan menghasilkan panas, uap air, dan karbon dioksida. Adanya panas akan meningkatkan suhu produk dan akan merusak embrio biji dan mengurangi viabilitas dari hasil panen. Selama penyimpanan, suhu yang dianjurkan sekitar 15 °C dan kadar air produk sekitar 13-14 . 5 Faktor lingkungan Faktor lingkungan yang sering dikaitkan dengan penyimpanan produk meliputi :  Suhu  Kelembaban relatif  Keseimbangan kadar air  Polusi oleh asap dan bahan kimia Kadar air, kelembaban relatif, dan suhu penyimpanan merupakan tiga parameter penting yang harus dimonitor dan dikontrol selama penyimpanan untuk menjamin penyimpanan berlangsung secara tepat dan menghindari kerusakan produk. Selama penyimpanan, keseimbangan kadar air harus diperhatikan mengingat adanya interaksi antara produk dengan lingkungan sekitar terlebih jika produk bersifat higroskopis. Produk yang disimpan dalam suatu lingkungan, akan terus terjadi interaksi kadar air antara 259 produk dengan lingkungan. Pada suatu titik, interaksi ini akan terhenti seiring dengan tercapainya keseimbangan kadar air atau kelembaban antara produk dengan lingkungan. Keseimbangan kadar air ini dipengaruhi oleh curah hujan, kelembaban relatif, dan suhu. Wilayah dengan kelembaban relatif yang tinggi cenderung akan menghasilkan keseimbangan kadar air yang tinggi dan hal ini kurang ideal untuk pelaksanaan kegiatan penyimpanan. Penyimpanan yang berlangsung dapat juga dipengaruhi oleh adanya bahan kimia, debu, dan asap yang berasal dari lingkungan sekitar. Bahan kimia, debu, dan asap ini akan mengkontaminasi produk dan mengakibatkan terjadinya perubahan warna, bahkan tidak jarang akan mengakibatkan terjadinya keracunan.

d. Sarana penyimpanan

Fasilitas dari bangunan tempat penyimpanan yang bertujuan untuk menjaga kualitas disebut sebagai sarana penyimpanan. Pemilihan sarana penyimpanan tergantung dari tingkat produksi, cara penanganan, dan kondisi cuaca. Sarana penyimpanan dapat diklasifikasikan menjadi : 1 Sarana tradisional Sarana tradisional merupakan merupakan sarana yang digunakan pada skala kecil, penyimpanan jangka pendek dan membutuhkan investasi yang cukup tinggi. Sarana tradisional kadang-kadang juga digunakan untuk jangka waktu dan skala menengah. Sarana tradisional ini tidak membutuhkan teknologi yang tinggi untuk membuat, mengoperasikan, dan memeliharanya. Beberapa contoh sarana penyimpanan tradisional misalnya :  Peralatan rumah tangga  Kotak boks  Gudang  Rak 260 Peralatan rumah tangga merupakan sarana penyimpanan yang bisa digunakan dalam rumah tangga. Beberapa peralatan rumah tangga yang biasa digunakan misalnya kotak, keranjang, karung goni, karung polietilena, kontaniener plastik atau logam. Penggunaan peralatan rumah tangga misalnya karung disarankan diikat untuk mengurangi sirkulasi udara dan akan memghambat aktivitas serangga. Pada penyimpanan makanan disarankan tidak menggunakan bahan kimia agar tidak beresiko terjadinya kontaminasi. Kelemahan penggunaan sarana tradisional ini adalah tidak mampu untuk menjaga kualitas produk akibat pengaruh dari lingkungan misalnya akibat serangan serangga. Biji-bijian yang disimpan menggunakan sarana tradisional akan mudah terserang serangga disamping itu juga akan terkena pengaruh misalnya terjadi curah hujan yang tinggi dan akan berpengaruh terhadap kadar air produk. 2 Sarana modern Sarana penyimpanan