Pengaruh penggorengan KEGIATAN BELAJAR
                                                                                24
Gambar 10. Skema penggorengan secara kontinyu
Sumber : food processing Handbook Oksidasi  vitamin  di  dalam  minyak  akan  mengakibatkan  hilangnya
kandungan  nutrisi  di  dalamnya.  Retinol,  karoten,  dan  tokoferol  akan rusak dan akan berdampak pada perubahan di dalam rasa dan warna
minyak.    Tokoferol  merupakan  unsur  penting  sebagai  anti  oksidan yang  terkandung  dalam  minyak  sayur  karena  banyak  mengandung
lemak  tak  jenuh  dan  akan  teroksidasi  ketika  proses  penggorengan berlangsung.
2 Pengaruh terhadap produk
Tujuan utama dari proses penggorengan adalah untuk menghasilkan karakteristik  warna,  rasa,  dan  aroma  khas  yang  terbentuk  dalam
bahan  pangan.  Mutu  makanan  terbentuk  oleh  kombinasi  reaksi maillard  dan  bahan  yang  terserap  dari  minyak.  Faktor  utama  yang
mempengaruhi perubahan warna dan rasa pada makanan adalah: 
Tipejenis minyak yang digunakan 
Lama penggunaan minyak 
Tegangan permukaan antara minyak dan produk 
Suhu dan lama proses penggorengan 
Ukuran, kadar air dan karakter permukaan bahan 
Penanganan pasca penggorengan
25
Pada  perlakuan  awal  misalnya  blanching  dan  pengeringan  akan berpengaruh terhadap jumlah minyak yang terserap dalam makanan.
Untuk  menurunkan  jumlah  minyak  yang  terserap,  proses penggorengan  menggunakan  alat  penggorengan  yang  dapat  diatur
tekanannya misalnya pada alat penggorengan vakum. Tekstur  produk  hasil  penggorengan  terbentuk  akibat  adanya
perubahan protein, lemak, dan polimer karbohidrat. Perubahan mutu protein  akibat  hasil  dari  reaksi  maillard  yang  terjadi  selama  proses
penggorengan. Nilai  gizi  produk  ditentukan  oleh  tipe  proses  yang  digunakan.  Suhu
minyak yang tinggi akan mempercepat pembentukan kerak dan akan menutup  permukaan  bahan.  Hal  ini  akan  mengurangi  tingkat
perubahan  makanan  dan  mampu  menjaga  nilai  gizi  produk  tetap tinggi.
Proses  penggorengan  yang  bertujuan  untuk  pengeringan  bahan  dan memperpanjang  umur  simpan  akan  berdampak  pada  hilangnya
sebagian  besar  nutrisi  dan  sebagian  vitamin  terlarut.  Beberapa  zat gizi  yang  bersifat  tidak  tahan  panas  akan  segera  mengalami
kerusakan.  Misalnya  kandungan  vitamin  B1  thiamin,  Vitamin  C, Vitamin E  dan lain lain yang  akan menurun akibat penggorengan
  Pengukusan
Pengukusan  merupakan  salah  satu  proses  pengolahan  dengan memanfaatkan uap dalam berbagai derajat tekanan untuk mengubah
eating  quality  suatu  bahan.  pengukusan  dapat  juga  bertujuan  untuk menonaktifkan  enzim  yang  akan  merubah  warna,  cita  rasa  dan  nilai
gizi.  Pengukusan  dilakukan  dengan  menggunakan  suhu  air  lebih tinggi  dari  66  °C  dan  lebih  rendah  dari  82  °C.  Pada  proses
pengukusan  kadang-kadang  terjadi  pemanasan  yang  tidak  merata
26
pada bahan makanan dimana bahan makanan yang ada di bagian tepi tumpukan  mengalami  pemanasan  yang  berlebih  dibandingkan  di
bagian tengahnya. Ada  dua  metode  pengukusan  yaitu  pengukusan  tekanan  tinggi  dan
pengukusan  tekanan  rendah.  Pengukusan  dengan  tekanan  tinggi, dilakukan  pada  peralatan  yang  memungkinkan  uap  untuk  dapat
digunakan  secara  sempurna  tanpa  ada  yang  keluar  dari  peralatan. Dengan  kondisi demikian,  pengukusan  akan berlangsung lebih  cepat
dengan  suhu  yang  lebih  tinggi.  Contoh  pengukusan  dengan  tekanan tinggi ini adalah pada penggunaan autoclave.
Gambar 11. autoclave untuk pengukusan tekanan tinggi
Sumber : auracraft.file.wordpress.com Pengukusan  dengan  tekanan  rendah  dilakukan  baik  kontak  uap
secara  langsung  atau  tidak  langsung.  Pengukusan  secara  langsung yaitu bahan ditempatkan di dalam pengukus. Sedangkan pengukusan
tidak langsung bahan ditempatkan diantara dua pelat di atas panci air yang mendidih.
Keuntungan dari proses pengukusan  adalah : 
Nilai gizi bahan tetap 
Membuat beberapa makanan mudah dicerna
27
 Pengukusan  dengan  tekanan  rendah  mengurangi  resiko
pemasakan yang berlebih 
Penggunaan tekanan uap pada pengukusan mempercepat proses pengukusan karena uap dipaksa masuk ke dalam bahan
 Meminimalkan  kebutuhan  jumlah  tenaga  kerja  dan  cocok  untuk
proses skala besar 
Alat  pengukus  kecepatan  tinggi  mampu  digunakan  untuk memasak  sayuran  secara  cepat  dan  mampu  mempertahankan
nilai gizi, warna dan rasa dari sayuran
Kekurangan  dari  proses  pengukusan  ini  adalah  makanan  yang dihasilkan nampak kurang menarik.
  Pengasapan
Pengasapan merupakan  proses pengolahan menggunakan panas dan asap  yang  berasal  dari  kayu  atau  tempurung  kelapa  yang  dibakar
secara  lambat  tanpa  api  dan  bertujuan  untuk  memberi  aroma,  atau sebagai proses pengawetan makanan, terutama daging, ikan.
Proses pengasapan merupakan suatu rangkaian dari beberapa proses yaitu  penggaraman,  pengeringan,  pemanasan  dan  pengasapan
sendiri. Asap  yang  memiliki  peran  paling  utama  dalam  proses  pengasapan
merupakan  suspensi  dari  partikel  padat  dan  cair  dalam  medium  gas komponennya dapat dibagi  menjadi lima kelompok yaitu :
Kelompok fenol
Kelompok  fenol  paling  banyak  terdiri  atas  fraksi  uap,  selain  itu terdapat  juga  fraksi  partikel,  berfungsi  sebagai  antioksidan,
antimikroba, dan membentuk citarasa
28
Kelompok alkohol
Kelompok  alkohol  terdiri  atas  fraksi  uap,  memiliki  fungsi  utama sebagai pembentuk citarasa dan juga sebagai anti mikroba
Kelompok asam-asam organik:
Kelompok  asam-asam  organik  meliputi  fraksi  uap  dan  fraksi partikel dan berfungsi sebagai anti mikroba
Senyawa karbonil
Senyawa karbonil paling banyak terdiri atas fraksi partikel, selain itu  terdapat  juga  fraksi  uap,  berfungsi  sebagai  pembentuk  cita
rasa dan warna 
Senyawa hidrokarbon
Senyawa  hidrokarbon  hanya  terdiri  atas  fraksi  partikel.  Senyawa hidrokarbon  yang  merupakan  senyawa  polisiklik    dan  bersifat
karsinogenik yang terkandung dalam asap ini adalah  benzapirene dan  dibenzanthrasene  yang  akan  terbentuk  ketika  suhu
pembakaran bahan bakar terlalu tinggi.  Senyawa karsinogenik ini kadarnya  sangat  rendah  sehingga  bahaya  karsinogenesis  dapat
diabaikan.
Bahan  pangan  yang  diolah  melalui  proses  pengasapan  kadar airnya  akan  berkurang  dengan  adanya  uap  dan  panas  yang
dihasilkan dari pembakaran kayu. Berkurangnya kadar air dalam bahan  akan  memberi  dampak  yaitu  menghambat  pertumbuhan
mikroba  yang  merusak  bahan.  Selain  itu  asap  yang  dihasilkan akan  memberikan  cita  rasa  dan  aroma  yang  khas  akibat
terbentuknya  lapisan  pada  permukaan  bahan  terutama  daging. Lapisan  tersebut  merupakan  perpaduan  antara  senyawa  fenol
dan  formaldehid  yang  terkandung  dalam  asap  dan  bersifat sebagai fungisida atau membunuh jamur.
29
                