sebesar 0,993 0,90, nilai CFI sebesar 1,000 0,95, nilai TLI sebesar 1,010 0,95 dan nilai CMINDF sebesar 0,753 2 yang menunjukkan bahwa uji
kesesuaian model ini menghasilkan sebuah penerimaan yang baik, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa indikator-indikator
itu merupakan dimensi acuan yang sama bagi sebuah konstruk yang disebut fasilitas belajar dapat diterima. Dengan kata lain indikator: ruang belajar FB1;
penerangan yang cukup FB2; buku-buku pegangan FB3; kelengkapan peralatan belajar FB4 secara nyata membentuk variabel fasilitas belajar.
4.4.4 Analisis Konfirmatori Variabel Cara Belajar
Hasil analisis konfirmatori variabel cara belajar yang dibangun oleh lima indikator yaitu: pembuatan jadwal dan pelaksanaannya CB1; membaca dan
membuat catatan CB2; mengulangi bahan pelajaran CB3; konsentrasi CB4; mengerjakan tugas CB5 dapat dilihat pada grafik output analisis menggunakan
AMOS 18 seperti di bawah ini:
Gambar 4.4 Hasil Analisis Konfirmatori Variabel Cara Belajar
Hasil analisis konfirmatori tersebut dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
CB1 = 0,69CB + 0,47
CB2 = 0,67CB + 0,45
CB3 = 0,64CB + 0,41
CB4 = 0,78CB + 0,61
CB5 = 0,71CB + 0,50
Model tersebut menunjukkan hubungan antara setiap indikator pembentuk varibel motivasi belajar. Setiap terjadi kenaikan motivasi belajar 1 satuan akan
diikuti kenaikan pembuatan jadwal dan pelaksanaannya CB1 sebesar 0,47; membaca dan membuat catatan CB2 sebesar 0,45; mengulangi bahan pelajaran
CB3 sebesar 0,41; konsentrasi CB4 sebesar 0,61; mengerjakan tugas CB5 sebesar 0,50. Nilai persamaan tersebut menunjukkan kuat atau lemahnya
indikator-indikator yang membentuk variabel cara belajar. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum cara belajar siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ambarawa tahun ajaran 20122013 tergolong dalam kategori sedang. Hasil analisis konfirmatori pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa
indikator konsentrasi CB4 memiliki nilai koefisien konfirmatori tertinggi, yaitu 0,78. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki konsentrasi yang baik
akan lebih mudah menangkap dan memahami apa yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Mengulangi bahan pelajaran CB3 memiliki nilai koefisien konfirmatori paling rendah yaitu 0,64. Berdasarkan hasil angket penelitian yang diisi oleh siswa
diperoleh informasi bahwa siswa cenderung hanya belajar saat akan diadakan ulangan saja. Siswa kurang mengulang materi pelajaran yang telah diajarkan guru
secara berulang-ulang, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal.
Cara belajar dari hasil konfirmatori diuji tingkat kesesuaian atau kebermaknaannya menggunakan evaluasi kriteria goodness-of-fit Index yang
dibandingkan dengan nilai standar seperti tertera pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Model-
Goodness-of-fit test Konfirmatori Variabel Cara Belajar Goodness of Fit Index
Cut – Off Value Hasil Model
Keterangan
Chi – square
6,722 Diharapkan Kecil
Probability ≥ 0,05
0,242 Baik
RMSEA ≤ 0,08
0,055 Baik
GFI ≥ 0,90
0,977 Baik
CFI ≥ 0,95
0,991 Baik
TLI ≥ 0,95
0,981 Cukup Baik
CMINDF ≤ 2,00
1,344 Baik
Sumber: Hasil perhitungan AMOS, 2013 Berdasarkan Tabel 4.9 di atas tampak nilai chi square cukup kecil yaitu
6,722 dengan probabilitas 0,242 0,05, nilai RMSEA sebesar 0,055 0,08, nilai GFI sebesar 0,977 0,90, nilai CFI sebesar 0,991 0,95, nilai TLI sebesar 0,981
0,95 dan nilai CMINDF sebesar 1,344 2. Walaupun masih ada satu uji kesesuaian model yang dibawah kriteria namun secara keseluruhan model bisa
diterima, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa indikator-indikator itu merupakan dimensi acuan yang sama bagi sebuah
konstruk yang disebut cara belajar dapat diterima. Dengan kata lain indikator: pembuatan jadwal dan pelaksanaannya CB1; membaca dan membuat catatan
CB2; mengulangi bahan pelajaran CB3; konsentrasi CB4; mengerjakan tugas CB5 secara nyata membentuk variabel cara belajar.
4.5 Analisis Structural Equation Modeling SEM