3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup
bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan
mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik,
maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan.
Ruminiati kemudian menyimpulkan bahwa tujuan PKn di SD adalah untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau, dan
sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, kelak siswa diharapkan dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik, serta mampu
mengikuti kemajuan teknologi modern.
2.1.5.2. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
PKn mengalami perubahan nama dan cakupan materi dari waktu ke waktu. Bersumber dari Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 16 tahun
2007, Mardiati, 2010: 9 menyebutkan perubahan nama dan cakupan materi PKn dmulai dari Civics yang materinya menuju kepada warga negara yang baik saja,
Pendidikan Moral Pancasila PMP, Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan PPKn yang materinya berupa nila-nilai dari sila-sila Pancasila dan Eka Prasetia
Panca Karsa. Pada era reformasi diubah menjadi PKn yang ruang lingkup muatannya berisi tentang kebebasan bertanggung jawab, tata negara, persatuan
dan kesatuan bangsa, hak asasi manusia, norma dan peraturan, konstitusi negara,
kebutuhan warga negara, kekuasaan dan politik, Pancasila sebagai idiologi terbuka, dan globalisasi. Guru PKn diwajibkan memiliki kompetensi guru mata
pelajaran PKn sebagai berikut: memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran PKn. Guru harus memahami subtansi
PKn yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan civic knowledge, nilai dan sikap kewargagenaraan civic desposition, dan ketrampilan kewarganegaraan
civic skill; serta mampu menunjukkan manfaat mata pelajaran PKn.
2.1.5.3.Struktur Kelimuan PKn SDMI
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
Pendidikan pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis Pendidikan
Umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b.
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c.
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d.
kelompok mata pelajaran estetika;
e.
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
Kurikulum SDMI memuat delapan mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah. Substansi mata mata pelajaran IPA dan IPS SDMI merupakan IPA
terpadu dan IPS terpadu, pembelajaran pada kelas rendah dilaksanakan melalui
pendekatan tematik termasuk PKn, sedangkan kelas tinggi dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Alokasi waktu satu jam pembelajaran 35 menit.
Cakupan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian adalah:
peningkatan kesadaran, dan wawasan peserta didik akan status hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebaai manusia. Kesadaran dan wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme, bela negara, penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, membayar pajak, dan
sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme.
2.1.6. Model Pembelajaran Structured Numbered Heads